Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Strawberry Parents dan Dampaknya bagi Masa Depan Anak

5 Maret 2023   07:00 Diperbarui: 9 Maret 2023   17:15 1871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang paling longgar. Orangtua dengan pola asuh ini cenderung memberikan anak kebebasan penuh untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Mereka cenderung tidak memberikan aturan yang ketat dan kurang memberikan batasan.

Anak yang diasuh dengan pola asuh permisif cenderung memiliki masalah dalam mengatur diri mereka sendiri dan memahami batasan.

Pola Asuh Tidak Terlibat

Pola asuh tidak terlibat adalah pola asuh di mana orangtua tidak memberikan perhatian yang cukup pada anak. Orangtua dengan pola asuh ini cenderung tidak terlibat dalam kehidupan anak dan tidak memberikan dorongan atau bantuan yang diperlukan.

Anak yang diasuh dengan pola asuh tidak terlibat cenderung memiliki masalah dalam berinteraksi dengan orang lain dan kurang memiliki rasa percaya diri.

Namun, selain empat pola asuh tersebut, saat ini juga ramai dibicarakan tentang istilah strawberry parents. Istilah ini merujuk pada orangtua yang terlalu protektif terhadap anak dan terlalu cemas akan keselamatan anak.

Apa itu pola asuh orangtua ala strawberry parenting?

Dalam bukunya yang berjudul "Strawberry Generation: Anak-anak Kita Berhak Keluar dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh", Prof Rhenald Khasali, PhD menyoroti pentingnya orangtua memilih gaya didikan yang tepat untuk masa depan anak-anak mereka.

Istilah "strawberry parents" diyakini berasal dari gaya didikan orangtua yang memicu munculnya generasi strawberry. Generasi strawberry sendiri awalnya muncul di Taiwan dan mengacu pada generasi baru yang dianggap rapuh dan lemah seperti buah stroberi.

Menurut Rhenald, generasi strawberry memiliki banyak gagasan kreatif, tetapi mudah menyerah dan cepat merasa tersinggung.
Strawberry parents cenderung selalu memenuhi keinginan anak, dengan alasan karena orangtua tidak ingin anaknya mengalami kepahitan dan kesulitan seperti yang pernah dialami saat mereka kecil.

Konsekuensi negatif dari pola asuh orangtua ala strawberry parents

Pola asuh ala strawberry parents memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak. Orangtua cenderung memanjakan anak dan memberikan fasilitas yang berlebihan, bahkan pada usia yang seharusnya belum tepat. Selain itu, anak jarang diberikan hukuman dan tidak ada aturan yang jelas, sehingga kurang terbiasa menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka.

Meskipun anak-anak dari generasi ini mungkin tumbuh menjadi sosok yang kreatif, mereka cenderung kurang tahan terhadap tekanan dan mudah merasa kecewa. Hal ini karena mereka terbiasa hidup dalam kenyamanan yang disediakan oleh orangtua.

Menurut Rhenald, generasi ini seringkali mudah merasa galau dan berhalusinasi. Mereka juga cenderung mengungkapkan perasaan mereka dengan mudah ke teman-teman atau media sosial, karena tidak terbiasa untuk berkomunikasi secara terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun