Sikap ini akan ditunjukkan oleh peserta didik yang merasa malu, takut, atau tidak merasa nyaman bila harus bertemu dengan guru tersebut. Oleh karena itu, mereka akan memilih berlari dan kabur. Bisa juga hal ini dilakukan oleh peserta didik perempuan yang bertemu dengan guru laki-laki yang disukainya, karena mereka merasa salah tingkah.
Biasanya, saat berpapasan dengan guru peserta didik sedang asyik berjalan sambil mengobrol dan bercanda dengan teman-temannya. Tiba-tiba saja, mereka menyadari bahwa di hadapan mereka ada guru yang sedang berjalan menuju kea rah mereka. Sontak mereka pun merasa kaget dan kabur.
4. Menganggap guru seperti teman
Lebih mending dari pada sikap yang ditunjukkan pada nomer 1-3. Dalam hal ini, saat berpapasan dengan guru, mereka sangat antusias layaknya bertemu dengan bestie mereka.
Tidak jarang mereka menyapa dengan suara yang ceria, nada yang hangat dan bersahabat, "Wah, Ibu cantik dan bahagia sekali hari ini, seperti baru saja dapat lotere nih!"
Peserta didik yang menganggap guru sebagai teman, itu dikarenakan mereka merasa nyaman berinteraksi dengan guru tersebut. Mungkin, karena guru tersebut orangnya baik, ramah, dan bersikap terbuka kepada peserta didik. Sehingga, saat berpapasan peserta didik merasa senang, gembira, dan ingin menyapa.
5. Menyapa
Seorang guru yang disegani, bersikap tegas tapi lembut, dan penuh kasih sayang kepada peserta didik, akan membuat peserta didik merasa respek dan segan. Sehingga, saat berpapasan mereka akan dengan mudahnya menyapa kepada guru tersebut.
"Bapak/Ibu! Selamat Pagi, bagaimana kabarnya hari ini?" Kalimat ini akan terasa ringan dan mudah untuk mereka lontarkan. Ekspresi atau sikap ini lahir juga dari attitude peserta didik yang sudah tertanam dengan baik dalam jiwanya.
6. Salam
Mengucapkan salam merupakan hal terpuji yang harus dilakukan oleh orang muslim kepada sesama muslim lainnya. Saat peserta didik mampu mengucapkan salam untuk menyapa guru saat berpapasan di jalan. Itu artinya, peserta didik telah mengerti dan memahami bahwa salam adalah suatu kewajiban dan pantas untuk disebarkan, sebagai tuntunan dalam agama mereka.
7. Senyum, sapa, dan salam
Sikap yang terakhir ini, merupakan attitude yang amat ideal dan layak dimiliki serta diamalkan oleh semua peserta didik saat bertemu guru di jalan. Bahkan, tidak hanya dengan guru. Tapi, juga dengan individu yang lainnya, seperti: orang tua, sesama teman, dan orang-orang yang ada dalam kehidupan mereka.
Untuk meraih sikap tertinggi ini, maka tugas guru adalah untuk selalu dan tidak bosan-bosan menanamkan karakter senyum, sapa, dan salam ini dalam program pembiasaan.
Pentingnya Budaya 3 S bagi peserta didik
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ums.ac.id menjelaskan bagaimana budaya 3S memiliki manfaat yang sangat krusial bagi peserta didik dan kehidupan mereka di masa depan.