Oleh karena itu, baru saja ibu saya dari kampung menelepon membicarakan hal ini, katanya beliau bersama keluarga besar akan datang ke rumah saya pada hari Minggu sekalian memperingati maulid di tempat beliau melaksanakan manasik. Berlanjut pada siang harinya berkumpul kembali di rumah saya, untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan dalam rangka ikut merayakan maulid nabi.
Siapa yang pertama kali menggagas ide merayakan maulid Nabi Muhammad SAW?
Maulid berasal kata milad, di dalam bahasa Arab dimaknai sebagai hari lahir. Maulid nabi atau maulud merupakan hari dimana Nabi Muhammad SAW, dilahirkan ke dunia ini dari rahim seorang wanita shalihah bernama Siti Aminah. Berdasarkan catatan sejarah Islam, peringatan maulud nabi sudah dilaksanakan sejak tahun kedua Hijriah.
Mengutip dari cnnindonesia.com, bahwa peringatan maulid nabi dicetuskan pertama kali oleh Raja Abu Sa'id Kaukabri bin Zainudin Ali bin Baktikin. Beliau biasa disapa dengan gelar Raja Malikul Mudzafar, raja dari wilayah Irbil Irak yang memiliki karakter pemberani, berjiwa pahlawan, alim, dermawan, dan adil. Berdasarkan catatan sejarah, Raja Malikul Mudzafar merupakan raja pertama yang menggagas dilaksanakannya peringatan maulid nabi.
Berdasarkan penuturan Syekh Jalaludin Al-Suyuthi  yang tertuang dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawa, peringatan maulid nabi yang pertama kali diadakan oleh Raja Malikul Mudzafar itu dirayakan secara besar-besaran. Bahkan sang raja rela menyedekahkan ratusan ribu dinar untuk membiayai peringatan tersebut. Setelah itu, setiap tahun pada bulan Rabiul Awal, selalu dirayakan maulid nabi secara rutin dan berlangsung dengan megah.
Momen ajarkan nilai religiusitas kepada anak
Sebagai sebuah bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, peringatan maulid nabi biasanya akan diselenggarakan oleh semua umat Islam yang ada di Indonesia dan mancanegara.Â
Tentu saja menurut tradisi, nama, dan kebiasaan masing-masing daerah. Umpama : Dulangan di Lombok, baayun maulid di Banjarmasin, muludan di Jawa Barat, tradisi bungo lado di Padang Pariaman, tradisi ngalungsur pusaka di Garut, grebeg maulud di Yogyakarta, dan lain-lain.
Anak-anak sebagai generasi penerus yang akan mewarisi kekayaan spiritual yang terbalut dalam tradisi ini. Harus sejak dini diperkenalkan, mulai dari secara visual mereka melihat bagaimana tradisi ini dijalankan di lingkungan mereka.Â
Dari mulai pembacaan barzanji atau riwayat hidup Rasulullah, pembacaan sholawat, ceramah keagamaan, sedekah, dan pelbagai perlombaan seperti : lomba membaca Al-Qur'an, adzan, dan sholawat.
Seyogyanya, ada nilai yang harus diajarkan kepada anak-anak di momen yang sangat sakral ini. Agar anak-anak tidak melihat perayaan maulid hanya sebatas visual belaka. Tapi, juga mengungkap makna dan nilai-nilai yang utama, itulah yang harus masuk dan tertanam secara kokoh di dalam nurani anak-anak. Sehingga di masa depan nanti mereka akan tampil menjadi sosok yang religius dan berakhlak mulia seperti Rasulullah SAW.