Selain sibuk bertani, menyadap, dan mengurus ternak. Kegiatan Pak Ahmad adalah adzan di masjid. Nyaris setiap waktu sholat, dengan suara paraunya yang sendu mendayu dia bangunkan kami setiap pukul setengah empat subuh. Itu beliau lakukan secara konsisten. Tanpa terlewat satu hari pun.Â
Bahkan, pernah suatu hari di desa tidak terdengar suara adzan. Semua warga kalang kabut, bertanya kemanakah gerang Pak Ahmad, apakah sakit? Tidak biasanya beliau seperti ini.Â
Benar saja, ketika dicek ke rumahnya. Beliau terbaring sakit, tidak dapat bangun sama sekali. Namun, alhamdulillah keesokan harinya beliau sudah kembali mengumandangkan adzan.Â
Selain konsisten, Pak Ahmad juga orangnya penuh keikhlasan. Beliau sama sekali tidak mengharapkan imbalan atas segala yang dilakukannya. Memakmurkan masjid adalah passion beliau. Kami sering melihat, Pak Ahmad menyapu dan mengepel masjid. Lalu, mencuci karpet, sarung-sarung, dan mukena.Â
Itu semua beliau lakukan dengan penuh suka cita. Kadang saya dan kawan-kawan ikut nimbrung. Tapi, bukan membantu. Malah bersenda gurau. Karena, Pak Ahmad orangnya pandai melucu. Semua anak-anak suka pada beliau.Â
Meskipun kami suka membikin onar dan keributan saat sholat tarawih atau saat sholat biasa. Pak Ahmad tidak pernah marah. Beliau selalu membiarkan kami merasa betah di masjid.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Pak Ustadz, bahwa ciri orang yang mendapatkan lailatul qodar itu wajahnya bersinar, tenang, penuh kedamaian. Saya lihat semua itu ada pada Pak Ahmad.Â
Di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Muka beliau tampak bersinar, teduh, dan tenang. Padahal, maap ya Pak Ahmad itu kulitnya hitam karena terbakar matahari. Tetapi, setiap kali kami memandang wajahnya terpancar aura ketenangan dan kebijaksanaan dari sana.
Sekarang Pak Ahmad sudah tiada. Berpulang ke haribaan Allah SWT. Membawa semua amalan baiknya yang ia kumpulkan selama di dunia.Â
Kisah hidup beliau selalu saya jadikan sebagai inspirasi dan motivasi. Bahwa, berbuat baik itu tidak harus menunggu berkecukupan. Tapi, semua amalan itu dapat dilakukan bahkan saat kita dalam keadaan sederhana sekali pun.
Selamat jalan Pak Ahmad, Bapak sudah tenang di sana. Terima kasih, Bapak telah mengajarkan banyak teladan dan contoh kebaikan bagi saya saat kanak-kanak dahulu.Â