Sejak pandemi tahun 2020 silam, Bu Lilis -tetangga di perumahan tempat saya tinggal, membuka warung kelontong sederhana di garasi rumahnya. Bangunan berukuran 5x6 meter itu ia manfaatkan sebagai lahan bisnis untuk menjual barang-barang kebutuhan warga sekitar, seperti sembako, jajanan anak, gas, galon, dan kebutuhan rumah lainnya.Â
Meski nampak sangat sederhana, barang-barang berupa kopi, susu, sabun cuci, shampo, dan lain-lain yang berupa sachet digantung pada paku yang dipasang di atas dinding. Lalu, gas, galon, beras, dan barang yang berukuran agak beras diletakkan di lantai warung begitu saja, tanpa memakai wadah.
Intinya, warung tersebut saya lihat belum menerapkan teknik display yang bagus. Hanya ada satu etalase sederhana untuk memajang barang-barang seperti lilin, sabun mandi batangan, minyak kayu putih,rokok, dan lain-lain.
Namun, saya lihat warung ini tidak pernah sepi pembeli. Saya saja yang jarak rumahnya agak jauh, hampir 150 meter, memerlukan waktu kurang lebih 15 menit pulang-pergi untuk berbelanja ke warung ini. Tapi, lebih memilih untuk membeli di warung Bu Lilis ini. Padahal, ada beberapa warung lain juga di daerah tempat saya tinggal, dan jaraknya lumayan dekat dengan rumah.
Penyebab Warung Kelontong Ramai Pembeli
Saya mendengar testimoni dari beberapa warga sekitar, anak-anak, bahkan pengalaman sendiri. Berikut penyebab warung kelontong Bu Lilis selalu dipilih pembeli untuk berbelanja.Â
1. Semua barang yang dibutuhkan ada dan tersedia.
Saat pembeli membutuhkan barang tertentu, pemilik warung tidak pernah mengatakan, "Tidak ada" atau "habis". Dari mulai telur, mie berbagai jenis dan rasa, lilin, jepit, paku, bahkan jarum dan benang jahit sekalipun selalu ada dan tersedia.Â
Oleh karena itu, berbelanja di warung kelontong milik Bu Lilis membuat saya menghemat waktu dan tenaga. Karena, sekali pergi semua barang yang dibutuhkan ada dan tersedia. Jadi, saya tidak perlu lagi keliling ke beberapa warung yang lain untuk membeli barang tersebut.
2. Harga barang terjangkau dan lebih murah
Bila dibandingkan dengan warung lain yang menjual barang serupa. Harga di warung Bu Lilis lebih murah, selisihnya antara 500-1000 rupiah. Lumayan kan, bila kita membeli banyak bisa menghemat pengeluaran.Â
Hal ini sangat disukai oleh ibu rumah tangga seperti saya. Secara, kalau ada yang lebih murah, kenapa kita harus membeli dengan harga mahal untuk barang yang sama dan kualitas yang sama pula. Kalau ada lebihan uang receh, kan bisa ditabung ya gak?
3. Pelayanan yang ramah
Saat saya berbelanja atau siapapun yang datang berbelanja ke warungnya, Bu Lilis selalu tersenyum, menyapa, dan memasang wajah yang bersahabat. Menurut saya, itu sangat berarti. Karena, pembeli merasa sangat dihargai.Â
Tidak basa-basi dan banyak omong yang tidak perlu, bertanya langsung ke inti, "Mau beli apa, Bu? Adik ikut yah sama ibu?" Itu sapaan yang khas saat saya belanja bersama si kecil. Tanpa pandang bulu, itulah yang harus dilakukan penjual. Melayani semua pembeli dengan perlakuan yang sama, tidak membeda-bedakan.
4. Warung selalu buka setiap hari
Hampir tidak pernah saya melihat warung Bu Lilis tutup. Bahkan, saat dia sakit sekali pun. Selalu ada dan memastikan bahwa warung tidak pernah tutup membuat pembeli merasa yakin, saat datang ke sana kita tidak akan merasa kecewa. Ketika ada kepentingan keluarga yang mengharuskan dirinya tidak bisa membuka warung.Â
Maka, Bu Lilis akan meminta orang lain atau saudaranya untuk menggantikannya menjaga warung. Dengan begitu, dia memastikan bahwa pembeli tidak akan merasa kecewa bila datang berbelanja di warung kelontong miliknya.
Rahasia agar Warung Kelontong Ramai Pembeli
Jika kamu memiliki usaha warung kelontong seperti Bu Lilis dalam ilustrasi di atas, namun warungmu sepi pembeli. Padahal, kamu sudah menerapkan berbagai taktik dan strategi, serta mengeluarkan banyak modal untuk mengembangkan usaha tersebut.Â
Maka, kamu wajib membaca artikel ini hingga tuntas. Karena, saya akan membahas bagaimana rahasia agar warung ramai pembeli ala Bu Lilis.
Kamu tenang saja, duduk yang manis, seruput kopi panas, dan visualisasikan keberlimpahan dalam jiwamu. Berikut adalah rahasia agar warung kelontongmu ramai pembeli. Ternyata, ini yang dilakukan oleh Bu Lilis.
1. Buka warung paling pagi dan tutup paling malam. Kalau memungkinkan buka warungmu selama 24 jam.
Terkadang kita sering merasa bingung, saat butuh suatu barang pada pagi buta. Umpama, gas habis, galon, butuh telur untuk sarapan, sabun mandi, pembalut, dan lain-lain. Maka, saat kita tahu ada satu warung kelontong yang selalu buka lebih awal, pagi-pagi sekali. Dapat dipastikan, kita pasti akan datang ke sana dan berbelanja di warung tersebut.Â
Oleh karena itu, jika kamu ingin warung kelontongmu ramai pembeli. Pastikan kamu bangun pagi-pagi sekali, tunaikan kewajibanmu kepada Yang Maha Kuasa. Setelah itu, buka warung kamu dengan penuh rasa syukur dan harapan. Lakukan hal itu, secara konsisten. Maka, perlahan tapi pasti pembeli akan memilih warung kamu untuk berbelanja.Â
Tutuplah warung kamu paling malam, umpama pada pukul 22.00 atau jika memungkinkan dan kamu memiliki banyak waktu luang di rumah.Â
Jadikanlah warung kelontong kamu itu sebagai warung yang buka 24 jam. Agar warung kelontong yang kamu miliki menjadi satu-satunya warung yang buka 24 jam dan menjadi tujuan utama warga sekitar untuk berbelanja.
2. Pastikan bahwa barang-barang yang kamu jual harganya lebih murah dibanding warung yang lain.
Harga yang bersaing dan kompetitif menjadi salahsatu rahasia mengapa warung kelontong diserbu pembeli. Kita tahu sendiri ya kan, bagaimana ekonomisnya ibu rumah tangga.Â
Perbedaan harga seratus-dua ratus perak pun akan menjadi pertimbangan, apakah akan berbelanja di warung yang menjual shampoo dengan harga ecer lima ratus perak, atau yang menjual 700 perak.Â
Sebagai ibu rumah tangga yang ekonomis, maka saya pastikan ibu akan membeli yang harga lima ratus. Meskipun harus berjalan agak jauh dari rumah. Lumayan kan kalau belinya banyak, bisa hemat beberapa ribu rupiah.
Oleh karena itu, sebagai pemilik warung kelontong kamu harus pandai-pandai mencari grosir dengan harga yang terjangkau, berbeda sedikit lebih murah dibanding toko yang lain, kualitas barang sama, namun harga lebih miring.Â
Lakukan survei kecil-kecilan ke beberapa grosir sembako yang ada di daerah sekitar tempat tinggal kamu. Setelah mendapatkan grosir yang kamu cari, maka jadilah kamu pelanggan di tempat tersebut.Â
Untuk menghemat biaya transportasi dan tenaga. Kamu juga bisa memanfaatkan jasa pesan-antar atau delivery order, barang yang kamu butuhkan diantar oleh petugas grosir. Kamu tinggal membayar sejumlah uang di tempat, tanpa harus pergi ke grosir tersebut. Praktis dan ekonomis, kan?
3. Sediakan barang dengan sistem "Palugada" (Apa yang Lu Mau Gua Ada).
Sebagai pemilik warung kelontong, jangan sekali-kali kamu mengatakan, "Tidak ada" atau "habis" pada orang yang datang untuk berbelanja. Karena, hal tersebut akan membuat pembeli merasa kecewa.Â
Jika pembeli merasa kecewa, maka ia akan berpikir dua kali untuk berbelanja lagi di warung kamu. "Ah, kemarin juga waktu mau beli jarum tidak ada, pasti gunting juga tidak ada."
Oleh karena itu, sedikit demi sedikit kamu harus melengkapi stok barang di warung kelontong milikmu. Metode ini dinamakan sistem "Palugada" (Singkatan dari Apa yang Lu Mau Gua Ada, meminjam istilah dari Acek Rudy). Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa barang tersebut tersedia dalam stok yang cukup.Â
Jangan sampai, saat ada pembeli yang membutuhkan telur satu kilo umpamanya, telurnya sudah habis. Oleh karena itu, ketika stok barang kosong, secepatnya kamu kontak grosir dan minta dikirim barang. Dengan begitu, kamu tidak akan berkata, "Barangnya habis." Karena, hal itu akan membuat pelangganmu merasa kecewa.
4. Yakinkan pembeli bahwa warung kamu buka setiap hari.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan pribadi kamu, umpama: sakit, kepentingan keluarga, dan acara-acara yang bersifat pribadi lainnya. Pastikan, warung kelontongmu selalu buka setiap hari. Jika kamu tidak bisa menjaganya, maka kamu bisa meminta keluarga yang lain, atau membayar asisten untuk menunggui warung kelontongmu.
Dengan begitu, pembeli akan merasa yakin dan percaya. Bahwa, saat ia datang ke warung kelontong milik kamu. Ia akan merasa puas, mendapatkan barang yang diinginkan, dan pulang dengan rasa gembira.Â
Itulah, beberapa rahasia dari warung kelontong yang selalu ramai pembeli, studi kasus warung Bu Lilis tetangga saya. Kamu tertarik untuk mencobanya. Saya tunggu ya testimoni keberhasilannya. Selamat mencoba, semoga berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H