Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Laut Sedunia: Panggung Penghargaan atau Kehancuran Ekosistem?

9 Juni 2023   13:19 Diperbarui: 9 Juni 2023   13:22 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari laut sedunia dan pasir putih (Pexels.com/Karolina Balogova)

Saat mentari gemilang di ufuk timur, sinarnya yang berkilauan menyapu lautan yang tak terbatas. Ombak menggulung dengan irama yang menenangkan, mengirim pesan samudera kepada siapa pun yang mendengarkannya. Inilah waktunya, Hari Laut Sedunia, momen istimewa di mana kita merayakan dan memuliakan kehidupan air yang menghiasi planet ini.

Bagi para pelindung lingkungan, aktivis, dan pecinta laut di seluruh dunia, Hari Laut Sedunia telah menjadi panggung penting. Tujuan utamanya adalah membangun kesadaran yang kuat akan pentingnya menjaga kelangsungan hidup laut dan ekosistemnya. Namun, di tengah euforia perayaan, terdapat ironi yang tak boleh diabaikan.

Di balik gemerlap Hari Laut Sedunia yang dipenuhi dengan janji perlindungan dan penghargaan terhadap lautan, ada fakta mengejutkan tentang ekspor pasir sebagai sumber daya alam yang tak ternilai. Pasir, bahan yang mungkin terlihat sepele bagi beberapa orang, sebenarnya memiliki peran yang krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Banyak yang terpesona oleh keindahan pantai berpasir putih, namun jarang yang menyadari bahwa pasir laut adalah rumah bagi sejuta organisme mikro dan makro yang mendukung keragaman kehidupan di lautan. Mereka adalah makhluk-makhluk kecil yang menjadi bagian dari jalinan makanan laut, menjadi sumber pangan bagi ikan, burung laut, dan mamalia laut yang kita kagumi dengan takjub.

Ironi di Hari Laut Sedunia

Dalam paradoks yang menghimpit dunia kita, muncul wacana bahwa pasir laut kita akan  diekspor dalam skala besar sebagai komoditas berharga. Suatu hari nanti -jika rencana ini terealisasi,  ribuan ton pasir laut dikumpulkan dan diekspor ke berbagai penjuru dunia untuk keperluan konstruksi dan reklamasi pantai. Dan di sinilah ironi muncul, bertentangan dengan semangat Hari Laut Sedunia yang semestinya mempromosikan pelestarian dan kesadaran akan keberagaman laut, pasir laut yang menjadi pijakan bagi kehidupan laut dieksploitasi tanpa henti.

Maka, di hari yang semestinya menjadi pengingat akan keindahan dan keberagaman lautan, kita dihadapkan pada ironi yang mencengangkan. Ketika kita merayakan keajaiban lautan, di sisi lain pasir laut yang menjadi pondasi bagi kehidupan laut terancam. Seperti ada jurang antara apa yang kita perjuangkan dan apa yang kita lakukan dalam tindakan sehari-hari.

Sementara kita menekankan pentingnya melindungi dan melestarikan laut, seperti dikutip dari worldoceanday.org dijelaskan bahwa ada fakta yang mengejutkan tentang praktik ekspor pasir laut yang merusak ekosistem yang kita cintai.

Pertama-tama, mari kita fokus pada keberagaman ekosistem laut yang dipromosikan dalam Hari Laut Sedunia. Lautan adalah rumah bagi berbagai spesies yang hidup dalam harmoni, menciptakan kehidupan yang penuh warna dan indah. Namun, sayangnya, praktik ekspor pasir yang tidak terkendali merusak habitat penting ini, seperti terumbu karang dan padang lamun, yang menjadi tempat tinggal bagi spesies laut yang rentan.

Selain itu, Hari Laut Sedunia juga menjadi kesempatan untuk mengkampanyekan kesadaran tentang polusi laut. Namun, kita tidak boleh melupakan bahwa ekspor pasir itu sendiri merupakan bentuk polusi tersembunyi. Pengeboran pasir laut dan transportasinya yang besar-besaran menghasilkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk pencemaran air dan kerusakan habitat laut yang sensitif.

Parahnya, dampak ekspor pasir tidak hanya terbatas pada lingkungan. Kehidupan masyarakat pesisir yang bergantung pada sumber daya laut juga terancam. Erosi pantai yang disebabkan oleh eksploitasi pasir mengancam tempat tinggal mereka dan mengurangi sumber mata pencaharian yang vital.

Mengingat semua ini, kita harus merenungkan kembali nilai sebenarnya dari Hari Laut Sedunia. Apakah kita hanya berbicara tentang perlindungan laut tanpa tindakan nyata? Apakah kita mengabaikan kerusakan yang ditimbulkan oleh praktik ekspor pasir?

Mungkin saatnya bagi kita untuk mengubah paradigma. Saat kita merayakan Hari Laut Sedunia, mari kita berkomitmen untuk mengambil tindakan yang nyata dalam memelihara dan menjaga ekosistem laut yang rapuh. Mari kita berjuang untuk menghentikan praktik ekspor pasir yang merusak dan mencari alternatif yang lebih berkelanjutan.

Hari Laut Sedunia seharusnya menjadi panggung penghargaan sekaligus panggilan untuk bertindak. Jangan biarkan ironi terus mengikis keberagaman laut yang kita cintai. Bersama-sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan melestarikan keindahan laut untuk generasi mendatang.

Wacana ekspor pasir laut 

Wacana ekspor pasir laut menurut saya bagai sebuah ironi dalam upaya pelestarian lingkungan, karena praktik ini menghasilkan dampak serius terhadap ekosistem laut dan juga berdampak sosial dan ekonomi. Meskipun pasir dianggap sebagai sumber daya alam yang melimpah, namun ekspor pasir sebenarnya menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan.

Salah satu dampak negatifnya adalah perusakan habitat laut yang disebabkan oleh penggalian pasir. Menurut Sumaila, 2019. Aktivitas pengeboran pasir laut yang tidak terkendali merusak habitat yang sensitif di laut, seperti terumbu karang dan padang lamun. Hal ini berdampak buruk pada kehidupan berbagai spesies laut yang bergantung pada habitat tersebut. Ekosistem laut menjadi tidak seimbang dan keanekaragaman hayati terancam.

Ekspor pasir juga berpengaruh negatif terhadap keanekaragaman hayati laut. Organisme mikro dan makro yang hidup di pasir laut memiliki peran penting dalam rantai makanan laut. Namun, dengan hilangnya habitat mereka akibat ekspor pasir, banyak spesies laut yang bergantung pada pasir sebagai tempat tinggal dan sumber makanan menjadi terancam punah.

Seperti juga dijelaskan oleh De Mel at al. 2015, bahwa dampak sosial dan ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Nelayan lokal adalah salah satu kelompok yang terdampak secara langsung oleh ekspor pasir. Penggalian pasir laut mengubah lingkungan perairan, mengganggu migrasi ikan, dan mengurangi hasil tangkapan perikanan. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi bagi nelayan yang sangat bergantung pada hasil tangkapan laut.

Tidak hanya itu, praktik ekspor pasir juga memberikan dampak negatif pada pembangunan pantai yang tidak berkelanjutan. Pasir laut digunakan dalam proyek reklamasi pantai dan pembangunan infrastruktur pesisir. Permintaan yang tinggi akan pasir laut mendorong eksploitasi yang tidak terkendali, mengakibatkan erosi pantai yang semakin parah dan kerusakan lingkungan yang lebih luas.

Solusi dan tindakan 

Kesadaran global tentang ironi yang terkait dengan ekspor pasir harus dibangkitkan. Semakin banyak orang harus menyadari bahwa praktik ini menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan konflik dengan tujuan pelestarian lingkungan. Melalui kampanye, media sosial, dan pendidikan lingkungan, kesadaran ini ditingkatkan untuk memperjuangkan solusi yang lebih baik.

Upaya pemerintah dan organisasi non-pemerintah:

Mengatur dan mengawasi ekspor pasir secara ketat
Dikutip dari unep.org bahwa pemerintah dan organisasi non-pemerintah berperan penting dalam mengatur dan mengawasi praktik ekspor pasir. Mereka memberlakukan kebijakan dan peraturan yang ketat untuk membatasi jumlah pasir yang diekspor dan memastikan penggalian pasir dilakukan secara bertanggung jawab serta tidak merusak lingkungan.

Mendorong transisi ke sumber daya pasir alternatif yang berkelanjutan
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga mendorong transisi dari penggunaan pasir laut ke sumber daya pasir alternatif yang lebih berkelanjutan. Mereka mendukung pengembangan teknologi dan proses produksi yang menggunakan pasir buatan, limbah konstruksi, atau material daur ulang sebagai pengganti pasir laut.

Inovasi teknologi dalam penggalian pasir:

Penggunaan metode penggalian pasir yang ramah lingkungan
Inovasi teknologi dalam penggalian pasir berfokus pada pengembangan metode yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan alat dan peralatan yang mengurangi kerusakan pada habitat laut, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan membatasi dampak ekologi secara keseluruhan.

Pengembangan penggalian pasir buatan
Teknologi penggalian pasir buatan menjadi alternatif yang menarik dalam mengurangi ketergantungan pada pasir laut. Pasir buatan ini dapat diproduksi melalui proses rekayasa dan dapat memenuhi kebutuhan konstruksi dengan lebih berkelanjutan.

Pemerintah dan organisasi non-pemerintah berperan penting dalam mengatasi masalah ini. Mereka bekerja sama untuk mengatur dan mengawasi ekspor pasir dengan ketat, melalui penerapan kebijakan dan peraturan yang lebih tegas. Langkah-langkah ini bertujuan untuk membatasi jumlah pasir yang diekspor serta memastikan penggalian pasir dilakukan dengan bertanggung jawab.

Selain itu, terdapat dorongan untuk beralih ke sumber daya pasir alternatif yang lebih berkelanjutan. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah mendukung pengembangan teknologi dan proses produksi yang menggunakan pasir buatan, limbah konstruksi, atau material daur ulang sebagai pengganti pasir laut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pasir laut dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dalam inovasi teknologi penggalian pasir, diperlukan metode yang ramah lingkungan. Penggunaan alat dan peralatan yang mengurangi kerusakan pada habitat laut serta mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi fokus utama. Selain itu, pengembangan penggalian pasir buatan juga menjadi alternatif yang menarik. Pasir buatan dapat diproduksi melalui proses rekayasa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konstruksi dengan cara yang lebih berkelanjutan.

Dengan adanya kesadaran global, kerjasama pemerintah dan organisasi non-pemerintah, serta inovasi teknologi yang terus berkembang, diharapkan solusi dan tindakan yang dilakukan dapat memberikan kontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari ekspor pasir.

Dalam upaya mengatasi masalah ekspor pasir, terdapat solusi dan tindakan yang telah diimplementasikan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah ini bertujuan untuk melindungi lingkungan, mengurangi dampak negatif, dan mempromosikan keberlanjutan.

Salah satu solusi yang sedang dilakukan adalah peningkatan kesadaran global tentang ironi ekspor pasir. Kampanye dan pendidikan publik menjadi sarana penting dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan masalah yang terkait dengan ekspor pasir. Melalui kampanye dan pendidikan publik, masyarakat diberikan informasi yang lebih baik mengenai dampak negatif ekspor pasir terhadap lingkungan dan tujuan pelestarian lingkungan. Dengan pemahaman yang lebih baik, individu-individu dapat berperan aktif dalam mendukung langkah-langkah pelestarian lingkungan.

Selain itu, pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga terlibat dalam upaya mengatasi masalah ini. Mereka mengatur dan mengawasi ekspor pasir dengan ketat melalui kebijakan dan peraturan yang lebih tegas. Langkah-langkah ini bertujuan untuk membatasi jumlah pasir yang diekspor serta memastikan bahwa penggalian pasir dilakukan dengan bertanggung jawab dan tidak merusak lingkungan. Melalui upaya ini, diharapkan dapat tercipta pengelolaan pasir yang lebih berkelanjutan.

#Ekspor Pasir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun