Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

9 Februari 2024   18:30 Diperbarui: 9 Februari 2024   18:33 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat datang di Ruang Kolaborasi Modul 3.1! Saya senang kita bisa bertemu di sini.

Dalam modul ini, Saya telah menjelajahi konsep pentingnya pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan bagi seorang pemimpin pembelajaran. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan adalah kunci utama untuk mencapai kepemimpinan yang efektif dan menginspirasi.

Sebagai bagian dari proses pembelajaran di modul ini, saya dituntut untuk membagikan hasil tugas saya di Ruang Kolaborasi. Tugas ini dirancang untuk mengevaluasi pemahaman saya tentang materi yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan untuk menerapkannya dalam konteks situasi nyata.

Ruang Kolaborasi ini dirancang sebagai tempat untuk berdiskusi, belajar satu sama lain, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang kepemimpinan berbasis nilai kebajikan. Artikel ini adalah catatan tugas saya, ijin berbagi, ya.

Kasus

Bu Ira sering menyaksikan Pak Arman tiba terlambat untuk mengajar, tanpa persiapan materi yang memadai, bahkan terkadang terpergok merokok di area sekolah. Sikap Pak Arman ini membuat Bu Ira prihatin karena potensinya merugikan siswa dan citra sekolah.

Dalam benaknya, muncul dilema etika. Di satu sisi, Bu Ira merasa loyal kepada sesama rekan kerja dan enggan mencemarkan nama Pak Arman di depan Kepala Sekolah. Namun, di sisi lain, ia sadar bahwa diamnya bisa berarti mendukung perilaku buruk yang terus berlanjut, mengakibatkan kerugian bagi siswa.

Bu Ira mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan atau ketidaktindakan yang akan diambilnya. Dia menyadari bahwa jika tidak mengambil tindakan apa pun, akan membahayakan pendidikan dan kesejahteraan siswa. Namun, dia juga menyadari pentingnya mendukung dan menghormati kolega. 

Oleh karena itu, Bu Ira merasa perlu mencari cara untuk menyelesaikan dilema ini dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, termasuk siswa, sekolah, dan Pak Arman sendiri.

Analisis Kasus

a. 4 Paradigma Dilema Etika

Dalam situasi ini, prinsip yang paling menonjol adalah "Persaingan antara Kepentingan Individu dan Masyarakat" (Competition between Individual and Community Interests). Sementara Bu Ira memiliki kesetiaan terhadap Pak Arman sebagai kolega dan berusaha menjaga hubungan profesional yang baik, dia menyadari bahwa ketidakintervensian terhadap perilaku tidak etis Pak Arman dapat berdampak negatif pada siswa dan reputasi sekolah.

Keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat dan siswa menjadi yang utama, karena tindakan tidak etis Pak Arman berpotensi mengganggu pendidikan dan kesejahteraan siswa serta reputasi keseluruhan sekolah. Sebagai hasilnya, Bu Ira berada dalam dilema antara loyalitas kepada individu (Pak Arman) dan tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan siswa dan citra sekolah secara keseluruhan.

b. 3 Prinsip Dilema Etika

Dalam konteks kasus ini, prinsip yang dominan adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Meskipun penting untuk mempertimbangkan semua prinsip pengambilan keputusan, kepedulian terhadap kesejahteraan siswa menjadi yang terutama. Bu Ira menyadari bahwa perilaku tidak etis Pak Arman dapat merugikan siswa langsung, sehingga fokusnya adalah pada kesejahteraan siswa dalam pengambilan keputusan. Meskipun dia mempertimbangkan loyalitas terhadap Pak Arman dan konsekuensi jangka panjang dari tindakan atau ketidaktindakan, kepentingan siswa dan kesejahteraan mereka di sekolah menjadi yang utama. Oleh karena itu, dalam mengatasi dilema ini, Bu Ira cenderung memberi lebih banyak perhatian pada prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli untuk memastikan keputusan yang diambilnya mendukung kesejahteraan siswa.

c. 9 Langkah Pengambilan Keputusan

Berikut adalah analisis kasus di atas berdasarkan 9 langkah pengambilan keputusan:

1. Kenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini:
Dalam kasus ini, terdapat pertentangan antara nilai-nilai loyalitas terhadap rekan kerja dan tanggung jawab terhadap kesejahteraan siswa.

2. Tentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini:
Pihak yang terlibat adalah Bu Ira, Pak Arman, siswa, sekolah, dan Kepala Sekolah.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini:
Fakta-fakta yang relevan termasuk perilaku Pak Arman yang terlambat, tidak mempersiapkan materi, dan merokok di area sekolah.

4. Lakukan pengujian benar atau salah:

a. Uji legal: Tidak melanggar hukum.
b. Uji regulasi: Melanggar peraturan atau kode etik.
c. Uji intuisi: Tidak terasa benar menurut intuisi Bu Ira.
d. Uji publikasi: Reaksi orang lain dapat negatif.
e. Uji panutan: Tidak ingin orang lain melakukan hal yang sama.


5. Lakukan pengujian Paradigma Benar lawan Benar:

a. Individu lawan masyarakat: Lebih menguntungkan masyarakat.
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan: Lebih adil.
c. Kebenaran lawan kesetiaan: Lebih mementingkan kebenaran.
d. Jangka pendek lawan jangka panjang: Lebih menguntungkan dalam jangka panjang.


6. Lakukan Prinsip Resolusi:

a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir: Menentukan solusi yang paling memungkinkan mencapai tujuan kesejahteraan siswa dan citra sekolah.
b. Berpikir Berbasis Peraturan: Memilih opsi yang sesuai dengan aturan dan norma yang relevan.
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli: Memilih opsi yang paling minim dampak negatifnya bagi siswa dan sekolah.


7. Investigasi opsi trilema:
Bu Ira dapat mencari opsi lain seperti memberikan peringatan atau dukungan kepada Pak Arman dalam memperbaiki perilakunya. Mungkin ada cara untuk menggabungkan beberapa opsi atau memodifikasi opsi yang ada.

8. Buat keputusan:
Bu Ira memutuskan untuk berbicara dengan Pak Arman secara pribadi dan memperingatkannya tentang dampak perilakunya terhadap siswa dan citra sekolah.

9. Tinjau kembali keputusan dan refleksikan:
Bu Ira harus memastikan bahwa keputusannya sesuai dengan nilai-nilai yang dipegangnya, dan belajar dari proses pengambilan keputusan ini untuk menghadapi dilema etika di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun