Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Kritis Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti

23 Agustus 2023   21:11 Diperbarui: 23 Agustus 2023   21:17 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari ini, pada modul 1.1 calon guru penggerak angkatan 9, saya belajar tentang refleksi kritis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan. Dalam hal ini, saya ingin menyoroti mengenai pendidikan karakter dan budi pekerti. Mengapa? Ya, karena setelah saya membaca-baca tentang beberapa materi terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara. Ternyata, pemikiran beliau tentang pendidikan itu mengerucut ke arah akar budaya, pendidikan karakter, dan budi pekerti. 

Membentuk Kepribadian Unggul: Visi Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti

Pendidikan karakter dan budi pekerti menurut saya, sudah seharusnya bisa memegang peranan penting dalam membentuk individu yang tidak hanya memiliki kecerdasan akademis, tetapi juga karakter yang tangguh dan budi pekerti yang luhur. Ki Hajar Dewantara, sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang sangat inspiratif dan mengilhami, memiliki pandangan yang kaya akan bagaimana pendidikan karakter dan budi pekerti yang harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Dalam artikel ini, saya akan mengulas pemikiran beliau dan menggali konsep-konsep yang relevan bagi generasi masa kini.

Visi Pendidikan Karakter menurut Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, menurut saya sudah melewati batas konvensional, karena sudah mampu mengangkat  pendekatan yang lebih dalam dan holistik. Ia menggugah kita dari pandangan sempit bahwa pendidikan hanya tentang mentransfer pengetahuan semata. Baginya, pendidikan berarti lebih dari itu -- merupakan upaya untuk membangun karakter dan moral yang kokoh sebagai pondasi hidup yang berarti dan sukses.

Ki Hajar Dewantara dalam setiap pemikirannya, begitu menegaskan urgensi pendidikan karakter dalam pembentukan individu yang berdaya. Bagi beliau, pendidikan karakter tak sekadar mengenai peningkatan kecerdasan intelektual. Lebih dari itu, pendidikan karakter melibatkan pembentukan nilai-nilai moral yang mendasari perilaku. Nilai-nilai seperti kejujuran, tekad, tanggung jawab, dan empati menjadi landasan kuat bagi pembentukan karakter yang utuh.

Dalam visi Ki Hajar Dewantara, pendidikan karakter berfungsi sebagai penunjuk jalan dalam menjalani kehidupan. Lebih dari sekadar mengajar keterampilan akademis, pendidikan harus membekali individu dengan prinsip-prinsip moral yang mengilhami tindakan. Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa karakter yang baik adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan meraih sukses yang sejati.


Pandangan tentang Pendidikan dan Pengajaran

Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran membangkitkan gagasan inklusifitas dan penghormatan terhadap keunikan setiap individu. Beliau mengajarkan bahwa pendidikan seharusnya mencerminkan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan potensi unik yang dimiliki oleh setiap individu.

Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendekatan humanis dan inklusif dalam proses pengajaran. Bagi beliau, pendidikan bukanlah sekadar aliran pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi juga proses pemberdayaan siswa untuk mengembangkan identitas mereka yang unik. Beliau mengingatkan kita bahwa pendidikan harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual, memungkinkan siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan serta potensi mereka.

Dalam pandangan beliau, tiap individu memiliki potensi yang unik dan bakat khas yang perlu ditemukan dan dikembangkan. Ki Hajar Dewantara mendukung pendekatan yang menghormati perbedaan, memberi setiap siswa ruang untuk tumbuh sesuai dengan bakatnya masing-masing. Dalam konteks pembelajaran, beliau berpendapat bahwa pendidikan seharusnya merangsang eksplorasi dan pengembangan kemampuan unik yang dimiliki oleh siswa.

Visi ini menggambarkan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membentuk individu yang lebih berdaya dan mandiri. Dalam era di mana standarisasi sering kali mendominasi, pandangan Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita akan pentingnya melihat setiap siswa sebagai entitas unik yang layak mendapatkan perhatian dan dukungan sesuai dengan karakter dan potensinya. Konsep inklusifitas dan penghargaan terhadap keunikan individu dalam pendidikan tetap relevan dan menginspirasi, memberikan landasan yang kuat bagi pendekatan pendidikan yang holistik dan berpusat pada siswa.

Arti Sebenarnya dari Budi Pekerti menurut Ki Hajar Dewantara


Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang budi pekerti menghadirkan konsep moral dan etika yang tercermin dalam tindakan dan perilaku individu. Bagi beliau, budi pekerti tidak hanya berbicara tentang kata-kata, tetapi lebih pada implementasi nilai-nilai moral dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang.

Ki Hajar Dewantara mengartikan budi pekerti sebagai kumpulan kualitas moral yang mencakup sikap hormat, sopan santun, kejujuran, dan empati. Ia melihat budi pekerti sebagai fondasi kuat dalam membentuk hubungan harmonis dengan sesama manusia dan dalam menjalani rutinitas sehari-hari.

Pandangan ini merefleksikan keyakinan Ki Hajar Dewantara akan pentingnya karakter yang baik sebagai landasan hidup yang bermakna. Ia meyakini bahwa budi pekerti yang terinternalisasi dalam perilaku akan membawa dampak positif pada lingkungan sekitar dan memberi nilai tambah pada hubungan sosial. Bagi Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah cerminan kualitas moral yang mengarah pada perilaku jujur, penuh tanggung jawab, serta mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain.

Pandangan ini menunjukkan bahwa Ki Hajar Dewantara melihat budi pekerti sebagai hal yang jauh lebih mendalam daripada sekadar etika formal. Ia mengajak kita untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam setiap tindakan, meneguhkan arti pentingnya moralitas dalam membentuk individu yang berkontribusi positif pada masyarakat. Dalam era di mana kadang-kadang nilai-nilai etika terabaikan, pandangan Ki Hajar Dewantara tentang budi pekerti tetap menginspirasi dan menjadi panggilan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam semua aspek kehidupan kita.

Proses Pembelajaran yang Mencerminkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara


Pendekatan pembelajaran yang diusulkan oleh Ki Hajar Dewantara mengedepankan pembelajaran melalui pengalaman langsung dan interaksi. Beliau berpendapat bahwa proses pembelajaran sebaiknya terhubung dengan keseharian siswa dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh pengalaman nyata. Metode ini melibatkan pembelajaran yang proaktif, memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, berpartisipasi dalam diskusi, serta terlibat dalam aktivitas yang mendukung perkembangan karakter dan budi pekerti.

Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, pembelajaran seharusnya lebih dari sekadar pemindahan informasi dari guru kepada siswa. Ia memandang bahwa pendidikan sejati memerlukan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Dengan melibatkan siswa dalam interaksi dan pengalaman praktis, mereka dapat mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan sosial dan moral yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan ini mencerminkan pentingnya pendidikan yang berpusat pada siswa, di mana siswa memiliki peran yang lebih besar dalam pengaturan dan arah pembelajaran mereka. Dengan memanfaatkan pengalaman langsung dan melibatkan siswa secara aktif, pendekatan ini sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter dan budi pekerti yang mulia.

Relevansi bagi Generasi Muda


Di jaman yang penuh dengan tantangan ini, memiliki karakter yang kukuh dan budi pekerti yang baik menurut hemat saya merupakan kebutuhan yang semakin mendesak. Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa pendidikan sejati tak hanya menghasilkan individu yang cerdas secara akademis, namun juga individu yang memiliki integritas tinggi serta mampu memberi kontribusi positif pada masyarakat.

Dengan menelusuri pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan karakter dan budi pekerti, generasi usia masa kini atau anak jaman now diharapkan bisa mendapatkan arahan berharga dalam pengembangan diri mereka. Melalui penyatuan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari serta proses pembelajaran, generasi muda bisa menjadi agen perubahan yang positif, membawa dampak positif, baik bagi diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Keep calm and cooling down.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun