Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif dengan Model DEAL

16 Oktober 2023   12:16 Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:45 2373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Diseminasi Budaya Positif (Dok.Pribadi)


Sebagai seorang Calon Guru Penggerak angkatan 9, kabupaten Sumedang, saya telah menjalani dua minggu yang penuh pembelajaran dan refleksi yang mendalam tentang modul 1.4 Budaya Positif. Dalam artikel ini, kita akan mengikuti jejak perjalanan saya melalui model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning), yang dikembangkan oleh Ashton dan Clay pada tahun 2009.

Ilustrasi metode refleksi DEAL (Dok.Pribadi)
Ilustrasi metode refleksi DEAL (Dok.Pribadi)

Deskripsi

Deskripsi merupakan proses menceritakan pengalaman dengan melibatkan 5W 1H, yaitu Apa yang terjadi, Siapa yang terlibat, Kapan kejadian itu terjadi, Mengapa kejadian tersebut relevan, Dimana lokasi kejadian, dan Bagaimana hal itu terjadi. Proses ini membantu dalam memahami dan berbagi pengalaman dengan rinci dan jelas.

1. Pengalaman apa yang saya dapatkan?


Saya memulai pengerjaan modul 1.4 dengan alur MERDEKA, yang mengikuti tahapan dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi Antar Materi, hingga Aksi Nyata. Selama proses pembelajaran di modul ini, saya mendalami topik seputar disiplin positif, teori kontrol, hukuman dan konsekuensi, keyakinan kelas, 5 kebutuhan dasar manusia, 5 Posisi Kontrol Guru, dan Segitiga Restitusi. Pengalaman ini telah memperkaya pemahaman saya tentang budaya positif di lingkungan pendidikan.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
2. Siapa yang Terlibat dalam Pengalaman Ini?

Berbagai pihak yang terlibat dalam pengerjaan modul 1.4 mencakup diri saya sendiri sebagai calon guru penggerak, rekan-rekan sejawat dari kelompok 1A, serta pemangku kepentingan dari BBGP Jawa Barat, seperti pengajar praktik, yakni Bunda Siti Sundari, S.Pd., fasilitator kami, yaitu Kha Jimmy Agustian Hartolo, dan instruktur kami, Bapak Nana Suryana. Selain itu, kepala sekolah, wakasek, rekan guru lainnya, dan para peserta didik di SMPN 1 Sumedang juga terlibat dalam mendukung proses pembelajaran dan pengembangan budaya positif di sekolah.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
3. Dimana dan Kapan Kegiatan Dilaksanakan?

Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua mode yang berbeda. Pertama, secara sinkronus, kami menggunakan platform daring seperti Google Meet (gmeet) untuk mengadakan dua kali pertemuan dalam ruang kolaborasi bersama rekan kelompok, pengajar praktik, dan fasilitator kami. Selanjutnya, kami melanjutkan proses elaborasi bersama kelompok, instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik melalui platform gmeet. Kedua, dalam mode asinkronus, kami mengakses materi dan sumber daya melalui Web Learning Management System (LMS) selama 21 hari, dengan beberapa hari di antaranya dihabiskan untuk menjalani aksi nyata dalam mempraktikkan budaya positif di SMPN 1 Sumedang.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Kegiatan ini dijalani mengikuti alur MERDEKA, yang memiliki tahap-tahap penting. Dimulai dari tahap "M" (Mulai dari Diri) pada 1 Oktober 2023, lalu dilanjutkan dengan tahap "E" (Eksplorasi Konsep) pada tanggal 2-3 Oktober 2023. Selanjutnya, pada tanggal 4 dan 5 Oktober 2023, kami mencapai tahap "R" (Ruang Kolaborasi). Kemudian, tahap "D" (Demonstrasi Kontekstual) dengan batas waktu hingga 16 Oktober 2023. Pada 13 Oktober 2023, tahap "E" (Elaborasi) dilaksanakan, dan berlanjut dengan tahap "K" (Koneksi antar materi) yang harus selesai hingga 19 Oktober 2023. Terakhir, tahap "A" (Aksi Nyata) dengan batas waktu 30 Oktober 2023, dan seluruh proses ini mengarah pada Lokakarya 2 PGP pada tanggal 15 Oktober 2023.

4. Mengapa Kegiatan Ini Dilakukan?

Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas pendidikan calon guru penggerak (CGP) yang diintegrasikan ke dalam modul 1.4 tentang Budaya Positif di sekolah. Ini mengharuskan CGP untuk mengeksplorasi sejumlah materi terkait budaya positif, termasuk nilai-nilai kebajikan, disiplin positif, keyakinan kelas, teori kontrol, 5 kebutuhan dasar manusia, 5 Posisi Kontrol Guru, dan Segitiga Restitusi. Dengan menerapkan pemahaman ini, tujuannya adalah menciptakan budaya positif di sekolah, yang akan membentuk karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Sehingga, CGP berperan dalam mewujudkan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik.

5. Bagaimana Kegiatan Ini Dilakukan?

Kegiatan PGP modul 1.4 dilakukan dengan mengikuti alur MERDEKA, yakni serangkaian langkah yang mencakup Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi Antar Materi, hingga Aksi Nyata. Dalam proses ini, calon guru penggerak (CGP) bergerak dari introspeksi diri hingga kolaborasi yang kontekstual, mengeksplorasi konsep-konsep penting, melakukan demonstrasi yang relevan, mengembangkan pemahaman melalui elaborasi, menjembatani berbagai materi, dan akhirnya, menerapkan pembelajaran dalam tindakan nyata. Alur MERDEKA memberikan kerangka yang terstruktur bagi CGP dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka.


Examination

Examination, dalam konteks ini, merujuk pada analisis yang dilakukan terhadap pengalaman dalam modul 1.4 dengan menghubungkannya ke pengalaman dari modul 1.3 dan modul-modul sebelumnya. Hal ini mencakup pemahaman tentang bagaimana materi budaya positif yang diterapkan dalam modul 1.4 berhubungan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan melakukan analisis ini, calon guru penggerak dapat menyadari pentingnya kohesi antara pembelajaran yang terjadi pada setiap modul dan bagaimana itu berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Berdasarkan analisis yang saya lakukan, materi budaya positif yang diajarkan dalam modul 1.4 memiliki hubungan yang erat dengan modul-modul sebelumnya dalam program guru penggerak (PGP). Pada khususnya, modul 1.2 yang membahas Nilai dan peran guru penggerak sangat relevan. Modul 1.2 menekankan pentingnya peran guru penggerak dalam menyusun visi dan prakarsa perubahan berdasarkan inkuiri apresiatif dan tahapan BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi)

Pemahaman tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak yang diperoleh dalam modul 1.2 memberikan landasan yang kuat untuk modul 1.4 tentang budaya positif. Guru penggerak yang memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai positif dan peran mereka dalam menginspirasi perubahan pendidikan akan menjadi lebih mantap dan semakin bersemangat dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berfokus pada kepentingan dan kebutuhan murid, sebagaimana diajarkan dalam modul 1.1, yang mengacu pada refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dengan demikian, ada kesinambungan logis dalam pembelajaran dan penerapan konsep-konsep ini dalam program PGP.

Articulation of Learning

Artikulasi pembelajaran adalah tahap yang penting dalam proses refleksi dan pengembangan diri. Ini mencakup apa yang telah dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa yang akan datang. Setelah memahami konsep-konsep dan pengalaman dalam modul 1.4, saya merumuskan rencana untuk menerapkan budaya positif, nilai-nilai kebajikan, dan konsep-konsep lainnya ke dalam lingkungan belajar. 

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi

Sangat penting untuk memulai perubahan dengan diri sendiri, dan hal ini juga berlaku dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Sebagai seorang calon guru penggerak, saya menyadari bahwa saya harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai dan budaya positif. Ini dimulai dengan memahami dan menginternalisasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mencapai stabilitas diri, saya bertekad untuk menyebarkan budaya positif ini kepada peserta didik di sekolah. Ini melibatkan upaya keras dalam mengkomunikasikan nilai-nilai kebajikan, prinsip disiplin positif, dan keyakinan kelas.

Selain itu, saya berencana untuk menerapkan posisi kontrol sebagai manajer dengan memanfaatkan segitiga restitusi saat menghadapi tantangan dalam kelas. Pemahaman tentang posisi kontrol guru sangat relevan dalam memperkuat hubungan antara guru dan murid.

Terakhir, kolaborasi dengan seluruh warga sekolah dan pihak-pihak terkait (stakeholder) sangat penting. Saya berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak yang peduli terhadap pendidikan, termasuk kepala sekolah, staf sekolah, rekan guru, orang tua, dan komunitas sekitar. Dengan kerjasama ini, kami dapat bersama-sama menciptakan budaya positif yang berkelanjutan di sekolah dan menghasilkan dampak positif pada perkembangan karakter dan pembelajaran peserta didik. Semua ini adalah langkah penting dalam mencapai visi kami untuk pendidikan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun