Sinetron "Lorong Waktu" memang menjadi kenangan indah di masa kecil saya, dan tak pernah terlupakan di setiap bulan Ramadhan era 90-an.
Membantu ibu menghangatkan lauk sahur dan berkeliling membangunkan sahur
Beberapa jam sebelum berbuka, ibu selalu memasak berbagai jenis lauk yang bisa dihangatkan kembali di pagi harinya. Saya senang membantu ibu dengan menggunakan tungku api yang dinyalakan dengan kayu bakar, sambil menikmati suasana yang tenang dan sejuk di pagi hari.
Selain membantu ibu di dapur, saya juga sering melakukan kegiatan bersama teman-teman laki-laki di lingkungan kami, yaitu berkeliling untuk membangunkan orang sahur. Kami menggunakan alat musik tradisional seperti bedug dan rebana, serta mengumandangkan takbir dan doa di setiap rumah yang kami datangi.
Kegiatan ini selalu membuat kami merasa semangat dan meriah, terutama ketika kami bertemu dengan teman-teman dari lingkungan sebelah yang juga melakukan hal serupa. Kadang-kadang kami juga mendapat camilan dan minuman dari orang-orang yang kami bangunkan, yang tentunya membuat sahur kami semakin meriah.
Kenangan ini selalu membawa saya kembali ke masa kecil yang penuh semangat dan kebersamaan di bulan Ramadhan.
Mengikuti pesantren kilat satu bulan penuh
Salah satu kenangan manis masa kecil saya di bulan Ramadhan adalah ketika saya mengikuti pesantren kilat selama satu bulan penuh. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan selama bulan Ramadhan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan umat Islam.
Saya masih ingat betul bagaimana pesantren kilat itu begitu padat dengan kegiatan belajar Al-Quran, hadits, fiqh, hingga keterampilan seperti menjahit dan memasak. Kegiatan belajar di pesantren kilat itu sangat menyenangkan karena dipimpin oleh ustadz dan ustadzah yang kompeten dan diikuti oleh teman-teman sebaya yang selalu membuat suasana belajar menjadi lebih asyik.
Tidak hanya kegiatan belajar, pesantren kilat juga menawarkan berbagai kegiatan keagamaan seperti tarawih berjamaah, kultum, dan pengajian yang membuat saya merasakan keberkahan di bulan Ramadhan. Kami juga diajarkan tentang pentingnya membantu sesama dan berbuat kebaikan di setiap kesempatan.
Saya juga merasa senang karena bisa berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai desa yang juga mengikuti pesantren kilat itu. Kami saling bertukar cerita dan pengalaman, serta belajar menghargai perbedaan dan keberagaman.
Konsisten mengisi buku Ramadhan
Buku Ramadhan adalah buku kecil yang berisi catatan kegiatan selama bulan Ramadhan, seperti puasa, shalat tarawih, baca Al-Qur'an, serta amal ibadah lainnya.
Saya selalu merasa senang ketika mulai mengisi buku Ramadhan setiap tahunnya. Saya akan menuliskan setiap kegiatan yang saya lakukan selama bulan Ramadhan, dan juga menandai hari-hari puasa yang sudah saya jalani. Saya juga menuliskan doa dan harapan saya di setiap akhir hari.
Menjaga konsistensi mengisi buku Ramadhan setiap tahunnya membuat saya semakin merasakan keberkahan di bulan suci ini. Saya merasa semakin dekat dengan Allah SWT karena selalu mencatat setiap amal ibadah yang saya lakukan. Selain itu, buku Ramadhan juga menjadi bukti nyata dari perjalanan spiritual saya selama bulan Ramadhan.
Saat ini, saya masih menyimpan semua buku Ramadhan yang saya tulis sejak kecil. Buku-buku itu selalu menjadi kenangan indah dan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas ibadah saya di bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan. Saya bersyukur memiliki kenangan yang berharga dan semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan hidayah kepada kita semua.