Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Menyusun Pelaporan Hasil Belajar yang Efektif bagi Guru

20 Desember 2023   18:30 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:35 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rapor hasil belajar siswa. Sumber: Tribun Jabar

Ibu Ema, seorang guru yang berdedikasi di sekolah menengah, tengah menghadapi tantangan besar dalam menyusun laporan hasil belajar siswanya setelah melewati pekan ujian yang melelahkan. 

Ibu Ema merasa kebingungan karena sulit menuliskan laporan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Awalnya, Ibu Ema terhambat karena belum sepenuhnya memahami tujuan dan sasaran laporan hasil belajar. 

Dia menyadari bahwa laporan tersebut bukan hanya mencerminkan pencapaian siswa, melainkan juga menjadi panduan untuk siswa, guru, dan orang tua dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Ibu Ema memulai perjalanan penyusunan laporan dengan langkah awal yang kuat, yaitu memahami secara mendalam tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Tantangan berlanjut saat Ibu Ema harus menentukan komponen-komponen apa saja yang sebaiknya dimasukkan dalam laporan hasil belajar. 

Meskipun sebagian besar komponen sudah ditetapkan, Ibu Ema merasa perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan sekolah dan siswa yang beragam. 

Identitas siswa, nilai hasil belajar, ketercapaian kompetensi, program pengembangan diri, akhlak mulia dan kepribadian, ketidakhadiran, catatan wali kelas, keterangan pindah sekolah, dan catatan prestasi siswa harus diakomodasi secara hati-hati agar memberikan informasi yang lengkap dan relevan.

Proses berikutnya, yaitu pengumpulan data hasil belajar siswa, menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu Ema. Data harus dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti hasil ujian, tugas, dan pengamatan guru. 

Koordinasi dengan rekan guru mata pelajaran menjadi krusial untuk memastikan data yang diperoleh benar-benar lengkap dan akurat. Ibu Ema menyadari bahwa ketidaklengkapan data dapat mengurangi keakuratan laporan hasil belajar.

Setelah berhasil mengumpulkan data, Ibu Ema merasa perlu melakukan analisis yang cermat untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa. 

Penggunaan tabel, grafik, dan deskripsi menjadi alat bantu dalam menganalisis data ini. Proses analisis menjadi jembatan untuk menyusun laporan yang tidak hanya berisi angka-angka, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang perkembangan siswa.

Meski demikian, penulisan laporan menjadi momok bagi Ibu Ema. Bahasa yang digunakan harus formal dan baku, tetapi tetap mudah dipahami. 

Ibu Ema merasa tertantang untuk menghindari penggunaan jargon atau istilah sulit yang bisa membuat laporan sulit dimengerti. Selain itu, kalimat yang positif dan membangun harus diutamakan agar laporan tidak hanya berfungsi sebagai instrumen penilaian, tetapi juga sebagai sumber motivasi.

Terakhir, Ibu Ema sadar bahwa revisi laporan hasil belajar diperlukan untuk memastikan kelengkapan dan akurasi. Dia meminta bantuan dari rekan guru atau kepala sekolah untuk memberikan masukan yang konstruktif. 

Revisi menjadi langkah terakhir namun tak kalah penting untuk memastikan bahwa laporan hasil belajar yang disusun benar-benar berkualitas.

https://www.pexels.com
https://www.pexels.com

Meski dihadapkan pada sejumlah tantangan, Ibu Ema tetap berkomitmen untuk menyusun laporan hasil belajar yang baik dan bermanfaat. 

Pengalaman ini mengajarkannya tentang pentingnya kesabaran, kerjasama, dan ketelitian dalam menyusun dokumen yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan pendidikan siswa.

Menyusun laporan hasil belajar yang baik seperti yang dilakukan Ibu Ema dalam ilustrasi diatas, merupakan tugas penting bagi para guru setelah melalui pekan ujian. 

Rapor, sebagai dokumen yang memuat informasi seputar pencapaian siswa selama satu semester, bukan hanya sekadar penilaian, melainkan juga menjadi instrumen evaluasi bagi guru dan sekolah.

Oleh karena itu, proses penyusunan laporan harus dilakukan dengan cermat dan profesional agar dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kemajuan siswa serta menjadi pedoman bagi siswa, guru, dan orang tua dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Langkah awal yang krusial dalam menyusun laporan hasil belajar adalah memahami dengan jelas tujuan dan sasaran dari laporan tersebut. 

Tujuan laporan adalah memberikan informasi menyeluruh tentang kemajuan belajar siswa selama satu semester, dengan sasaran yang mencakup siswa, guru, dan orang tua. 

Memahami tujuan dan sasaran ini menjadi dasar untuk menyusun laporan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberikan dampak positif.

Komponen-komponen yang ada dalam laporan hasil belajar juga harus dipahami dan ditentukan dengan jelas. Identitas siswa, nilai hasil belajar, ketercapaian kompetensi, program pengembangan diri, akhlak mulia dan kepribadian, ketidakhadiran, catatan wali kelas, keterangan pindah sekolah, dan catatan prestasi siswa merupakan elemen-elemen penting yang perlu dicakup. 

Menyesuaikan komponen ini sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan adalah langkah bijak untuk menampilkan informasi yang relevan dan bermanfaat.

Proses selanjutnya adalah pengumpulan data hasil belajar siswa. Sumber data dapat berasal dari berbagai aspek, termasuk hasil ujian, tugas, dan pengamatan guru. 

Penting untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat agar laporan yang dihasilkan juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Analisis data hasil belajar menjadi langkah selanjutnya setelah data terkumpul. Proses ini dapat melibatkan penggunaan tabel, grafik, atau deskripsi untuk menentukan sejauh mana kompetensi siswa tercapai. 

Analisis yang cermat menjadi dasar untuk menyusun laporan yang tidak hanya informatif tetapi juga memberikan pemahaman mendalam terhadap pencapaian siswa.

Penulisan laporan hasil belajar membutuhkan kejelasan bahasa, kekompakan, dan kemudahan pemahaman. Bahasa yang digunakan sebaiknya bersifat formal dan baku, dengan kalimat yang singkat, padat, dan menghindari penggunaan jargon atau istilah sulit. Selain itu, fokus pada kalimat yang positif dan membangun menjadi kunci agar laporan memberikan inspirasi dan motivasi.

Revisi laporan hasil belajar menjadi tahap terakhir namun tak kalah penting. Proses ini dilakukan untuk memastikan kelengkapan dan akurasi laporan. Mengajak rekan guru atau kepala sekolah untuk memberikan masukan dapat menjadi langkah bijak dalam meningkatkan kualitas laporan hasil belajar.

Pengalaman pribadi dalam menyusun laporan hasil belajar melibatkan upaya untuk memenuhi tujuan dan sasaran laporan. Tantangan yang dihadapi meliputi pengumpulan data hasil belajar yang kadangkala tidak lengkap atau akurat. Untuk mengatasi hal ini, kerjasama dengan guru mata pelajaran menjadi kunci agar data yang diperoleh lebih lengkap dan dapat diandalkan.

Selain itu, kesulitan dalam menyampaikan informasi dengan bahasa yang jelas juga menjadi fokus dalam pengalaman pribadi. Oleh karena itu, upaya terus menerus dilakukan untuk menulis laporan dengan bahasa sederhana, singkat, dan padat agar dapat dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan.

Beberapa tips yang dapat membantu dalam menyusun laporan hasil belajar antara lain adalah memulai proses sejak awal semester, mengumpulkan data secara lengkap dan akurat, melakukan analisis data dengan cermat, menulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, serta melakukan revisi untuk memastikan kelengkapan dan akurasi. 

Semoga tips-tips ini dapat membantu dalam menyusun laporan hasil belajar yang baik dan bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun