Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Cara Membuat Artikel Anti Plagiarisme dengan ChatGPT

5 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 15 Maret 2023   11:37 12489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, penting untuk diingat bahwa melakukan parafrase tidak sekedar mengubah kata-kata saja, tetapi juga memahami konteks dan makna yang ingin disampaikan dalam teks asli. Dengan menggunakan teknik parafrase yang tepat, kita dapat mencegah plagiarisme dan menghasilkan karya yang orisinal serta mengikuti etika akademik yang berlaku.

Minta sumber atau daftar referensi

Minta sumber atau daftar referensi adalah bagian penting dari menulis karya ilmiah atau akademik. Dengan meminta sumber atau referensi yang digunakan oleh penulis lain, kita bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik yang sedang dibahas dan memastikan bahwa informasi yang kita gunakan akurat dan terpercaya. 

Selain itu, dengan menuliskan daftar referensi yang digunakan, kita juga memberikan pengakuan yang pantas kepada penulis asli dan mencegah tindakan plagiarisme. Jadi, jangan ragu untuk meminta sumber atau referensi yang digunakan oleh penulis lain ketika menulis karya ilmiah atau akademik dan selalu tuliskan daftar referensi secara lengkap dan akurat. 

Dengan begitu, kita dapat menunjukkan integritas sebagai penulis yang jujur dan menghasilkan karya yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam era digital yang semakin maju, menciptakan karya yang orisinal menjadi tantangan yang semakin sulit. Namun, teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT dapat menjadi solusi untuk mencegah tindakan plagiarisme dan membantu menciptakan karya-karya yang unik. 

Meskipun ChatGPT dapat menjadi alat bantu yang sangat berguna, kita tetap harus mengutamakan kejujuran dan etika akademik yang menjadi landasan dalam dunia penulisan. Sebagai penulis, kita harus memegang teguh tanggung jawab untuk menciptakan karya yang orisinal dan tidak mengambil karya orang lain tanpa pengakuan yang jelas. 

Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan tetap mengutamakan etika akademik, kita dapat terus menghasilkan karya-karya yang bermutu dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Mari kita gunakan ChatGPT sebagai alat bantu yang positif dan terus berkarya dengan integritas! *

#Uji Coba ChatGPT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun