Ketika pasangan meninggalkan kita. Karena, ajalnya telah tiba dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Baik karena alasan sakit, kecelakaan, dan penyebab lainnya. Tentu saja, kita akan mengalami rasa kehilangan yang amat dalam.
Apalagi, jika hubungan kita dengan pasangan sangat harmonis, saling menghargai, partner yang baik, dan pasangan kita mampu memainkan multi peran diantaranya : sebagai pasangan, sahabat, orang tua, dan rekan kerja.
Kehilangan yang kita rasakan akan berlipat ganda. Sehingga kita akan merasa bahwa hidup sudah tidak berarti lagi tanpa dia berada di sisi kita.
Kepergiannya akan membuat hati terasa kosong, hampa, hilang semangat, dan tidak tahu harus melakukan apa. Hal yang dialami tersebut dalam psikologi dinamakan widow syndrome.
Jika dibiarkan, tanpa penanganan yang cepat dan tepat. Bukan tidak mungkin trauma mental tersebut akan mengakibatkan seseorang kehilangan semangat hidup dan berharap ingin segera menyusul pasangan ke akhirat.
Pertama, dengan cara sedih berkepanjangan, sakit, lalu tidak lama kemudian meninggal. Ada beberapa kasus akibat widow syndrome seperti ini. Setelah ditinggal wafat oleh istrinya, tidak lama kemudian suaminya juga meninggal. Ini bukan masalah 'sehidup semati' belaka, ya. Hal ini lebih menekankan pada gangguan psikologis.
Kedua, pasangan yang ditinggalkan tidak tahan hidup sendirian, dia tidak bisa melanjutkan hidupnya, lalu nekat untuk mengakhiri hidup dengan cara irrasional yaitu bunuh diri. Sungguh menyeramkan, ya.
Dilansir dari Health.com, berikut adalah ulasan tentang widow syndrome, mulai dari pengertian, dampak, dan cara ampuh untuk mengatasinya. Disimak, ya.
Apa yang dimaksud widow syndrome?
Widow syndrome atau sindrom janda adalah rasa trauma pada wanita yang diakibatkan oleh meninggalnya pasangan hidup yang sangat dicintainya.
Gejala widow syndrome akan nampak pada perilaku dan sikap diantaranya : sedih berkepanjangan, mengurung diri, gak mau makan, acuh pada sekitar, gak semangat menjalani hidup, depresi, dan kehilanganmotivasi. Bahkan, jika dibiarkan akan mengarah pada kasus kriminal menyakiti diri sendiri, yakni bunuh diri.
Maka dari itu, bila ada diantara gejala-gejala tersebut nampak pada perilaku seseorang yang baru saja ditinggalkan oleh pasangannya. Deteksi diri dan pencegahan dini amat penting dilakukan. Ini karena widow syndrome mempengaruhi kesehatan mental penderitanya.
Perbedaan antara widow syndrome dengan widower syndrome
Ada perbedaan antara widow dan widower syndrome. Jika widow syndrome dialami oleh wanita yang ditinggalkan mati oleh suaminya. Maka, widower syndrome dialami oleh pria yang ditinggalkan mati oleh istrinya.
Gejala trauma yang dialami dan cara penanganan yang harus dilakukan. Dalam hal ini pada pria maupun wanita sama saja. Tergantung pada penerimaan diri pada situasi yang terjadi, kondisi mental, dan hubungan yang terjadi antara pasangan.
Jika pasangan tersebut, hubungan suami isteri dalam rumah tangganya bkurang harmonis, sering bertengkar, dan sering berbeda pandangan. Maka, sindrom ini tidak akan memberikan dampak terlalu besar.
Dampak widow syndrome pada kesehatan mental
Paparan trauma yang diakibatkan oleh widow syndrome akan menyebabkan seseorang merasa linglung, gak tahu apa yang harus dilakukan, pikiran kosong, perasaan hampa, dan kesedihan yang teramat sangat. Hal ini akan dirasakan sesaat setelah seseorang menyadari bahwa pasangannya telah tiada.
Dua minggu dari hari itu, dia akan lebih banyak diam. Karena, jika terpaksa berbicara, secara tiba-tiba saja akan keluar air mata, kerongkongan serasa tercekat, dan tangis pun pecah.
Lepas dua minggu, dia akan mulai berbicara pada orang-orang di sekitarnya. Namun, saat itu ada kondisi mental yang amat berbahaya yang bisa saja tidak diketahui orang di sekitarnya.
Ya, dia akan merasakan suatu tekanan yang berat pada perasaan, yaitu frustasi. Rasa ini akan membuat seseorang merasa bahwa gairah hidup benar-benar sirna, jiwa hampa, dan hidup terasa tidak berarti serta sudah final.
Cara mengatasi akibat widow syndrome pada kesehatan mental
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan secara mandiri, sebelum seseorang merasa siap dan memutuskan untuk menghubungi konselor atau psikolog. Diantaranya : pertama, menerima bahwa semua yang terjadi, baik atau buruk adalah takdir dari Illahi. Kedua, ingat bahwa ada yang harus diurus dan diperhatikan sepeninggal pasangan, yakni anak-anak. Ketiga, rajin-rajinlah browsing mengenai widow syndrome. Agar kita memiliki wawasan tentang gangguan kesehatan mental ini, dan dapat mengantisipasi gejala yang dialami sejak dini, alias menyembuhkan diri sendiri.
Salahsatu jalan terbaik adalah datang ke psikolog atau konselor
Jika setelah 18 bulan kepergian pasangan, seseorang belum bisa move on. Alias dia belum berhasil menyembuhkan dirinya sendiri. Gejala-gejala mental yang dialami tidak berkurang, malah semakin bertambah, dan ada indikasi ke arah percobaan bunuh diri. Maka, secepatnya harus menemui konselor atau psikolog. Karena, saat itu hanya merekalah yang dapat mengobatiwidow syndrome yang dialami seseorang tersebut.
Itulah, ulasan mengenai widow syndrome. Meliputi definisi singkat, dampak, dan cara mengatasinya. Nah, karena kita sekarang sudah mengetahuinya. Maka, mari kenali gejala-gejala widow syndrome pada orang yang ditinggalkan pasangannya di sekitar kita. Agar mereka bisa melanjutkan hidup dan mengurus anak-anaknya dengan lebih baik. So semangat, ya. Peluk hangat untuk kita semua. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H