Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Contoh Naskah Praktek Supervisi Akademik Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 Coaching dan Supervisi Akademik

29 November 2023   12:48 Diperbarui: 29 November 2023   13:36 15777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supervisi Akademik https://www.pexels.com/photo/three-woman-sitting-beside-brown-wooden-conference-table-with-silver-apple-macbook-1181431/

Dalam proses mengembangkan keterampilan coaching dan supervisi akademik, Modul 2.3 Demonstrasi Kontekstual Pra dan Pasca Supervisi menjadi landasan utama. Dengan pendekatan yang kontekstual, modul ini dengan rinci menjelaskan tahapan pra dan pasca supervisi, memberikan pengalaman pembelajaran yang berkesan bagi para praktisi pendidikan.

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

CGP dapat melakukan praktik coaching dengan CGP lain untuk membantu mengembangkan area kompetensi coaching pada konteks pembelajaran atau keseharian CGP.

Saat ini Anda sudah pada langkah demonstrasi kontekstual, yaitu saatnya Anda berlatih mempraktikkan percakapan coaching secara triad (3 orang) yang terdiri dari 3 (tiga) siklus. Praktik percakapan ini menggunakan alur supervisi akademik untuk pengembangan kompetensi coaching. Tujuan dari praktik ini adalah untuk melihat, bagaimana seorang CGP bisa mengembangkan kompetensi coachingnya ketika menjadi coach. Simak gambar-gambar berikut beserta penjelasannya untuk membantu Anda memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan.

Tahap 1

Supervisor (CGP A) melakukan percakapan pra supervisi, melakukan supervisi, dan pasca-supervisi kepada supevisee/coach (CGP B).
Supervisor (CGP A) akan melakukan percakapan pra supervisi mengenai kompetensi inti coaching (presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot) kepada coach dengan menggunakan Tabel 5. Rubrik Penilaian Sesi Ruang Kolaborasi sebagai acuan. 

Contoh pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.


Supervisor (CGP A): 

Selamat pagi, Bapak/Ibu. Saya senang bertemu Anda hari ini untuk membicarakan peningkatan keterampilan coaching Anda. Saya ingin memberikan dukungan. Bagaimana saya dapat membantu Anda?

Coach (CGP B): 

Terima kasih, Pak/Ibu. Saya ingin Anda membimbing saya dalam meningkatkan kemampuan presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan yang bermakna.

Supervisor (CGP A): 

Baik, saya akan mendukung Anda dalam hal itu. Bagian mana yang ingin Anda fokuskan pada observasi?

Coach (CGP B): 

Saya berharap Bapak/Ibu dapat memerhatikan cara saya mendengarkan aktif dan cara saya mengajukan pertanyaan yang bermakna.

Supervisor (CGP A): 

Sudah saya catat. Bagaimana menurut Anda, sejauh mana tingkat kemampuan Anda dalam hal ini?

Coach (CGP B): 

Saya percaya peningkatan dalam mendengarkan aktif dan merumuskan pertanyaan yang efektif akan sangat berguna dalam proses coaching. Dengan meningkatkan keterampilan ini, saya yakin bisa lebih baik membimbing murid dalam pembelajaran.

Supervisor (CGP A): 

Saya paham. Apa harapan Anda dari observasi kita nanti?

Coach (CGP B): 

Saya berharap observasi ini memberikan umpan balik yang membangun untuk membantu perkembangan saya, khususnya dalam mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang bermakna.

Supervisor (CGP A) melakukan observasi terhadap proses percakapan coaching yang dilakukan antara supervisee/coach (CGP B) dan coachee (CGP C), serta mencatat hal-hal yang diamati.

Tahap 2

Coach (CGP B) melakukan percakapan coaching kepada coachee (CGP C).
Dalam melakukan percakapan coaching, Coach (CGP B) dapat menjadikan TIRTA, RASA, dan kompetensi coaching sebagai acuan, sementara coachee (CGP C) dapat menyampaikan topik terkait target pribadi.

Coach (CGP B): 

Selamat pagi, CGP C. Hari ini kita akan melakukan sesi coaching menggunakan model TIRTA. Pertama-tama, mari kita mulai dengan menetapkan tujuan dari sesi coaching kita hari ini. Apa yang ingin Anda capai dari sesi coaching ini?

Coachee (CGP C): 

Saya ingin meningkatkan kemampuan saya dalam mengelola waktu dengan lebih efektif.

Coach (CGP B): 

Baik, tujuan yang jelas. Sekarang, mari kita identifikasi hal-hal yang nyata terkait dengan pengelolaan waktu Anda. Apa saja hambatan atau kendala yang Anda hadapi dalam mengelola waktu?

Coachee (CGP C): 

Saya sering merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam waktu yang ditentukan.

Coach (CGP B): 

Setelah mengidentifikasi hambatan tersebut, mari kita lanjutkan dengan merencanakan aksi yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Apa rencana aksi konkret yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan pengelolaan waktu Anda?

Coachee (CGP C): 

Saya berencana untuk membuat jadwal yang lebih terstruktur dan memprioritaskan tugas-tugas berdasarkan tingkat urgensi.

Coach (CGP B): 

Bagus, rencana aksi yang jelas. Sekarang, bagaimana Anda akan menjaga komitmen terhadap rencana aksi ini? Apa yang dapat membantu Anda dalam menjaga komitmen?

Coachee (CGP C): 

Saya akan mencoba untuk membuat reminder dan mengajak rekan kerja untuk mendukung rencana saya.

Coach (CGP B): 

Terakhir, bagaimana Anda akan bertanggung jawab terhadap rencana aksi ini? Siapa yang dapat membantu Anda dalam menindaklanjuti rencana ini?

Coachee (CGP C): 

Saya akan memantau perkembangan saya secara berkala dan meminta umpan balik dari rekan kerja. Saya juga akan mencari sumber daya tambahan jika diperlukan.


Tahap 3

Skenario dialog lengkap antara Supervisor (CGP A) dan Coach (CGP B) dalam percakapan pasca-supervisi berbasis coaching mengenai pengembangan kompetensi coaching berdasarkan data sesuai hasil pengamatan dapat berlangsung sebagai berikut:


Supervisor (CGP A): 

Selamat pagi, Bapak/Ibu. Terima kasih telah menyediakan waktu untuk berbicara dengan saya. Saya ingin membahas hasil observasi yang telah saya lakukan pada sesi coaching sebelumnya. Bagaimana Bapak/Ibu menilai performa dalam kompetensi tersebut?

Coach (CGP B): 

Saya merasa bahwa saya telah melakukan dengan baik dalam kompetensi itu.

Supervisor (CGP A): 

Apa yang membuat Bapak/Ibu merasa demikian?

Coach (CGP B): 

Saya merasa telah mampu mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan yang berbobot dengan baik.

Supervisor (CGP A): 

Boleh saya berbagi hasil pengamatan saya? Saya melihat bahwa Bapak/Ibu telah melakukan mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot dengan sangat baik, sesuai dengan standar yang kita rujuk. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang ini?

Coach (CGP B): 

Saya senang mendengarnya. Terima kasih atas umpan baliknya.

Supervisor (CGP A): 

Namun demikian, saya juga melihat aspek-aspek yang masih dapat ditingkatkan. Misalnya, saat observasi tadi, saya perhatikan saat... Bapak/Ibu melakukan ............, yang sebetulnya seharusnya sesuai dengan standar.... Bagaimana pandangan Bapak/Ibu?

Coach (CGP B): 

Saya mengerti. Saya akan berusaha untuk lebih meningkatkan lagi.

Supervisor (CGP A): 

Dari diskusi kita, apa langkah konkret yang akan Bapak/Ibu ambil untuk meningkatkan performa di area ini?

Coach (CGP B): 

Saya berencana untuk melakukan latihan lebih intensif dalam mendengarkan aktif dan merumuskan pertanyaan yang lebih efektif.

Supervisor (CGP A): 

Itu adalah langkah yang baik. Saya akan mencatat hasil observasi ini ke dalam form Supervisi Akademik. Terakhir, apa yang Bapak/Ibu peroleh dari proses ini?

Coach (CGP B): 

Saya merasa lebih memahami area di mana saya perlu berkembang, dan saya berterima kasih atas bimbingan dan umpan balik yang diberikan.

Dalam skenario ini, Supervisor (CGP A) memberikan umpan balik berbasis coaching kepada Coach (CGP B) dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membantu dalam pengembangan kompetensi coaching berdasarkan hasil observasi, sehingga memastikan bahwa proses supervisi berjalan dengan baik.

Melalui eksplorasi Naskah Pra Supervisi dan Pasca Supervisi Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 Coaching dan Supervisi Akademik, kita melibatkan diri dalam perjalanan pencerahan untuk mengembangkan keterampilan coaching dan supervisi. Modul ini bukan hanya menjadi panduan unggul, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan profesional dalam dunia pendidikan. Dengan semangat yang membara, kita sambut setiap fase, menggali potensi yang tersembunyi dalam diri kita, dan bersama-sama membawa perubahan positif dalam ranah pendidikan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun