Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tren Membeli Baju Lebaran dapat Mengakibatkan Bencana Ekonomi, Benarkah?

11 April 2022   13:36 Diperbarui: 16 April 2022   15:05 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warga membeli baju lebaran di pasar. Foto: Kompas.com/Mohamad Umar Alwi

Trend terkadang muncul diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang bertindak, dan melakukan sesuatu, umpama mengikuti gaya berbusana, makanan, teknologi, dan lain-lain.

Tindakan tersebut dilakukan tanpa dilandasi analisis dan pemikiran yang tajam. Akhirnya, lebih mengarah ke perilaku ikut-ikutan. Orang memakai baju seperti ini, kita ikut membeli baju seperti itu.

Orang ramai membahas masalah anu, kita juga ikut-ikutan membahas masalah tersebut. Jika kita sering mengatakan sesuatu, menggunakannya. Maka, secara otomatis perilaku tersebut akan dominan mempenagaruhi pikiran kita.

Umpama, saat lebaran membeli baju sering menjadi topik perbincangan di mana-mana. Baik di kantor, lingkungan tetangga, rumah, pasar, bahkan di mesjid saat sedang sholat tarawih. Hal tersebut juga hampir dibicarakan oleh semua orang, dari semua kalangan. Baik atas, menengah, dan bawah.

Maka, meskipun pada awalnya kita tidak ingin terjebak pada perilaku ikut-ikutan dan fenomena trend. Akhirnya, tiba di rumah saat sedang sendiri atau merefleksi diri. Hal tersebut akan terpikirkan juga, "Oh, iya beli baju lebaran yang bagus, dimana ya?" Nah, lho terpengaruh juga kan.

Sebenarnya, bukan hanya perilaku ikut-ikutan saja yang menjadi penyebab suatu hal menjadi trend. Ternyata, sisi psikologis manusia yaitu perasaan takut tidak diakui juga turut menyumbang andil. Sehingga dengan persepsi yang muncul dalam pikiran kita seperti itu.

Maka, tanpa berpikir panjang kita pun mengikuti yang dilakukan orang lain, dengan maksud agar mendapat pengakuan, diterima, dan menjadi bagian dari lingkaran sosial tersebut.

Hal lainnya yang menjadi penyebab munculnya trend adalah sikap kepo atau rasa ingin tahu yang sangat besar pada masyarakat kita. Sehingga bila ada suatu hal yang dirasa unik dan banyak diperbincangkan, orang dengan rasa ingin tahu yang tinggi akan ikutan nimbrung berpartisipasi.

Asal-Muasal kebiasaan Membeli Baju Lebaran

Pertama-tama mari kita lihat, dari manakah gerangan asal kebiasaan ini. Dalam buku sejarah nasional Indonesia karya Maryati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto diperoleh keterangan bahwa, asal mula tradisi membeli baju lebaran itu dari daerah Kesultanan Banten.

Kita semua tahu, Banten merupakan wilayah bernuansa Islam yang amat kental. Bukan hanya Kesultanan Banten, hampir di beberapa daerah yang nafas keislamannya kental, seperti Kerajaan Mataram dan Yogyakarta. Tradisi membeli baju lebaran ini juga ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun