Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Alur Dedaunan

27 Maret 2022   19:14 Diperbarui: 27 Maret 2022   19:19 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
alur dedaunan | Pexels.com/Felix Mittermeier

a/

Jika aku bosan mengikuti ajakan angin

Untuk selalu melambai dan meliukkan daun

Saat arah kompas yang ditunjuk tidak disukai

Lalu, apa yang harus ku lakukan?

Bisik tunas pada batang-batang yang kaku


b/

Tidak pernah didapat jawaban

Bahkan dari rintik yang selalu turun 

Sapu air mata yang melekat dalam hijau rasa lelah

Biaskan sedih dengan kepatuhan

Seperti itulah cara memendam kesal


c/

Tidak usah kau teriak

Saat langit memukul petir dan menjatuhkannya

Lalu membakar semua dendam-mu

Ikuti saja!

Dan jangan melawan kehendak akar


d/

Hidup adalah seperti selembar daun

Dan harapan ibarat tunas yang gemuk

Kau simpan semua rasa bahagia di sana

Kau lupa pada ulat yang akan memamah

Tabungan kesenanganmu


e/

Selalu saja kau katakan

Dalam remang gelap dan liukkan kehampaan

Bahwa alur dedaunan adalah sejatinya keyakinan

Tentang hidup yang tidak memberikan pilihan

Hanya patuh!

Sudah saja selesai.


Sumedang, 27 Maret 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun