Tidak terbayangkan bagaimana sepinya hidup ini. Bahkan, tahanan pun tidak berbicara dengan siapa pun. Karena, penjaga yang ditugaskan untuk mengawasi pun dilarang berbicara atau menimbulkan suara. Tahanan benar-benar disiksa dengan keheningan dan kesepian yang membunuh.
2. Tidak membutuhkan alat atau senjata yang serius
Dengan alat dan sarana yang murah, bersifat humble, dan tidak berdarah-darah. Sudah tercipta sebuah sarana penyiksaan yang tenang, tajam, tapi efeknya sangat serius. Tidak akan terdengar suara tembakan yang menggelegar dan memekakan telinga disertai lolongan panjang tanda kesakitan di dalam penjara ini.
Jika pun ada yang lewat ke kawasan ini, mungkin hanya akan terdengar dehem, batuk, atau suara bersin dari penghuni penjara. Mungkin, bila tahanan merasakan stres dan bosan. Lantaran, tidak bisa berbicara dengan siapa pun. Maka, kita akan mendengar suara orang yang sedang bermonolog atau ngomong sendiri. Menangis atau menjerit sesekali, mengapa tidak.
Sungguh sebuah metode yang mudah, murah, dan terlihat santun, ya. Oleh karena itulah mungkin beberapa negara sudah mulai menerapkan cara ini. Lantaran dirasa epektif dan berhasil. Meskipun, membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Efeknya sangat dahsyat dan menghancurkan
Dampak merupakan sesuatu hal yang diharapkan terjadi, atas sebuah tindakan. Itu pula yang menjadi pertimbangan, mengapa metode white turtore room mulai diminati beberapa negara di dunia untuk diterapkan dalam salah satu kebijakan politik mereka. Sebagai sebuah strategi memberikan hukuman yang mendatangkan efek jera yang sangat dahsyat.
Karena, dilansir dari beberapa situs yang sudah saya baca, terkait akibat white turtore room bagi tahanan atau korban. Didapatkan beberapa penjelasan. Bahwa, setiap tahanan yang sudah menjalani hidup di penjara ini. Mereka akan mengalami beberapa dampak psikologis yang mencengangkan.
Saat korban berada di ruangan yang monoton berwarna putih, maka secara psikologis akan berpengaruh terhadap berkurangnya kinerja panca indra. Warna putih akan menimbulkan efek halusinasi, daya hayal yang seram, memberikan rasa takut, dan membuat mata mudah merasa lelah dan bosan.
Warna putih diyakini dapat menggambarkan kesucian, kedamaian, dan kepolosan. Dalam waktu yang sama, warna putih juga menggambarkan situasi kekosongan, hambar, steril, dan perasaan dingin.
Testimoni terkait efek dahsyat white turtore room ini, dapat kita peroleh dari Ulrike Meinhof--Seorang Jurnalis dan Teroris yang berasal dari Jerman. Kita tahu bahwa Ulrike kemudian bunuh diri dengan cara menggantung diri di jeruji sel, dua tahun setelah masa penahanannya.
Ulrike mengatakan bahwa :
Selama dipenjara di ruangan serba putih, makanan putih, cahaya yang putih itu. Kepala terasa seperti akan meledak, tengkorak terasa bagaikan akan terangkat dan pecah. Saking merasa kacau, depresi, dan hancur secara psikologis.
Bagaimana cara kerja white torture room?
Dilansir dari kompas.com, beginilah kronologis seorang tahanan ketika memasuki sebuah penjara yang merupakan ruang penyiksaan 'santun' bernama white turtore room.
1. Tahanan akan dimasukkan ke dalam ruangan yang dicat serba putih serta kedap udara, atau berada di suatu daerah yang jauh dari keramaian dan sangat terpencil.
Saat masuk ke dalam ruangan putih yang kedap udara ini. Maka, indra pendengaran akan terlebih dulu tidak berfungsi dengan baik. Karena, yang bisa didengar tahanan hanyalah suara dirinya sendiri, deru nafasnya, dan gerak-geriknya.
2. Pencahayaan ruangan dari lampu neon putih yang tidak menimbulkan bayangan
Dengan pencahayaan neon putih yang terus saja menyala setiap hari, tidak hanya pada malam hari, tapi juga di siang hari. Maka, tahanan akan kehilangan waktu terbaik untuk dapat merasakan nikmatnya saat tidur nyenyak.Â
3. Tahanan menggunakan pakaian berwarna putih
Warna putih pada pakaian yang dikenakan tahanan, akan membuat dia merasa lelah, bosan, dan jenuh. Karena, warna yang monoton akan mengunci pikiran pada satu hal saja, yaitu rasa capek.