Menulis cerita pendek itu penting banget buat pemula yang pengen mengasah kemampuan menulis atau bagi kalian yang mau ikutan lomba. Selain bikin kita jadi makin jago nulis, menulis cerita pendek juga bisa bawa manfaat lain lho. Nah, berikut ini beberapa alasan pentingnya menulis cerita pendek buat pemula:
Meningkatkan kreativitas, kita butuh imajinasi dan kreativitas tinggi buat bikin cerita pendek yang keren. Dengan rajin menulis, kita bisa ngasah kemampuan kreativitas dan imajinasi kita biar bisa menghasilkan ide-ide cerita yang menarik.
-
Meningkatkan kemampuan bahasa, menulis cerita pendek itu ngajarin kita buat memilih kata-kata yang tepat dan mengekspresikan ide kita dengan jelas dan efektif. Jadi, selain bisa meningkatkan kemampuan bahasa, kita juga bisa memperkaya kosakata kita.
-
Menumbuhkan kepercayaan diri, dengan menulis cerita pendek, kita bisa mengekspresikan diri secara kreatif dan mengeksplorasi berbagai topik yang menarik. Hal ini bisa bikin kita jadi lebih percaya diri dan nggak takut buat mengekspresikan diri.
Meningkatkan kemampuan analitis, menulis cerita pendek itu juga membutuhkan kemampuan analitis yang tinggi. Kita perlu mikirin plot, karakter, dan tema cerita dengan cermat dan pastiin semuanya terhubung dengan baik. Dengan begitu, kita bisa ngasah kemampuan analitis kita.
Menemukan gaya penulisan yang unik, dengan menulis cerita pendek, kita bisa menemukan gaya penulisan kita yang unik dan mengembangkan suara penulis kita yang khas.
Nah, buat kamu yang pengen mulai menulis cerita pendek, jangan khawatir karena ada banyak banget rumus dan teknik yang bisa membantu kita buat cerita pendek yang menarik dan efektif. Berdasarkan buku yang berjudul Why Writing Short Stories Is Important oleh Laurence Sullivan di The Writing Cooperative, Berikut adalah 10 rumus mudah yang bisa kamu coba:
- Konsep What If
- Karakter "Antihero"
- Klimaks Terbalik
- "Show, Don't Tell"
- Tema Kontras
- Twist Ending
- Struktur "Hero's Journey"
- Konflik Internal
- Ironi Situasional
- Pemilihan Kata yang Tepat
Konsep "What If"
Dalam menulis cerita pendek, penulis bisa memakai konsep "What If" untuk menciptakan plot yang tak terduga. Contohnya, dengan mempertanyakan apa yang akan terjadi jika karakter utama memilih tindakan yang berbeda dari yang seharusnya. Dengan begitu, cerita bisa lebih kreatif dan menarik.Â
Misalnya, "What If" karakter utama memilih mengejar cintanya di luar negeri daripada karirnya, atau memilih berbohong daripada jujur kepada pasangan. Dengan konsep ini, ide cerita bisa semakin beragam dan plot semakin memikat
Berikut contoh cerita pendek dengan menggunakan rumus "What If":
Judul: Bagaimana Jika Aku Tidak Menyerah?
Suatu pagi, Alex terbangun dengan perasaan yang tidak enak di perutnya. Ia merasa tidak yakin dengan keputusannya untuk mengikuti ujian penerimaan masuk perguruan tinggi yang sangat bergengsi. Alex selalu berpikir bahwa ia tidak akan pernah bisa lulus ujian tersebut, namun karena dorongan dari keluarganya, ia akhirnya mencoba.
Sesampainya di lokasi ujian, Alex merasa sangat tegang. Ia salah mengisi beberapa lembar soal dan merasa sangat tidak percaya diri. Alex tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa lulus ujian tersebut. Saat waktu ujian hampir habis, ia menyerah dan meninggalkan ruangan ujian.
Setelah kegagalan itu, Alex merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri. Namun, suatu hari ia bertemu dengan seorang guru yang mengajarkan kepada Alex tentang arti dari sebuah perjuangan dan kegagalan. Guru tersebut memberikan contoh bahwa jika ia tidak pernah menyerah, mungkin saja ia bisa mendapatkan hasil yang berbeda.
Alex terinspirasi dengan kata-kata gurunya dan memutuskan untuk mencoba lagi. Ia belajar dengan tekun dan merubah cara berpikirnya. Alex mengikuti ujian tersebut dengan percaya diri dan berhasil mendapatkan nilai yang sangat baik.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Alex mendapat pekerjaan yang ia sukai dan merasa bahagia. Ia merasa bersyukur karena tidak menyerah dan mencoba lagi.