Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

29 September 2023   18:19 Diperbarui: 29 September 2023   18:21 6373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang mengerjakan tugas (Dok.Pribadi)

Halo, saya Isur Suryati, seorang calon guru penggerak yang berasal dari Sumedang, Jawa Barat. Saya senang dapat berbagi dengan Anda tentang pengalaman saya dalam mempelajari Modul 1.3 yang membahas visi guru penggerak. Refleksi ini seperti mencerminkan diri saya sendiri dalam air dan berbicara dengan diri sendiri. Saya ingin berbagi bagaimana saya menggunakan teknik "Six Thinking Hats" atau "Enam Topi Berpikir" dalam refleksi ini untuk memperkaya pemikiran saya.

Teknik ini melibatkan enam topi berwarna yang masing-masing memiliki makna berbeda. Topi putih digunakan untuk mengumpulkan fakta, topi merah untuk mengeksplorasi perasaan, topi kuning untuk mencari manfaat, topi hitam untuk mengidentifikasi kendala, topi hijau untuk merangsang ide kreatif, dan topi biru untuk merumuskan kesimpulan.

Saya memulai refleksi ini dengan mengenakan topi putih untuk merinci fakta-fakta yang telah saya kumpulkan. Pada tanggal 16 September 2023, saya memulai dengan membuat gambaran tentang seperti apa murid di masa depan dalam sebuah gambaran visual. Saya juga mulai menjelajahi konsep visi guru penggerak dan berbagi pandangan serta tugas kesimpulan tentang inkuiri apresiatif.

Ilustrasi sedang mengerjakan tugas (Dok.Pribadi)
Ilustrasi sedang mengerjakan tugas (Dok.Pribadi)
Saat saya menjelajahi inkuiri apresiatif, saya menyadari bahwa ini adalah pendekatan kolaboratif yang didasarkan pada kekuatan individu dan kelompok. Salah satu model dalam inkuiri apresiatif yang menarik perhatian saya adalah Bagja, yang merupakan singkatan dari "buat pertanyaan utama, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, dan atur eksekusi."

Pada tanggal 20 September 2023, saya bergabung dalam diskusi ruang kolaborasi dengan rekan-rekan calon guru penggerak lainnya pengajar praktik dan fasilitator kami Kha Jimmy Agustian Hartolo. Kami berbagi pandangan tentang materi Modul 1.3 ini dan bersiap untuk presentasi yang akan dilakukan keesokan harinya.

Pada tanggal 21 September 2023, kami melaksanakan presentasi mengenai visi dan prakarsa perubahan yang kami kembangkan sebagai kelompok. Kami menggunakan kanvas Bagja sebagai panduan kami dalam merumuskan ide-ide dan tindakan. Selain itu, kami juga mengunggah tugas kami ke ruang kolaborasi sebagai bentuk kontribusi kami dalam pembelajaran bersama.

Pada tanggal 27 September 2023, saya mengikuti sesi elaborasi pemahaman yang dipimpin oleh instruktur, Bapak M. Zainuri. Kemudian, pada tanggal 28 September 2023, saya melanjutkan dengan melakukan demonstrasi kontekstual. Saya sangat bersemangat ketika pada tanggal 29 September 2023 saya dapat menjalankan aksi nyata sebagai bagian dari pembelajaran ini.

Saya merasa sangat bersyukur telah mencapai tahap ini dalam pembelajaran dan berhasil melewati modul 1.1 dan 1.2 dengan baik. Setiap materi dalam modul ini menjadi tantangan yang menarik bagi saya, dan saya selalu penasaran dengan apa yang akan datang dalam pembelajaran berikutnya, khususnya Modul 1.4.

Ada banyak manfaat yang saya peroleh dari program ini. Saya mendapatkan pengetahuan baru, keterampilan baru, dan pemahaman yang lebih dalam tentang filosofi pendidikan, nilai-nilai guru penggerak, serta bagaimana membangun visi sebagai guru penggerak. Saya juga belajar untuk lebih percaya diri dalam berpendapat dan berkontribusi dalam diskusi kelompok.

Namun, seperti dalam setiap perjalanan, tentu ada kendala yang dihadapi. Salah satu kendala yang paling mencolok adalah mengatur waktu antara pekerjaan rutin di sekolah dengan tugas dalam program guru penggerak ini. Saya menyadari pentingnya mengelola waktu dengan baik agar semua berjalan tanpa hambatan dan sesuai dengan harapan. Salah satu strategi yang saya terapkan adalah menghindari menunda pekerjaan dan langsung mengerjakan tugas saat diberikan. Namun, pada bulan September ini, pekerjaan rutin di sekolah sangat padat, sehingga saya harus berjuang untuk membagi waktu dengan bijak. Keluarga saya selalu mengingatkan saya untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, belajar, dan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun