Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hidup Lebih Bahagia dengan Memaafkan, Begini Cara Memulainya!

29 April 2023   05:10 Diperbarui: 29 April 2023   05:06 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maafkanlah kesalahan semua orang terhadapmu, dengan harapan agar Allah memaafkan kesalahanmu." (HR. Tirmidzi)

Kita sering kali merasa kesal dan marah terhadap orang yang melakukan kesalahan terhadap kita. Namun, rasa sakit hati dan kecemasan yang berkelanjutan dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kita. Oleh karena itu, penting untuk menyadari betapa pentingnya memaafkan orang lain.

Karena, disadari atau tidak memaafkan orang lain membantu kita melepaskan beban perasaan negatif yang telah lama kita bawa. Dalam memaafkan orang lain, kita memberi kesempatan pada diri sendiri untuk hidup lebih bahagia dan tenang. Berdasarkan penelitian, memaafkan orang lain dapat membuat hidup lebih bahagia. Ketika kita melepaskan perasaan negatif seperti marah, kecewa, dan sakit hati, kita dapat merasakan kedamaian dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup.

Selain itu, memaafkan orang lain juga dapat membantu memperbaiki hubungan yang rusak dan mencegah konflik yang lebih besar di masa depan. Dengan memaafkan, kita memberi kesempatan pada orang yang melakukan kesalahan untuk berubah dan melakukan perubahan positif.

Memaafkan adalah seni hidup bersosial

Sebagai mahluk sosial yang butuh untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan rumah. Saya juga pernah mengalami perasaan sakit hati akibat perlakuan orang lain. Perlakuan buruk tersebut membuat saya merasa diabaikan, diremehkan, dipandang sebelah mata, bahkan dicap negatif tanpa alasan. Tidak hanya itu, saya juga merasa kecewa dan terluka ketika mengetahui bahwa mereka berbicara buruk tentang saya di belakang.

Sadar bahwa lingkungan yang saya miliki sangatlah toksik dan berdampak negatif pada kesehatan mental. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari lingkungan itu. Namun, keputusan saya tersebut tidaklah mudah dan berdampak pada perlakuan buruk dari mereka, seperti dijauhi secara bersama-sama.

Meskipun mengalami banyak hal yang tidak menyenangkan, saya selalu berusaha untuk tidak menyimpan dendam, berdoa buruk, atau bertindak merugikan orang lain. Sebagai gantinya, saya selalu berdoa agar semakin banyak orang yang membenci saya, maka Allah akan memberikan rejeki, kesuksesan, dan kebahagiaan yang berlipat ganda. Dan saya juga berharap agar tidak dipertemukan secara langsung dengan orang-orang tersebut.

Setiap sesudah sholat lima waktu dan sebelum tidur, saya berusaha untuk konsisten memaafkan setiap perlakuan orang lain yang disadari atau tidak mereka sadari telah melukai hati saya. Saya berdoa, "Ya Allah, aku maafkan semua kesalahan orang lain terhadap diriku. Baik yang mereka sadari atau tidak mereka sadari. Semoga dengan hal ini, Allah juga berkenan memaafkan salah dan khilaf yang telah kulakukan."

Apa itu memaafkan?

Memaafkan adalah sebuah tindakan di mana seseorang secara sadar melepaskan perasaan negatif seperti marah, kecewa, dan sakit hati terhadap orang lain yang telah melakukan kesalahan atau menyakiti dirinya. Namun, memaafkan bukanlah tentang menyetujui atau mengabaikan kesalahan yang telah dilakukan oleh orang lain. Sebaliknya, memaafkan lebih menekankan pada memberi kesempatan pada diri sendiri untuk meraih kedamaian dan kesejahteraan batin.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Mauger dan Perry (2017), memaafkan memiliki tiga komponen penting, yaitu pengampunan (forgiveness), perdamaian (peace), dan kebaikan hati (goodwill). Pengampunan berarti melepaskan rasa sakit hati dan amarah terhadap orang yang melakukan kesalahan, perdamaian berarti menciptakan kedamaian dalam hubungan yang rusak, dan kebaikan hati berarti membuka diri untuk membangun kembali hubungan yang lebih baik di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun