Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Kopi Colol: Menyelami Budaya dan Adat Istiadat Masyarakat Kampung Biting, Manggarai Timur

5 Juli 2023   20:04 Diperbarui: 5 Juli 2023   20:19 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kampung Biting, UluWae, Colol, Manggarai Timur, kopi bukan sekadar minuman, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan adat istiadat masyarakat. Festival Kopi Colol menjadi sorotan dalam memperlihatkan pentingnya kopi dalam kehidupan sehari-hari. 

Di acara ini, para bapak berkumpul di Rumah Gendang, memainkan gendang dan gong sambil menyanyikan syair yang mengisahkan sejarah kopi di daerah mereka. Sementara itu, para ibu menyuarakan lagu-lagu yang mencerminkan aspek-aspek kehidupan, seperti asmara, keluarga, harapan, dan kebahagiaan. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi apakah daerah lain juga memiliki tradisi yang erat kaitannya dengan pangan.

Festival Kopi Colol: Merayakan Kopi dalam Adat Istiadat

Festival Kopi Colol adalah sebuah perayaan yang luar biasa, membanggakan kehadiran kopi sebagai elemen yang tak terpisahkan dari budaya dan adat istiadat di Kampung Biting, UluWae, Colol, Manggarai Timur. Perayaan ini menjadi waktu yang sangat penting untuk menghormati dan menunjukkan penghargaan pada kopi sebagai warisan budaya yang berharga.

Seperti dijelaskan oleh CNNindonesia.com, bahwa Rumah Gendang menjadi pusat kegiatan festival yang menakjubkan ini. Di lokasi yang istimewa ini, para bapak berkumpul dengan berbagai instrumen musik gendang dan gong yang indah. 

Dengungan meriah dan irama yang dibuat oleh musik ini menciptakan suasana meriah dan memukau, memberikan semangat dan semarak pada festival. Musik ini menjadi pengiring yang tidak terpisahkan dalam perayaan ini, mengisi udara dengan kehangatan dan kegembiraan.

Selama festival, syair-syair khas yang memukau dinyanyikan oleh para bapak, menceritakan sejarah panjang kopi di daerah ini. Melalui lirik-lirik puitis ini, keindahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap cangkir kopi tercermin dengan megah. 

Sementara itu, para ibu melantunkan lagu-lagu yang menyoroti berbagai aspek kehidupan, seperti asmara, keluarga, harapan, dan kebahagiaan. Dalam harmoni suara mereka, mereka memperlihatkan betapa kopi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menyatukan komunitas mereka.

Kopi sebagai warisan budaya dan sejarah

Kisahnya dimulai di Kampung Biting, UluWae, Colol, Manggarai Timur, tempat di mana kopi dianggap sebagai harta budaya dan sejarah yang tak ternilai. Kampung ini menjadi pintu gerbang bagi kita untuk menjelajahi asal-usul kopi dan menghargai peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Di tengah perbukitan yang subur, petani dengan semangat tinggi menanam pohon kopi. Mereka mengikuti adat istiadat turun-temurun dalam proses penanaman, mulai dari memilih biji yang berkualitas hingga menanamnya dengan hati-hati. Pohon-pohon kopi tumbuh megah, menciptakan pemandangan yang memukau di sekitar kampung.

Setelah bertahun-tahun menantikan, tiba saatnya untuk menuai hasil kerja keras mereka. Petani berkumpul dengan gembira untuk memetik biji kopi yang matang dengan penuh kehati-hatian. Setiap biji yang terpilih adalah hasil dari keahlian dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Proses panen diikuti oleh ritual khusus dalam pengolahan kopi. Petani menggiling biji kopi dengan cara tradisional menggunakan alat-alat yang telah ada sejak lama. Mereka mengolah biji-biji tersebut dengan penuh perhatian, memastikan setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan dengan cermat. Di setiap gerakan terpancar kearifan dan penghormatan terhadap kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun