Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 1.4 Restitusi - Segitiga Restitusi

7 Oktober 2023   09:47 Diperbarui: 7 Oktober 2023   09:50 11479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Joko : "Mario, Adi, Bapak tadi mendengar laporan dari guru piket di kantin. Sepertinya kalian
ada masalah, ya. Apa yang terjadi?"
Mario dan Adi : "Iya, Pak. Tadi pada jam istirahat pagi, kami main lempar-lemparan makanan di
kantin, tapi tidak sengaja malah kelempar kena wajah Ibu Dina, kepala
sekolah, ketika beliau sedang berjalan."
Pak Joko : "Kalian main lempar-lemparan makanan di kantin dan kena wajah Ibu Dina saat
beliau lewat?"
Mario dan Adi : "Iya, Pak." (Dengan wajah sedih dan muka menunduk)
Pak Joko : "Adi, ada informasi yang ingin kamu tambahkan?"
Adi : "Kami tidak bermaksud melakukannya, tapi..."
Pak Joko : "Tapi..."
Adi : "Tapi kami tidak sengaja."
Pak Joko : "Apakah kalian menyadari bahwa kalian berada dalam masalah sekarang?"
Mario dan Adi : "Iya."
Pak Joko : "Baiklah. Bapak di sini bukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi untuk mencari
penyelesaian bersama-sama. Kita perlu berpikir bersama tentang bagaimana kita bisa
memperbaiki situasi ini. Pasti ada alasan mengapa kalian melakukan ini. Main lempar-
lemparan makanan tadi seru, ya?"
Mario dan Adi : "Iya, Pak."
Pak Joko : "Ya, Bapak bisa melihat bahwa kalian menikmatinya, tetapi perlu diingat bahwa apa
yang kalian lakukan merugikan orang lain. Sekarang, mari kita bicarakan tentang
keyakinan kelas dan sekolah kita. Apa yang kita percayai? Mana yang belum kalian
tunjukkan?"
Mario : "Kita harus bersikap baik satu sama lain."
Adi : "Kita harus menghormati orang lain dan menghormati diri kita sendiri."
Pak Joko : "Kalian berdua ingat dengan baik keyakinan kelas kita. Mari kita kembali ke saat kalian
main lempar-lemparan makanan dan mengenai Ibu Dina. Ketika kalian melakukan itu,
apakah kalian menghormati orang lain dan lingkungan?"
Mario dan Adi : "Tidak."
Pak Joko : "Tapi kalian merasa senang. Menurut Bapak, ada cara untuk merasa senang tanpa
merugikan orang lain. Bagaimana menurut kalian?"
Mario dan Adi : "Iya, Pak."
Pak Joko : "Sekarang, mari kita selalu mengikuti keyakinan kelas kita. Besok, kita pergi ke kantin,
dan kalian bisa berperilaku lebih baik lagi."

Dalam percakapan itu, Bapak Joko mencoba membimbing Mario dan Adi untuk memahami pentingnya menghormati orang lain dan menjalankan nilai-nilai sekolah mereka dengan lebih baik.

Tugas Anda
Dari 5 posisi kontrol, posisi mana yang dipraktikkan oleh guru? Jelaskan!

Jawaban saya:
Dalam obrolan antara Pak Joko, Mario, dan Adi, guru bertindak seperti seorang manajer. Guru tidak langsung menghukum atau marah kepada Mario dan Adi. Sebaliknya, guru mau mendengarkan alasan mereka, bekerja sama mencari solusi, dan mendukung. Guru juga mengajak mereka berpikir tentang tindakan mereka dan cara memperbaikinya sesuai nilai keyakinan sekolah. Posisi guru sebagai "manajer" ini membuat suasana nyaman dan membantu menyelesaikan masalah dengan baik.

Tugas 2.6 (2)
Tugas Anda

Kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi?

Jawaban Saya:
Dalam obrolan antara Pak Joko, Mario, dan Adi, terlihat bahwa Adi dan Mario sedang mencoba memenuhi kebutuhan dasar mereka akan kesenangan. Mereka mengakui bahwa mereka merasa senang saat bermain lempar-lemparan makanan di kantin.


Tugas 2.6 (3)
Tugas Anda

Apa yang dikatakan guru dalam tahap Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan, dan Mencari Keyakinan?


Jawaban saya:


Dalam kasus di atas, kita dapat mengidentifikasi tahapan-tahapan dari Segitiga Restitusi yang diterapkan oleh Pak Joko sebagai berikut: Menstabilkan Identitas Ketika Pak Joko mengatakan bahwa dia tidak mencari siapa yang salah, tetapi mencari solusi bersama-sama, ini merupakan contoh dari tahapan "Menstabilkan Identitas." Ini membantu Mario dan Adi merasa lebih aman dan lebih dari sekadar "pelaku kesalahan." Validasi Tindakan Ketika Pak Joko mencoba memahami alasannya dan menyatakan bahwa dia bisa melihat mereka merasa senang, ini adalah contoh dari tahap "Validasi Tindakan." Ini membantu anak-anak merasa didengar dan dipahami. Mencari Keyakinan Ketika Pak Joko membicarakan nilai-nilai sekolah dan meminta Mario dan Adi untuk merenungkan apakah tindakan mereka mencerminkan nilai-nilai tersebut, ini adalah contoh dari tahap "Mencari Keyakinan." Ini membantu anak-anak memahami hubungan antara tindakan mereka dan nilai-nilai yang harus dipegang.


Tugas 2.6 (4)
Tugas Anda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun