Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 2.3-2.2 Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching

19 November 2023   19:29 Diperbarui: 19 November 2023   19:32 21127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Paradigma berpikir coaching dan prinsip coaching adalah metode untuk mendukung pengembangan diri dengan menggunakan pertanyaan, refleksi, dan tindakan. 

Paradigma berpikir mencakup fokus pada coachee dari 7 menjadi 10, sikap terbuka dari 6 menjadi 10, kesadaran diri dari 8 menjadi 10, dan orientasi pada peluang masa depan dari 7 menjadi 10. Prinsip coaching mencakup kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi. Untuk merenungkan penerapan paradigma dan prinsip tersebut, evaluasi sejauh mana telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu menentukan langkah-langkah peningkatan yang diperlukan.

2.2.3 Prinsip dan Paradigma Berpikir Coaching dalam Supervisi Akademik


Paradigma berpikir coaching dan tiga prinsip coaching telah menjadi landasan bagi kita dalam memberdayakan rekan sejawat. Dalam konteks supervisi akademik di sekolah, kita perlu memahami bagaimana prinsip dan paradigma berpikir coaching dapat diterapkan. Supervisi akademik seringkali berkaitan dengan evaluasi, namun apakah kita bisa sekaligus memberdayakan? 

Costa dan Garmston (2016) menunjukkan bahwa melalui pendekatan coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi yang terfokus pada tujuan, kita dapat mencapai hasil yang diharapkan. Namun, sebagai coach, kita harus mengambil posisi mendengarkan sebelum menentukan tujuan, memastikan pendekatan memberdayakan sepanjang proses. Penyelidikan lebih lanjut akan mengungkapkan bagaimana coaching secara spesifik dapat diterapkan dalam konteks supervisi akademik. Tabel perbandingan dengan pendekatan lainnya membantu memahami perbedaan dalam upaya memberdayakan potensi di komunitas sekolah.

Refleksi

1. Setelah mempelajari prinsip dan paradigma berpikir coaching, apa yang sudah Bapak/Ibu lakukan yang selaras dengan prinsip dan paradigma tersebut dalam mengembangkan kompetensi rekan sejawat?


Jawaban saya:
Untuk mengembangkan kompetensi rekan sejawat, saya akan menerapkan prinsip dan paradigma berpikir coaching. Langkah-langkah melibatkan fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, serta melihat peluang baru dan masa depan. Dengan menggunakan pendekatan ini, saya akan membantu rekan sejawat untuk mengembangkan kompetensinya melalui pertanyaan, refleksi, dan tindakan.

Sebagai serangkaian konsep yang menginspirasi, Modul 2.3-2.2 Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching memberikan dasar yang kokoh untuk memahami esensi coaching dalam membentuk hubungan yang memotivasi dan membimbing pertumbuhan. Dengan menyusun paradigma berpikir dan prinsip coaching, kita membangun fondasi yang kuat untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang penuh semangat dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun