Ketidaksenangan: Pak Pupur merasa sedih direkomendasikan menjadi pengawas sekolah.
Kecintaannya Mengajar: Kemungkinan Pak Pupur lebih memilih fokus mengajar dan enggan meninggalkan murid-muridnya.
Dedikasi: Pak Pupur mungkin merasa lebih berdedikasi untuk mengajar daripada menjadi pengawas.
Langkah-langkah sebagai Kepala Sekolah:
Memahami Alasan Pak Pupur:
Mengadakan dialog terbuka dengan Pak Pupur untuk memahami alasan di balik keengganannya menjadi pengawas.
Mendengarkan dengan penuh empati dan tanpa menghakimi.
Menawarkan Solusi Alternatif:
Memberikan Pak Pupur pilihan untuk tetap mengajar sambil berkontribusi dalam pengembangan sekolah di bidang lain.
Menawarkan peran lain yang sesuai dengan minat dan bakat Pak Pupur, seperti menjadi mentor guru atau pembimbing ekstrakurikuler.
Menjelaskan Keuntungan Menjadi Pengawas:
Memberikan informasi tentang peran dan tanggung jawab pengawas sekolah secara detail.
Menjelaskan peluang pengembangan diri dan karir sebagai pengawas.
Mendukung Keputusan Pak Pupur:
Menghormati keputusan Pak Pupur, apa pun pilihannya.
Memberikan dukungan penuh kepada Pak Pupur dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi dan tujuan karir yang berbeda. Sebagai pemimpin, saya harus menghargai pilihan Pak Pupur dan membantunya menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya dan sekolah. Diskusi dan refleksi atas kasus ini diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan pendidikan untuk memahami kompleksitas permasalahan yang dihadapi guru dan menemukan solusi yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H