Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inspirasi Merdeka Belajar Bahasa Sunda dari Buku Rusdi dan Misnem

2 Mei 2023   12:53 Diperbarui: 2 Mei 2023   13:12 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku Rusdi jeung Misnem (Dok.Pribadi)

Ki Hajar Dewantara pernah menyampaikan bahwa setiap orang bisa menjadi guru, dan setiap rumah bisa menjadi sekolah. Itu artinya pendidikan dapat dilakukan di manapun, kapanpun dan oleh siapapun.

Konsep Merdeka Belajar, yang pertama kali diperkenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai bentuk pendidikan yang membebaskan siswa dari keterbatasan formal dalam belajar, kini diangkat kembali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, sebagai bagian dari reformasi pendidikan di Indonesia.

Menurut Prasetyawan, Y., & Aryana, D. D. (2019) dalam jurnalnya yang berjudul Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang Merdeka Belajar, bahwa merdeka belajar berarti siswa harus diberikan kebebasan untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan minat dan bakatnya. 

Dengan demikian, pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap siswa tanpa dibatasi oleh faktor seperti latar belakang keluarga, status ekonomi, atau tingkat kecerdasan.

Sebagai pendidik, tugas kita adalah mendukung Semarak Merdeka Belajar ini dengan fokus pada pembelajaran aktif dan kreatif yang berpusat pada siswa, sehingga siswa menjadi aktor yang aktif dalam proses pembelajaran. 

Buku Rusdi dan Misnem

Mun aja nu nanja ka kuring: "Buku naon nu pangpikaresepeunana djeung  pangalusna  pikeun  batjaan  barudak  di  Sakola  Rajat?"; moal  hamham  deui  kuring  tangtu  ngadjawab:  "Buku  Roesdi djeung Misnem."  (Bila ada orang yang bertanya kepada saya: Buku apa yang paling saya sukai dan paling bagus sebagai bacaan anak-anak di Sekolah Rakyat  (Dasar)?;  tak  pelak  lagi  saya  tentu  menjawab:  Buku Roesdi djeung Misnem. (-Ajip Rosidi)

Ilustrasi buku Roesdi jeung Misnem (Dok.Pribadi)
Ilustrasi buku Roesdi jeung Misnem (Dok.Pribadi)

Khoiruddin, A. (2018) dalam bukunya yang berjudul Buku Bacaan Sunda untuk Murid-Murid Sekolah Sunda Karya A.C. Deenik dan R. Djajadiredja menjelaskan bahwa sebelum Perang Dunia II, anak-anak Sunda dari kalangan rakyat kebanyakan di Jawa Barat sudah mengenal Rusdi dan Misnem: Buku Bacaan untuk Murid-murid Sekolah Sunda. 

Buku tersebut ditulis oleh A.C. Deenik, seorang pengarang Belanda, dan R. Djajadiredja, seorang pengarang Sunda, serta diterbitkan di Den Haag, Belanda, pada tahun 1911. Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi karya ilustrator Belanda, W.K. de Bruin (1871-1945), dan terdiri dari empat jilid.

Saya merasa buku Roesdi djeung Misnem memiliki keakraban tersendiri dalam bacaannya, khususnya bagi para penggemar buku-buku bacaan berbahasa Sunda. Buku ini begitu kuat dalam meninggalkan kesan sehingga bahkan generasi berikutnya masih membicarakannya hingga kini, terutama setelah kolonialisme Belanda berakhir di Indonesia.

Bahkan, buku ini dianggap sebagai bahan kajian kemasyarakatan yang sesuai dengan keadaan masyarakat Sunda pada masa itu. Melalui pengalaman kakak beradik Rusdi dan Misnem di lingkungan sekitar rumah mereka di kampung, buku Roesdi djeung Misnem mampu menghadirkan bahasa pergaulan sehari-hari yang lazim digunakan oleh masyarakat Sunda dan memperkaya khazanah budaya daerah.

Implementasi Konsep Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Bahasa Sunda

Dalam bukunya yang berjudul Merdeka Belajar, Dewantara, K. H. (2011) menjelaskan bahwa tujuan dari merdeka belajar adalah memberikan kebebasan pada siswa untuk mempelajari sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.

Konsep ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda sehingga mereka harus diberi kebebasan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi mereka.

Dalam konteks pembelajaran bahasa Sunda, konsep Merdeka Belajar dapat diterapkan dengan memberikan kebebasan pada siswa untuk memilih topik atau tema yang ingin dipelajari sesuai dengan minat mereka. 

Dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Penerapan Konsep Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Bahasa Sunda, Sunaryo, D. (2018) menjelaskan bahwa siswa dapat memilih topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti makanan atau budaya, atau topik yang berkaitan dengan minat mereka, seperti musik atau olahraga.

Hal ini akan meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mempelajari bahasa Sunda karena mereka dapat memilih topik yang relevan dengan kehidupan mereka. Selain itu, pembelajaran bahasa Sunda juga harus difokuskan pada pembelajaran aktif dan kreatif agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dalam bahasa Sunda.

Pembelajaran aktif dan kreatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan bahasa, dan kegiatan kreatif seperti membuat puisi atau lagu dalam bahasa Sunda. 

Inspirasi dari Buku Rusdi dan Misnem dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Sunda

Buku Rusdi dan Misnem, seperti yang tercantum pada subjudulnya, adalah sebuah buku bacaan. Buku ini terdiri dari empat jilid yang menceritakan kehidupan sehari-hari kakak beradik Rusdi dan Misnem, di antaranya terdapat cerita singkat, dongeng, serta gambaran kehidupan di tempat-tempat yang jauh. 

Alur cerita buku ini mengikuti perkembangan Rusdi sebagai protagonisnya, dari masa prasekolah di kampung hingga masuk ke sekolah di kota. Meskipun sudah lama tidak lagi digunakan sebagai bahan bacaan di sekolah dasar, buku ini masih bertahan karena daya tarik isinya yang menekankan pada aspek cerita. Buku Rusdi dan Misnem bahkan menjadi prototip bagi buku-buku bacaan berbahasa Sunda untuk anak-anak yang muncul kemudian.

Menceritakan secara seimbang antara sifat baik dan buruk anak-anak

Ilustrasi tentang sifat Rusdi dan Misnem (Dok.Pribadi)
Ilustrasi tentang sifat Rusdi dan Misnem (Dok.Pribadi)

Buku Rusdi jeung Misnem merupakan karya yang sangat menarik karena mampu menceritakan kehidupan seimbang antara sifat baik dan buruk yang dimiliki oleh manusia. Dalam buku ini, pengarang berhasil menggambarkan kehidupan sehari-hari dua kakak beradik dari desa dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manusia.

Ajip Rosidi. (2004). Dalam bukunya yang berjudul Kang Ajip Turun Gunung menjelaskan bahwa salah satu buku yang paling mengesankan baginya adalah Rusdi jeung Misnem (Rusdi dan Misnem) karena buku tersebut menceritakan kehidupan sehari-hari dua kakak beradik yang berasal dari desa dengan segala sifat baik dan buruk yang dimiliki oleh manusia.

Sosok Rusdi digambarkan sebagai anak yang rajin dan pintar, sedangkan Misnem adalah anak yang suka bermain dan nakal. Namun, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai kakak beradik. 

 Kehadiran Misnem sebagai karakter yang suka bermain dan nakal memberikan warna cerita yang berbeda dan menarik. Selain itu, sifat buruk yang dimiliki Misnem juga memberikan pelajaran moral bagi pembaca untuk tidak meniru tindakan buruk yang dilakukan oleh Misnem.

Di sisi lain, kehadiran karakter Rusdi yang rajin dan pintar memberikan inspirasi bagi pembaca untuk meniru sifat baik yang dimiliki oleh Rusdi. Karakter Rusdi mengajarkan pentingnya belajar dan kerja keras dalam mencapai sukses. Dalam buku ini, pengarang memberikan gambaran yang sangat seimbang antara sifat baik dan buruk yang dimiliki oleh manusia.

Adanya kegiatan mendongeng yang disampaikan orang tua, kakak, dan saudara Roesdi
dan Misnem saat bercengkrama di rumah

Ilustrasi bapak dan ibu Rusdi dan Misnem suka bercerita (Dok.Pribadi)
Ilustrasi bapak dan ibu Rusdi dan Misnem suka bercerita (Dok.Pribadi)

Buku Roesdi djeung Misnem merupakan buku dongeng yang sangat menarik untuk dibaca oleh anak-anak. Kegiatan mendongeng yang disampaikan oleh orang tua, kakak, dan saudara Roesdi dan Misnem saat bercengkrama di rumah menjadi momen yang sangat berharga untuk memperkenalkan buku ini kepada anak-anak.

Dalam buku ini, terdapat berbagai cerita singkat, dongeng, dan gambaran kehidupan di tempat-tempat yang jauh. Hal ini membuat buku Roesdi djeung Misnem menjadi lebih menarik dan cocok dibaca oleh berbagai usia. Selain itu, buku ini juga menjadi inspirasi bagi banyak penulis buku bacaan berbahasa Sunda untuk anak-anak yang bermunculan kemudian.

Dalam setiap ceritanya, pembaca anak-anak dapat belajar tentang situasi lingkungan Indonesia pada zaman dulu secara kognitif. Selain itu, nilai moral juga dapat dipetik dari makna cerita di setiap dongeng. Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut juga memberikan nilai emosional dan personal yang dapat dijadikan inspirasi bagi pembaca.

Dalam buku Roesdi djeung Misnem, terdapat banyak dongeng tentang binatang yang memberikan gambaran tentang kehidupan binatang di luar wilayah pembaca. Pesan yang diambil dari dongeng tentang binatang adalah bahwa pembaca harus memiliki sikap menyayangi binatang.

Dalam cerita yang berfokus pada manusia, terungkap kehidupan sehari-hari mereka. Anak-anak dapat belajar mengenal karakter dan kondisi seseorang melalui beberapa cerita, seperti kisah naik turunnya kehidupan manusia. Kehidupan manusia kadang-kadang berada di puncak atau lembah. 

Kehidupan manusia tidak dapat diprediksi, sehingga manusia diharuskan untuk selalu bersyukur atas segala karunia Tuhan. Melalui cerita tersebut, pembaca anak-anak dapat belajar bahwa sebagai manusia, kita harus selalu bersyukur dengan bersikap baik, memiliki kasih sayang terhadap sesama, dan saling menghormati.

Dunia anak adalah bermain

Ilustrasi Rusdi dan Misnem suka bermain (Dok.Pribadi)
Ilustrasi Rusdi dan Misnem suka bermain (Dok.Pribadi)

Dunia anak memang selalu identik dengan kata "bermain". Hal ini tidak terlepas dari sifat alami anak yang senang bereksplorasi dan mencoba hal baru melalui kegiatan bermain. Bermain dapat dilakukan secara mandiri, berdua, maupun dalam kelompok, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa seperti orang tua atau guru.

Dalam kegiatan bermain, anak-anak dapat belajar banyak hal seperti keterampilan sosial, motorik kasar dan halus, kreativitas, dan pemecahan masalah. Selain itu, bermain juga dapat membantu mengembangkan imajinasi dan kemandirian anak.

Di buku "Roesdi Djeung Misnem", terlihat bagaimana tokoh Roesdi dan Misnem sangat senang bermain. Mereka sering bermain sendiri, bergabung dengan teman-temannya, atau bahkan mengikuti orang tua mereka dalam berkebun atau di sawah. Dalam kegiatan bermain tersebut, mereka belajar banyak hal baru dan memperluas wawasan mereka tentang dunia.

Namun, peran keluarga, terutama orang tua, juga sangat penting dalam memfasilitasi kegiatan bermain anak. Orang tua Roesdi dan Misnem menggunakan kegiatan bercerita sebagai sarana untuk memuaskan rasa ingin tahu anak-anak. 

Buku Rusdi dan Misnem telah memberikan inspirasi besar untuk Merdeka Belajar Bahasa Sunda pada anak-anak. Dongeng dan cerita pendek yang menarik dalam buku ini memberikan pengajaran berharga tentang kehidupan di Indonesia masa lalu dan nilai moral penting yang harus dipegang teguh. 

Tak hanya itu, buku ini juga merupakan sumber belajar bahasa Sunda yang sangat baik, karena banyak menghadirkan contoh penggunaan bahasa Sunda dalam ceritanya. Semoga buku Rusdi dan Misnem terus menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk mencintai bahasa dan budaya Sunda, serta menggapai Merdeka Belajar dalam belajar bahasa dan kehidupan. *

#Semarak Merdeka Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun