Di dalam mengarungi kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada masalah. Entah itu persoalan yang bersifat sepele, maupun persoalan besar yang akan menggoyahkan kehidupan kita. Anak-anak di masa depan, tentu saja akan dihadapkan pada problema tersebut. Apalagi, di masa depan tantangan dan masalah kehidupan akan semakin sulit, kompleks, dan beragam.Â
Dibutuhkan jiwa yang tangguh dan memiliki kompetensi sikap yang baik dalam menghadapi semua problema tersebut. Agar mereka bisa survive atau bertahan hidup di masa dewasa nanti. Jangan sampai anak-anak yang kita cintai, tampil menjadi generasi yang rapuh secara mental, tapi brutal dalam berperilaku.
Dilansir dari Kompas.com ada tiga kompetensi sikap yang penting diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.Â
1. Kecerdikan
Orang dikatakan memiliki kecerdikan yang bagus, saat ia mampu dengan cepat mengerti tentang situasi yang tengah dihadapinya. Apakah situasi yang aman terkendali, sulit dan penuh ketegangan, gawat dan berbahaya.Â
Dalam memahami situasi yang terjadi tersebut, ia akan dengan cepat bisa mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Orang yang cerdik diibaratkan seperti Sang Kancil. Gesit dan tangkas saat bergerak, cepat dan mahir dalam melakukan sesuatu, seorang pemikir yang dapat menciptakan ide.
Seperti pula kancil yang kita dengar dalam dongeng, orang yang cerdik akan selalu beruntung dan dapat menyelesaikan masalah yang berada di hadapannya. Solusi yang dihasilkan dari buah pemikirannya akan bermanfaat dalam menolong dirinya dan orang lain.Â
Karena, berasal dari ide seorang pemikir, dan dilakukan dengan mahir dan cepat. Maka, solusi itu akan jitu menangkal masalah, dan tidak menimbulkan gejolak masalah baru di kemudian hari.
2. Kecerdasan
Kecerdasan bersumber dari ketajaman pikiran. Orang yang cerdas tidak terpaku pada teori yang telah dipelajarinya, tapi lebih terhadap cara memahami konsep. Karena, senjata utama orang cerdas adalah logika. Ia berpikir dan bertindak berdasarkan logika yang dimilikinya.
Pengetahuan yang ia dapat dari teori hanyalah sebagai pendukung. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cerdas merupakan hal yang bersifat bawaan, sesuatu yang didapatkan nyaris tanpa harus dengan cara mempelajari sesuatu sebagai bahan acuannya.