Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

11 Maret 2024   15:14 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:17 21962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Pada tahapan Demonstrasi Kontekstual, CGP diharapkan mampu menjalankan langkah-langkah B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) sesuai dengan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang sebelumnya telah dirancang. CGP bertanggung jawab untuk mendokumentasikan pelaksanaan tahapan tersebut. 

Pertanyaan pemantik 

1. Bagaimana saya dapat mengimplementasikan rencana program yang telah dirancang ke dalam tindakan nyata? 

2. Apa langkah-langkah yang dapat saya ambil untuk mewujudkannya?

Jawaban saya

Untuk mewujudkan rencana program ke dalam tindakan nyata, saya akan melakukan identifikasi tindakan yang diperlukan, buat rencana tindakan terinci dengan target dan tanggung jawab, alokasikan sumber daya seperti tenaga kerja dan biaya, dan pantau serta kendalikan proses. Evaluasi setelah selesai akan menentukan keberhasilan rencana. 

Misalnya, dalam pengembangan aplikasi, tentukan langkah-langkah, buat jadwal dan alokasi sumber daya, lakukan pengawasan ketat, dan evaluasi hasil akhir. Langkah-langkah ini menjadi panduan untuk menerapkan rencana program secara efektif ke dalam tindakan nyata.

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Judul Program

Spensa Masagi (SMPN 1 Sumedang Melestarikan Aksara Sunda dengan poster diGital tentang Idiom)

Tujuan Program

Program intrakurikuler Spensa Masagi (SMPN 1 Sumedang Melestarikan Aksara Sunda dengan Poster Digital tentang Idiom) bertujuan utama untuk melestarikan aksara Sunda dengan meningkatkan minat dan kesadaran siswa, serta memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang aksara Sunda. 

Selain itu, program ini juga memperkenalkan idiom Sunda untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa. Selain aspek bahasa, program ini fokus pada peningkatan kreativitas dan keterampilan digital siswa melalui pembuatan poster digital. 

Secara keseluruhan, program ini bertujuan mempromosikan budaya Sunda, membangkitkan kecintaan terhadap bahasa dan warisan budaya lokal. Program ini diharapkan memberikan dampak positif bagi siswa dan masyarakat.

Latar Belakang

Bahasa Sunda merupakan salah satu aset budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan bahasa Sunda semakin tergeser oleh bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa asing, terutama di kalangan generasi muda. 

Program Pelestarian Aksara Sunda berjudul Spensa Masagi muncul dari kekhawatiran akan punahnya aksara Sunda, tergambar dari capaian rapor pendidikan yang menunjukkan rendahnya nilai Bahasa Sunda, minimnya pemahaman siswa terhadap pentingnya aksara Sunda, dan kurangnya minat serta motivasi dalam mempelajarinya. 

Meskipun demikian, program ini diimplementasikan dengan memanfaatkan aset yang dimiliki, seperti minat siswa terhadap teknologi digital, keberadaan guru yang memahami aksara Sunda, dan prestasi siswa sebagai juara lomba tingkat provinsi. 

Upaya khusus dilakukan melalui pengembangan program pembelajaran inovatif, peningkatan kompetensi guru, perkuatan kerjasama sekolah-masyarakat, serta peningkatan promosi dan edukasi mengenai pentingnya aksara Sunda. Program ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dan memperkokoh pelestarian budaya Sunda.

Dalam studi ini, akan dibahas secara detail mengenai implementasi, hasil, dampak, refleksi, serta rencana ke depan dari Program Spensa Masagi.

Tahapan Bagja

B-uat Pertanyaan Utama

Membuat pertanyaan utama

Langkah pertama adalah merumuskan pertanyaan pokok yang akan mengarahkan penelitian terhadap kekuatan, potensi, dan peluang. Pertanyaan pokok haruslah jelas, relevan, dan mampu dijawab. Sebagai contoh: Bagaimana dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar aksara sunda pada siswa?

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dokumentasi Tahap B

Diskusi dengan sesama rekan guru/ Dok. Pribadi FB Isur Suryati
Diskusi dengan sesama rekan guru/ Dok. Pribadi FB Isur Suryati
Catatan Refleksi Tahap Buat Pertanyaan Utama

1. Fakta (Fact):

a. Program Spensa Masagi (SMPN 1 Sumedang Melestarikan Aksara Sunda dengan Poster Digital Idiom) digagas untuk pelestarian aksara Sunda.
b. Melibatkan siswa dalam pembuatan poster digital idiom Sunda.
c. Dimulai dengan pertanyaan utama: "Apa yang ingin kamu pelajari tentang aksara Sunda dan idiom Sunda melalui program Spensa Masagi?"


2. Perasaan (Feeling):

Rasa antusias yang saya miliki terhadap program ini sangat mendalam. Melihat semangat siswa dalam belajar aksara Sunda benar-benar membesarkan hati saya. Keantusiasan mereka menjadi pendorong utama saya untuk terus memberikan dukungan dan bimbingan. 

Melihat hasil kreatif siswa dalam bentuk poster digital membuat saya merasa bangga sebagai penggagas program. Setiap karya menjadi bukti konkret betapa program ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka terhadap aksara Sunda melalui media yang kreatif. 

Keberhasilan mereka menciptakan poster digital tidak hanya menunjukkan kemampuan artistik, tetapi juga keseriusan dan dedikasi mereka dalam mengikuti program ini. Kesenangan dan kebanggaan ini menjadi dorongan besar bagi saya untuk terus memajukan dan mengembangkan program Spensa Masagi ke tingkat yang lebih baik lagi.


3. Temuan (Finding):

Diskusi dengan siswa dalam penyampaian program Spensa Masagi mengungkap pembelajaran berharga. Siswa menunjukkan antusiasme tinggi, kreativitas yang menginspirasi, dan keinginan kuat untuk memahami aksara Sunda. Melalui partisipasi aktif, mereka mengekspresikan rasa bangga terhadap budaya Sunda. 

Siswa juga mengemukakan pentingnya dukungan dan sarana prasarana. Pembelajaran ini memberikan wawasan tentang bagaimana meningkatkan program, memastikan kesesuaian dengan harapan siswa, dan merangsang minat mereka dalam melestarikan aksara Sunda melalui poster digital.


4. Masa Depan (Future):

Melalui diskusi dengan rekan guru dan siswa, harapan saya ke depan terkait program Spensa Masagi semakin terwujud. Saya berharap rekan guru dapat memberikan dukungan yang lebih intensif, saling bertukar ide untuk peningkatan program, dan berkontribusi pada pelestarian budaya Sunda.

 Diskusi dengan siswa memberikan harapan bahwa minat mereka terhadap aksara Sunda terus berkembang, kreativitas mereka semakin mekar, dan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya semakin mengakar. Saya berharap program ini tidak hanya menjadi kegiatan sekolah biasa tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas siswa dalam mencintai dan memahami warisan budaya mereka.

Tahapan Bagja

Tahap A-mbil pelajaran

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Bukti Dokumentasi Tahap A

Dok. Pribadi FB Isur Suryati
Dok. Pribadi FB Isur Suryati

Catatan Refleksi Tahap A

1. Fact

Pada tahap "Ambil Pelajaran" program Spensa Masagi, sejumlah kegiatan telah dilakukan. 

Saya melakukan pencarian referensi terkait aksara Sunda dan idiom Sunda dari berbagai sumber, termasuk buku, artikel, dan website. 

Saya juga aktif berdiskusi dengan rekan guru Bahasa Sunda, memperoleh masukan dan saran yang berharga untuk pengembangan program.

2. Feeling

Perasaan senang dan terinspirasi muncul dengan melihat banyaknya referensi yang tersedia, sementara dukungan dari rekan guru meningkatkan keyakinan bahwa program Spensa Masagi memiliki potensi kesuksesan. Menyadari temuan ini, saya merasa optimis bahwa program ini dapat berjalan dengan baik.

3. Finding

 Referensi yang saya kumpulkan untuk program Spensa Masagi melibatkan berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan website, yang memberikan wawasan mendalam tentang aksara Sunda dan idiom Sunda. 

Selain itu, masukan serta saran yang berharga dari rekan guru Bahasa Sunda juga turut membentuk landasan pengembangan program ini. 

Dukungan konstruktif ini sangat berperan dalam merinci aspek-aspek kritis dan menyempurnakan strategi pelaksanaan. Selanjutnya, melihat keberhasilan program-program serupa di sekolah lain memberikan inspirasi serta pandangan yang berharga untuk dijadikan contoh dan acuan. 

Kombinasi dari referensi, masukan rekan guru, dan program-program sejenis memberikan fondasi yang kokoh untuk menghasilkan program Spensa Masagi yang efektif dan berdampak positif.

4. Future

Ke depan, hasil dari tahap "Ambil Pelajaran" ini akan saya manfaatkan untuk menyusun materi pembelajaran, merencanakan kegiatan, dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan program Spensa Masagi. 

Hal ini akan menjadi landasan kuat untuk melangkah ke tahap selanjutnya dalam pengembangan program.

Implementasi Program Spensa Masagi

Program Spensa Masagi diimplementasikan secara intrakurikuler di SMPN 1 Sumedang. Berikut adalah langkah-langkah implementasinya:


Pemilihan Idiom Sunda:
Guru bahasa Sunda memilih idiom Sunda yang akan menjadi fokus pembelajaran. Pemilihan idiom dilakukan dengan mempertimbangkan nilai budaya dan kesesuaian dengan konteks siswa.

Pembuatan Poster Digital:
Setelah pemilihan idiom, siswa diberikan tugas untuk membuat poster digital yang mengilustrasikan dan menjelaskan idiom tersebut. Mereka dapat menggunakan berbagai aplikasi desain grafis seperti Canva atau PosterMyWall.

Presentasi di Kelas:
Setelah pembuatan poster selesai, siswa mempresentasikan poster mereka di depan kelas. Mereka menjelaskan makna dan penggunaan idiom Sunda tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian:
Guru dan siswa memberikan penilaian terhadap poster digital yang dipresentasikan. Penilaian dilakukan berdasarkan aspek desain, konten, dan penyampaian presentasi.

Hasil dan Dampak Program
1. Meningkatnya Minat Siswa
Melalui program ini, terlihat peningkatan minat siswa terhadap bahasa Sunda. Mereka lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran bahasa Sunda dan membuat poster digital.

2.Melestarikan Aksara Sunda dan Nilai Budaya:


Poster digital yang dibuat oleh siswa memuat idiom Sunda yang kaya akan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini membantu dalam melestarikan aksara Sunda dan nilai-nilai budaya tradisional.

3. Peningkatan Keterampilan Teknologi Digital:


Siswa juga mengalami peningkatan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital. Mereka belajar menggunakan aplikasi desain grafis dan presentasi untuk membuat dan menyampaikan poster digital mereka.

Program Spensa Masagi diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan minat siswa terhadap bahasa Sunda, melestarikan aksara Sunda, dan meningkatkan keterampilan teknologi digital siswa di SMPN 1 Sumedang. 

Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dan meningkatkan efektivitas program secara menyeluruh dibutuhkan upaya yang signipikan dan kolaborasi penuh antara guru mata pelajaran dan peserta didik. Dengan demikian, program ini dapat terus berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan bahasa dan budaya lokal di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun