Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menanam Sekarang Juga, Kunci Sukses Hidup di Negara Agraris

27 Agustus 2022   02:47 Diperbarui: 28 Agustus 2022   20:00 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita hidup di negara yang terkenal dengan lagu Tanah Surga. Siapa yang tidak kenal syair lagu dari Koes Plus ini:

"Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman"

Betul sekali apa yang dikatakan lirik dalam lagu tersebut. Bahwa Indonesia adalah negara dengan sekepal tanah yang berasal dari surga.

Karena, di negara beriklim tropis ini. Jangankan menanam di tanah, yang sudah jelas-jelas merupakan habitat bagi tanaman. 

Dalam media air, kayu mati, dan batu sekalipun, bahkan tanpa usaha menanam dari manusia. Tumbuhan bisa hidup dan berbuah.

Itulah istimewa dan uniknya, tanah di negara kita. Semua jenis tanaman bisa tumbuh dan menghasilkan banyak buah.

Bahkan, tanaman dari negara beriklim kering dan basah pun dapat hidup dengan subur di negara kita. Sebut saja kurma dari Arab, dan anggur dari negara yang memiliki iklim 4 musim, yakni Eropa.

Ironinya, meskipun negara ini sangat kaya akan tanaman. Tapi, harga sayuran dan buah-buahan mahal. 

Bahkan, beberapa komoditi yang menjadi bahan baku makanan, seperti : kacang kedelai sebagai bahan baku membuat tahu dan tempe; gandum sebagai bahan baku membuat mie dan roti, dan banyak lagi bahan pangan lainnya yang notabene sebenarnya dapat kita tanam sendiri dan pasti akan subur dan hasilnya banyak bila ditanam di negara kita. 

Tapi, lagi-lagi untuk semua bahan pangan tersebut kita harus mengimpor dari negara lain. Bahkan, termasuk juga untuk bahan pangan utama seperti beras dan jagung. Padahal, dahulu negara kita pernah menjadi lumbung beras bagi negara lain.

Ada yang salah dengan penataan dan pemanfaatan lahan kita. Sehingga, sebagai masyarakat yang hidup di negara agraris atau yang mengandalkan lahan pertanian dan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Kita telah gagal menjadi masyarakat yang agraris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun