Cara Menyiram Tanaman
Kamu penyuka tanaman yang menghijau di pekarangan rumah, atau senang healing dengan berkebun, memetik sayuran yang kita tanam sendiri?Â
Tapi, sayang seribu sayang agak malas jika harus menyiram tanaman setiap hari. Karena, ya kesibukkan dan rutinitas harian dan pekerjaan kita terkadang menyita waktu. Sehingga, setelah beberapa hari kita gunakan waktu luang untuk bercocok tanam.Â
Maka, hari-hari berikutnya, kita tidak memiliki waktu untuk memperhatikan tanaman tersebut. Saat kembali sadar dan mulai lagi memperhatikan si hijau. Eh, dia sudah mengering, bahkan mati.
Tenang saja, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang memiliki pengalaman seperti itu. Senang menanam, tapi tak ada waktu untuk menyiram. Hal ini dialami juga oleh saya.Â
Oleh karena itu, saat menemukan judul tulisan ini. Kamu sudah berada di jalur yang tepat. Karena, saya akan membagikan cara menyiram tanaman secara otomatis tanpa ribet dengan sistem irigasi tetes.
Sebenarnya, saat kamu klik di mesin pencarian akan ditemukan banyak sekali cara dalam menyiram tanaman secara otomatis. Saya juga telah mencoba berbagai cara tersebut. Dari mulai bertanam secara hidroponik, alias menanam tanpa tanah, tapi dengan media air saja. Lalu, sistem infus dengan menggunakan alat serupa jarum suntik yang bisa kita beli di toko-toko. Namun, cara-cara tersebut, saat dipraktekkan agak ribet, dan memerlukan biaya yang cukup besar.
Nah, berikut adalah cara yang saya temukan dan sudah dipraktekkan untuk kebun saya. Sejauh ini, epektif ya. Modal yang dibutuhkan hanya botol bekas minuman yang dapat dengan mudah kita temukan dan air. Tidak memerlukan lagi alat yang lain. Cara mengaplikasikannya pun gampang sekali.
Cara Menyiram Tanaman dengan Teknik Irigasi Tetes
Bagi kamu yang biasa bercocok tanam, dan hobi menanam. Maka, istilah irigasi tetes mungkin sudah familiar, ya. Tapi, bagi kamu yang baru mulai coba-coba menanam, tentu agak asing juga. Di pikiran kamu mungkin akan terbayang sistem irigasi yang biasa ada di sawah. Aliran air berbentuk selokan memanjang dengan benteng dari bata dengan campuran semen. Wah, megah sekali, ya. Akan banyak sekali modal yang harus disiapkan.Â
Irigasi tetes dalam hal ini merupakan sebuah metode irigasi yang bertujuan untuk menghemat air dan pupuk pada tanaman. Dengan cara membiarkan air untuk menyiram tanaman tersebut menetes secara pelan-pelan, setetes demi setetes menuju ke akar tanaman, melalui permukaan tanah.
Manfaat dari teknik irigasi tetes ini adalah membantu dalam memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Dengan begitu, dapat meningkatkan pemanfaatan unsur hara pada tanah. Hal ini akan mempercepat bibit tanaman dalam beradaftasi dengan tanah. Sehingga akar akan tumbuh dengan kuat dan optimal agar tanaman berkembang dengan baik dan berhasil sampai panen.
Sebenarnya hampir semua tanaman yang ada di kebun kamu bisa menggunakan teknik irigasi tetes. Namun, pada umumnya metode ini dipakai bagi tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau bisa dijual, seperti : paria, semangka, mentimun, kacang panjang, cabai, tomat, melon, terong, dan lain-lain.
Teknik ini sangat mudah sekali untuk diaplikasikan. Bahkan, oleh anak kecil sekali pun. Begini cara kerja sistem irigasi tetes. Simak baik-baik, ya. Jangan sambil ngantuk.
1. Kumpulkan botol bekas minuman, bisa berbagai ukuran, 500 ml hingga dua liter. Hal ini bergantung pada berapa lama, kamu akan membutuhkan waktu untuk tidak memperhatikan tanaman kamu. Bisa dalam hitungan hari atau minggu. Kalau bulan, mungkin terlalu lama, ya. Ukuran botolnya harus segede galon. Agak susah juga untuk diaplikasikan.
2. Lubangi penutup botol dengan peniti atau jarum, kecil saja asal bisa mengeluarkan air setetes demi setetes. Jangan terlalu gede lubangnya, nanti bisa habis dalam sehari air cadangan untuk menyiramnya.
3. Taruh botol bekas atau kita sebut dengan tandon diletakan di atas tanah, di pinggir tanaman sasaran yang akan kita siram. Sehingga air akan menetes di sekitar permukaan tanah dekat tanaman tersebut. Kamu juga bisa meletakkan tandon dengan cara dikubur sebagian di bawah permukaan tanah. Dengan demikian air akan menetes dari bagian samping dan merembes di sekitar akar tanaman.
Tidak ada yang sempurna di dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan sistem irigasi tetes. Walau murah, mudah, dan sangat bermanfaat. Tapi, ada kelemahan dari irigasi tetes ini, saya beritahukan agar kamu bisa meminimalisir hal tersebut dan nanti tidak menyalahkan tulisan saya. Apa kekurangannya? media tanam yang tanahnya memiliki permukaan yang licin, seperti kerikil dan tanah yang kurang bisa menyerap air. Maka, air dan cairan pupuk yang mengalir dari tandon akan menetes pada sebagian akar saja. Bahkan, bisa saja terbuang percuma.Â
Itulah, cara menyiram tanaman secara otomatis tanpa ribet dengan teknik irigasi tetes. Saya yakin, hal ini pasti bermanfaat bagi kamu yang super sibuk, pergi pagi pulang malam. Tapi, memiliki kegemaran untuk bercocok tanam. So, kamu praktekkan. Semoga berhasil, ya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H