Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 2.3-2.4 Supervisi Akademik dan Paradigma Berpikir Coaching

21 November 2023   14:19 Diperbarui: 21 November 2023   14:28 14968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi supervisi akademikhttps://www.pexels.com/photo/people-working-in-call-center-7709299/

Dalam memahami supervisi akademik dengan cara berpikir coaching, kita harus menjelajahi konsep modul 2.3 hingga 2.4 sebagai perjalanan menarik bagi kita. Paradigma ini mengubah cara kita melihat supervisi dari tugas harian menjadi peluang untuk memberdayakan dan mengembangkan kemampuan, membangun jembatan antara pencapaian pribadi guru dan tujuan pembelajaran. Artikel ini adalah catatan tugas saya, ijin berbagi, ya.

Pengantar

Pertanyaan Refleksi :
Bagaimana Anda selama ini melihat dan merasakan peran supervisi akademik dalam proses pengembangan diri Anda?

Jawaban saya:

Sebagai seorang guru, saya percaya bahwa Supervisi Akademik memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengembangan diri saya, terutama dalam bidang pendidikan. 

Supervisi akademik membantu saya dalam peningkatan pembelajaran dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penggunaan teknik-teknik terbaru.

Supervisi akademik membantu kepala sekolah dan pengawas untuk menilai kualitas pembelajaran yang saya lakukan.
Supervisi akademik membantu saya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saya dalam bidang materi pelajaran yang saya ajarkan.


Selain itu, supervisi akademik memberikan umpan balik dan saran yang konstruktif bagi saya untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Supervisi akademik juga membantu saya untuk mengetahui kekurangan yang saya miliki dan memberikan acuan untuk pengembangan diri.


Dalam pengalaman pribadi saya, supervisi akademik membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan kepala sekolah atau pengawas sekolah tentang materi pelajaran yang saya ajarkan.

Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian aktivitas untuk meningkatkan peran guru dan pembelajaran di kelas. Penting untuk memahami supervisi akademik sebagai upaya positif yang terus-menerus meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran demi mencapai pembelajaran berpihak pada anak. 

Fokusnya pada pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri, sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Dalam praktiknya, supervisi akademik perlu dilihat sebagai proses berkelanjutan, bukan sekadar evaluasi tahunan. Melihatnya sebagai alat pemberdayaan, supervisi akademik dapat menjadi proses yang memotivasi guru, meningkatkan kualitas pengajaran, dan menguatkan komitmen mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik dengan paradigma coaching 

Memiliki tujuan pemberdayaan dan pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan. Fokus pada pertumbuhan, perkembangan, dan pengawasan, supervisi memberdayakan guru dalam mengidentifikasi area pengembangan diri. Paradigma ini menghadirkan supervisi sebagai kolaborasi konstruktif antara supervisor dan guru, terencana, reflektif, objektif, berkesinambungan, dan komprehensif. 

Melalui percakapan coaching, supervisi mengoptimalkan potensi setiap guru, membantu peningkatan kompetensi, dan mendorong penerapan metode pembelajaran baru. Proses supervisi, terutama supervisi klinis, melibatkan siklus pra-observasi, observasi, dan pasca-observasi, memastikan perbaikan berkelanjutan dan peningkatan kualitas pengajaran.

Video Paradigma Berpikir Coaching
Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah mengarahkan tumbuhnya kekuatan anak untuk memperbaiki perilaku. Keterampilan coaching penting bagi pendidik untuk membimbing kekuatan kodrat murid, memberikan kemerdekaan belajar, dan mencegah kehilangan arah. 

Sistem among, yang diperkuat oleh supervisi akademik, memperkuat keterampilan komunikasi guru-murid dengan pendekatan coaching. Pendidikan, sesuai visi Ki Hajar Dewantara, bertujuan membentuk budi pekerti, meningkatkan kecerdasan, dan menjaga kesehatan peserta didik. Dalam konteks ini, keterampilan coaching menjadi kunci untuk menuntun kekuatan kodrat murid. Supervisi akademik, dengan umpan balik konstruktif, turut mendukung pendidik dalam pengembangan keterampilan coaching.

2.4.1.1 Percakapan Pra-observasi
Percakapan pra-observasi dalam supervisi klinis memiliki peran penting. Pertama, membangun kepercayaan guru pada supervisor sebagai profesional dengan perencanaan yang baik. Kedua, memberikan pemahaman dan ketenangan mengenai tujuan supervisi klinis. 

Ketiga, menciptakan kesepakatan tentang aspek pengembangan yang akan diobservasi, memberikan rasa percaya diri dan motivasi internal. Percakapan ini berlangsung singkat, sekitar 15-20 menit, menggunakan pendekatan coaching. Supervisor menyampaikan tujuan supervisi, guru memaparkan rancangan pembelajaran, dan bersama-sama menetapkan sasaran observasi. Percakapan ini dilakukan dengan suasana santai, kekeluargaan, dan semangat positif.


2.4.1.2. Observasi
Observasi kelas merupakan pengamatan objektif oleh supervisor saat guru mengajar. Tujuannya adalah mengumpulkan data terkait pengembangan yang disepakati sebelumnya. Observasi dilakukan bersama guru, dimotivasi oleh kebutuhan murid dan pengembangan potensi guru. 

Pengamatan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan dan berfokus pada sasaran yang disepakati. Meskipun demikian, supervisor dapat menemukan hal menarik di luar sasaran yang bermanfaat bagi pengembangan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang peduli pada murid. Observasi kelas menjadi langkah kunci dalam proses supervisi akademik yang berorientasi pada pengembangan kompetensi guru.


2.4.1.3. Percakapan Pasca-observasi
Percakapan pasca-observasi merupakan tahap penting dalam supervisi akademik. Supervisor dan guru bekerja sama untuk memahami tujuan, membangun kepercayaan, dan merencanakan pengembangan. Tahapan percakapan melibatkan analisis hasil observasi, umpan balik, perencanaan area pengembangan, dan rencana aksi pengembangan diri. 

Supervisor menggunakan model percakapan untuk refleksi dan kalibrasi, mengacu pada data yang telah diambil selama kunjungan kelas. Melalui percakapan coaching, guru secara mandiri menemukan area pengembangan, memberikan rasa kepemilikan pada proses supervisi, dan mendorong perbaikan diri berkelanjutan.

2.2.4.2. Tindak lanjut Supervisi
Supervisi akademik tidak berakhir setelah supervisi klinis. Dengan prinsip berkesinambungan, supervisor meneruskan hasil supervisi sebagai pijakan tindak lanjut. Ini melibatkan refleksi, perencanaan pengembangan diri, dan pengembangan proses pembelajaran. Tindak lanjut bisa berupa percakapan coaching, kelompok kerja guru, fasilitasi, dan kegiatan lainnya. 

Semua dilakukan sesuai kebutuhan pengembangan diri guru. Sebagai mitra pengembangan, supervisor dengan paradigma coaching memberdayakan guru, membantu temukan potensi, dan meningkatkan kompetensi. Supervisi akademik menjadi bagian perjalanan pendidik menuju pembelajaran yang berpihak pada murid, mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

2.4.3. Kepala Sekolah sebagai seorang Coach
Kepala sekolah, seperti Pak Lukman, dapat menjadi evaluator dan coach secara bersamaan dengan syarat tertentu. Carl Glickman menyatakan bahwa ini mungkin terjadi dengan adanya rasa percaya, pemahaman guru terhadap peran kepala sekolah, dan keaslian peran kepala sekolah sesuai kebutuhan. 

Dalam evaluasi, perilaku sebagai evaluator ditunjukkan, sementara dalam coaching, perilaku sebagai coach muncul. Paradigma berpikir coaching dalam supervisi akademik menambah dimensi pertumbuhan dan pengembangan diri yang sering terlupakan. Percakapan coaching mendorong guru berpikir mendalam, menggali potensi, dan memotivasi internal untuk pembelajaran yang berpihak pada murid.

Materi 2.4
Supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching adalah proses berkelanjutan yang memberdayakan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Paradigma ini mengintegrasikan pengembangan kompetensi dan optimalisasi potensi individu. Setiap pemimpin, termasuk kepala sekolah, perlu memahami tujuan supervisi: pertumbuhan, perkembangan, dan pengawasan.

Kemitraan antara supervisor dan guru ditekankan, dengan prinsip konstruktif, terencana, reflektif, objektif, berkesinambungan, dan komprehensif. Tahapan supervisi melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut, dengan fokus pada observasi klinis. Percakapan pra-observasi membangun kepercayaan dan kesepakatan, memastikan keterlibatan aktif guru dalam pengembangan diri melalui supervisi.

Melalui eksplorasi konsep ini, kita dapat lebih memahami supervisi akademik dengan cara berpikir coaching. Setiap guru, seperti seorang atlet, dapat mengasah keterampilan dan meningkatkan performa melalui panduan penuh dukungan dan pemberdayaan. Supervisi bukan hanya tugas rutin, melainkan semangat untuk pertumbuhan dan keunggulan dalam dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun