Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Topik Disiplin Positif tentang Penerapan Segi Tiga Restitusi

16 Januari 2024   12:47 Diperbarui: 17 Januari 2024   01:58 4163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SMA ujian.(KOMPAS.com/ALBERTUS ADIT)

Mengatasi Pelanggaran Siswa melalui Penerapan Segitiga Restitusi dalam Disiplin Positif

Pelanggaran siswa terhadap peraturan sekolah dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan belajar. Artikel ini akan membahas berbagai bentuk pelanggaran, seperti terlambat datang, tidak mengenakan seragam, dan merokok di lingkungan sekolah.

Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengatasi pelanggaran ini adalah melalui penerapan segitiga restitusi dalam disiplin positif. 

Dengan fokus pada memahami kesalahan, tawaran bukan paksaan, dan mengembalikan siswa pada kelompoknya, metode ini dapat membantu siswa memahami konsekuensi tindakan mereka dan memperbaiki perilaku.

Sistem pendidikan memegang peran krusial dalam membentuk karakter dan perilaku siswa. Namun, tidak jarang kita menemui kasus pelanggaran siswa terhadap peraturan sekolah yang dapat merugikan lingkungan belajar. 

Pelanggaran seperti terlambat datang, tidak mengenakan seragam, merokok di lingkungan sekolah, dan perilaku yang mengganggu keamanan dan ketertiban, dapat merusak kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar.

Kisah Ibu Siti dalam mengatasi pelanggaran siswa

Di sebuah sekolah yang dikenal dengan atmosfer pendidikan yang positif dan inklusif, terdapat seorang guru yang menjadi pionir dalam mengatasi pelanggaran siswa melalui penerapan Segitiga Restitusi dalam Disiplin Positif. 

Guru tersebut, Ibu Siti, adalah sosok pendidik yang memiliki visi untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya memberikan sanksi, tetapi juga mengajarkan tanggung jawab dan pemahaman atas konsekuensi dari tindakan.

Ibu Siti memahami bahwa pendekatan tradisional terhadap disiplin seringkali tidak cukup efektif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun