Dua belas Rabiul Awal
Jatuh pada hari Isnin
Nabi Muhammad dilahirkannya
Lima ratus tujuh satu Masehi
Di kota Mekkah pada tahun fiil
(Lirik lagu Qasidah Mari oh Mari) tonton di sini:Â
Bila kalian pernah mondok di pesantren atau mengaji di surau, pasti tidak asing dengan lirik lagu di atas. Ungkapan indah nan semangat ini akan dilantunkan pada acara peringatan maulid nabi Muhammad SAW.Â
Pesan dari lagu ini adalah mengajak kita sebagai umat Islam untuk banyak-banyak membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW, dengan harapan agar di akhirat nanti, kita mendapatkan syafaat beliau.
Maulid Nabi Muhammad SAW, biasa kita peringati satu tahun satu kali. Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah. Semua umat Islam, tentu sudah mempersiapkan diri untuk menyambut hari besar ini.Â
Tidak terkecuali juga saya dan keluarga besar. Biasanya kami akan mengadakan pengajian kecil-kecilan di rumah, mengundang pak ustadz dan tetangga sekitar rumah. Acara diisi dengan berdo'a, kultum tentang kisah Nabi Muhammad SAW, dan membaca sholawat atau kitab barjanji. Setelah itu acara ditutup dengan menikmati hidangan dan membagikan makanan kepada tetangga.
Berdasarkan berita dari Kompas.com, bahwa pada hari Sabtu besok, tanggal 8 Oktober 2022 umat Islam di Nusantara akan merayakan hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Bersama 3 menteri tentang penetapan hari Sabtu besok sebagai hari libur nasional.Â
Oleh karena itu, baru saja ibu saya dari kampung menelepon membicarakan hal ini, katanya beliau bersama keluarga besar akan datang ke rumah saya pada hari Minggu sekalian memperingati maulid di tempat beliau melaksanakan manasik. Berlanjut pada siang harinya berkumpul kembali di rumah saya, untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan dalam rangka ikut merayakan maulid nabi.
Siapa yang pertama kali menggagas ide merayakan maulid Nabi Muhammad SAW?
Maulid berasal kata milad, di dalam bahasa Arab dimaknai sebagai hari lahir. Maulid nabi atau maulud merupakan hari dimana Nabi Muhammad SAW, dilahirkan ke dunia ini dari rahim seorang wanita shalihah bernama Siti Aminah. Berdasarkan catatan sejarah Islam, peringatan maulud nabi sudah dilaksanakan sejak tahun kedua Hijriah.
Mengutip dari cnnindonesia.com, bahwa peringatan maulid nabi dicetuskan pertama kali oleh Raja Abu Sa'id Kaukabri bin Zainudin Ali bin Baktikin. Beliau biasa disapa dengan gelar Raja Malikul Mudzafar, raja dari wilayah Irbil Irak yang memiliki karakter pemberani, berjiwa pahlawan, alim, dermawan, dan adil. Berdasarkan catatan sejarah, Raja Malikul Mudzafar merupakan raja pertama yang menggagas dilaksanakannya peringatan maulid nabi.
Berdasarkan penuturan Syekh Jalaludin Al-Suyuthi  yang tertuang dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawa, peringatan maulid nabi yang pertama kali diadakan oleh Raja Malikul Mudzafar itu dirayakan secara besar-besaran. Bahkan sang raja rela menyedekahkan ratusan ribu dinar untuk membiayai peringatan tersebut. Setelah itu, setiap tahun pada bulan Rabiul Awal, selalu dirayakan maulid nabi secara rutin dan berlangsung dengan megah.
Momen ajarkan nilai religiusitas kepada anak
Sebagai sebuah bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, peringatan maulid nabi biasanya akan diselenggarakan oleh semua umat Islam yang ada di Indonesia dan mancanegara.Â
Tentu saja menurut tradisi, nama, dan kebiasaan masing-masing daerah. Umpama : Dulangan di Lombok, baayun maulid di Banjarmasin, muludan di Jawa Barat, tradisi bungo lado di Padang Pariaman, tradisi ngalungsur pusaka di Garut, grebeg maulud di Yogyakarta, dan lain-lain.
Anak-anak sebagai generasi penerus yang akan mewarisi kekayaan spiritual yang terbalut dalam tradisi ini. Harus sejak dini diperkenalkan, mulai dari secara visual mereka melihat bagaimana tradisi ini dijalankan di lingkungan mereka.Â
Dari mulai pembacaan barzanji atau riwayat hidup Rasulullah, pembacaan sholawat, ceramah keagamaan, sedekah, dan pelbagai perlombaan seperti : lomba membaca Al-Qur'an, adzan, dan sholawat.
Seyogyanya, ada nilai yang harus diajarkan kepada anak-anak di momen yang sangat sakral ini. Agar anak-anak tidak melihat perayaan maulid hanya sebatas visual belaka. Tapi, juga mengungkap makna dan nilai-nilai yang utama, itulah yang harus masuk dan tertanam secara kokoh di dalam nurani anak-anak. Sehingga di masa depan nanti mereka akan tampil menjadi sosok yang religius dan berakhlak mulia seperti Rasulullah SAW.
Nilai-nilai yang tertuang dalam peringatan maulid nabi Muhammad SAW
1. Nilai Spiritual
Ketika mengikuti acara demi acara dalam peringatan maulid, secara tidak langsung anak-anak akan diperkenalkan kepada nilai-nilai spiritual. Hal ini mengandung makna bahwa maulid akan mampu melatih dan membersihkan jiwa anak-anak untuk kembali kepada fitrah mereka, sebagai jiwa yang jujur dan takwa.
Nilai religiusitas atau keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa, akan mampu membangkitkan nilai-nilai spiritualitas lainnya, diantaranya : nilai kasih sayang, kejujuran, keadilan, kedisiplinan, pemaaf, empati, bijak, bersyukur, dan lain-lain.
Bahwa, peringatan maulid sejatinya adalah merupakan pengejawantahan atau wujud nyata dari rasa keimanan kepada Allah SWT, dan rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW.
2. Nilai Sosial
Melalui acara yang dilakukan secara bersama-sama dimulai dari pembacaan barzanji, sholawat, sedekah, dan lain-lain. Maka, anak-anak akan mengerti dan paham bahwa hidup ini tidak sendiri. Melainkan saling membutuhkan, saling memberi dan menerima atau take and give.Â
Mereka akan paham bahwa nilai utama dari pelaksanaan maulid adalah terletak pada kepedulian kita kepada sesama seperti akhlak nabi yang selalu mengutamakan perilaku baik dan kepedulian kepada sesama.
3. Nilai Moral
Anak-anak akan mengikuti pembacaan kitab barzanji atau kisah hidup Rasulullah SAW. Tentu saja, nilai-nilai kebaikan yang tertuang dalam sejarah tersebut akan membentuk jiwa anak-anak menjadi pribadi yang baik, pejuang tangguh, selalu sabar ketika menghadapi ujian, dan memiliki akhlak mulia seperti Rasulullah SAW.
Peringatan maulid nabi tidak bisa dilaksanakan begitu saja oleh satu orang. Melainkan, melibatkan banyak orang dan terlaksana atas dedikasi dan bantuan semua pihak. Maka, dengan hal tersebut anak-anak perlu diajarkan bahwa di dalam hidup ini kita tidak boleh egois, terpisah dan bercerai-berai. Namun, harus bersatu padu dengan sesama, apalagi dengan sesama muslim.
Oleh karena itu, momen peringatan maulid nabi menjadi waktu yang tepat bagi kita sebagai orang tua untuk memperkenalkan nilai-nilai itu. Agar anak-anak tidak terjebak pada makna maulid sebatas ritual atau tradisi semata. Namun, dapat mengungkap makna yang tersembunyi di dalamnya. Sejatinya, maulid nabi harus menjadi wasilah atau jembatan yang akan menjadikan kita semakin dekat dan ingat kepada Sang Pencipta. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H