Sebenarnya hampir semua tanaman yang ada di kebun kamu bisa menggunakan teknik irigasi tetes. Namun, pada umumnya metode ini dipakai bagi tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau bisa dijual, seperti : paria, semangka, mentimun, kacang panjang, cabai, tomat, melon, terong, dan lain-lain.
Teknik ini sangat mudah sekali untuk diaplikasikan. Bahkan, oleh anak kecil sekali pun. Begini cara kerja sistem irigasi tetes. Simak baik-baik, ya. Jangan sambil ngantuk.
1. Kumpulkan botol bekas minuman, bisa berbagai ukuran, 500 ml hingga dua liter. Hal ini bergantung pada berapa lama, kamu akan membutuhkan waktu untuk tidak memperhatikan tanaman kamu. Bisa dalam hitungan hari atau minggu. Kalau bulan, mungkin terlalu lama, ya. Ukuran botolnya harus segede galon. Agak susah juga untuk diaplikasikan.
2. Lubangi penutup botol dengan peniti atau jarum, kecil saja asal bisa mengeluarkan air setetes demi setetes. Jangan terlalu gede lubangnya, nanti bisa habis dalam sehari air cadangan untuk menyiramnya.
3. Taruh botol bekas atau kita sebut dengan tandon diletakan di atas tanah, di pinggir tanaman sasaran yang akan kita siram. Sehingga air akan menetes di sekitar permukaan tanah dekat tanaman tersebut. Kamu juga bisa meletakkan tandon dengan cara dikubur sebagian di bawah permukaan tanah. Dengan demikian air akan menetes dari bagian samping dan merembes di sekitar akar tanaman.
Tidak ada yang sempurna di dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan sistem irigasi tetes. Walau murah, mudah, dan sangat bermanfaat. Tapi, ada kelemahan dari irigasi tetes ini, saya beritahukan agar kamu bisa meminimalisir hal tersebut dan nanti tidak menyalahkan tulisan saya. Apa kekurangannya? media tanam yang tanahnya memiliki permukaan yang licin, seperti kerikil dan tanah yang kurang bisa menyerap air. Maka, air dan cairan pupuk yang mengalir dari tandon akan menetes pada sebagian akar saja. Bahkan, bisa saja terbuang percuma.Â
Itulah, cara menyiram tanaman secara otomatis tanpa ribet dengan teknik irigasi tetes. Saya yakin, hal ini pasti bermanfaat bagi kamu yang super sibuk, pergi pagi pulang malam. Tapi, memiliki kegemaran untuk bercocok tanam. So, kamu praktekkan. Semoga berhasil, ya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H