Kesebelas, lambey jeruk sapasi artinya bentuk bibir seperti sekerat jeruk. Konsep masyarakat Sunda tentang kecantikan perempuan begitu sangat sederhana dan alami. Tidak digambarkan dengan hal-hal yang sensual, tapi digambarkan sebagai sekerat jeruk yang segar dan menyehatkan.
Keduabelas, panangan ngagondewa, ramo pucuk euriheun. Artinya, bentuk tangan yang seperti gondewa atau busur panah, jari-jari ramping dan runcing ke ujung seperti pucuk daun alang-alang.
Ketigabelas, imbit dempok biola, artinya bokong atau pantat seperti bentuk biola. Tahukah kamu bentuk biola seperti apa? biola atau gitar Spanyol terdiri dari beberapa bagian, yakni : badan biola, leher biola, jembatan biola, papan jari, senar, dan beberapa bagian sebagai perangkat pembantu.Â
Dilihat dari segi manapun, baik depan maupun belakang badan biola akan tampak seperti jam pasir. Terdapat dua buah lekukan pada kedua sisi samping biola, menyerupai huruf C. Bagian inilah mungkin yang diibaratkan sebagai perumpamaan dalam peribahasa itu. Bahwa, bokong perempuan yang cantik itu, ya seperti badan biola.
Tidak hanya indah dan sedap dipandang mata. Ternyata, bentuk bokong seperti biola ini juga menunjukkan tanda kesehatan yang baik bagi kaum perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan pinggang ramping dan pinggul lebar memiliki resiko rendah terkena diabetes dan kematian dini.
Keempat belas, iga kawas gambang pawayangan, artinya tulang rusuk seperti alat musik gambang. Kita semua tentu saja sudah tahu bagaimana rupa alat kesenian tradisional yang satu ini. Bilah-bilah pada gambang yang berjumlah sepuluh buah, dikenal dengan nama pencon. Mungkin maksud dari peribahasa tersebut adalah perempuan yang cantik itu memiliki tulang rusuk yang tersusun rapih seperti bentuk pencon pada gambang.
Kelimabelas, pangambung kuwung-kuwungan artinya lubang hidung seperti membentuk lengkungan yang indah. Dalam hal ini, standar kecantikan pada masyarakat Sunda tidak menekankan pada bentuk hidung. Baik mancung, maupun demes atau dempak.Â
Hidung yang cantik menurut standar masyarakat Sunda adalah bentuk lubangnya yang 'kuwung-kuwungan' melengkung indah. Tidak besar atau sempit, kuwung-kuwungan itu berada pada tataran lubang yang sedang-sedang saja ukurannya.
Keenambelas, bitis babalingbingan, ngabuah pare, jaksi sajantung artinya betis seperti buah belimbing, seperti tanaman padi yang sedang hamil, dan jantung pisang. Betis perempuan dikatakan cantik apabila berisi di bagian tengah dan meruncing di kedua sisinya.Â
Ada beragam bentuk betis pada perempuan, meliputi : betis panjang, betis sedang, betis pendek, dan betis yang berbulu. Masyarakat Sunda lagi-lagi tidak mempersoalkan ukuran dalam hal kecantikan. Betis perempuan digambarkan seperti bunga jaksi, konon bunga ini dipercaya sebagai ratunya bunga.
Bunga jaksi merupakan bunga pandan berduri, ia biasanya tumbuh di dekat pantai. Dalam legenda Sangkuriang, dikisahkan bahwa saat menghilang di Gunung Putri, Dayang Sumbi berubah menjadi pohon bunga jaksi. Menurut kepercayaan masyarakat, kembang jaksi dipercaya sebagai kembang yang memiliki kegunaan membuat awet muda, bagi siapa yang memakainya atau menemukannya.Â