Belum semua orang mampu untuk berkawan, menerima, apalagi mensyukuri sebuah kegagalan. Mengapa? Karena dari kecil kita diajarkan untuk selalu menang, sukses, dan berhasil. Tentu saja, tidak secara verbal, ya.Â
Kompasianer mungkin masih ingat bagaimana dulu, saat kecil orangtua selalu memuji, memberikan reward pada keberhasilan kita, anak-anaknya. Namun, mereka lupa bahwa terkadang sebuah kegagalan juga meminta untuk dirayakan.Â
Alih-alih mendapatkan perayaan, bila gagal seorang anak akan diganjar dengan hukuman, ancaman, dan caci maki. Dengan sikap seperti itu, reward bagi keberhasilan dan punishment bagi sebuah pelanggaran.Â
Secara tidak langsung orangtua membentuk pemahaman dan karakter dalam jiwa anak, "Berhasil dan berperilaku baik akan mendapatkan pujian, sedangkan gagal dan berperilaku tidak sesuai keinginan orang tua akan mendapatkan hukuman".
Padahal, merayakan sebuah kegagalan dan berani untuk gagal, menurut saya adalah sebuah langkah yang hebat. Karena, dengan cara itu kita akan terlepas dari berbagai tekanan, stres, dan bangkit lebih percaya diri. Melakukan sesuatu hal dengan target 'harus berhasil' adalah sebuah beban.Â
Sehingga dalam melakukan hal tersebut, kita akan merasa tertekan, takut, dan khawatir yang berlebihan. Itulah mungkin salah satu faktor yang menjadi penyebab utama, mengapa anak-anak kurang tertarik berkompetisi. Ya, karena mereka takut salah, takut gagal, dan takut-takut yang lainnya.
Definisi kegagalan
Suatu hal yang terjadi karena ketidaksesuaian antara target dan tujuan yang ingin dicapai, hasil akhir dari suatu proses yang telah dilakukan adalah definisi dari kegagalan.Â
Banyak orang mengatakan, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, kunci menuju sukses, pelajaran yang paling berharga, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan motivasi, agar kita jangan terlena dengan kegagalan, terpuruk, dan tidak mau mencoba lagi.Â
Keberhasilan, kemenangan, dan kesuksesan memang hal ideal yang menjadi idaman semua orang. Namun, kegagalan juga terkadang harus diterima dengan lapang dada. Bahkan, sekali-kali berharap kegagalan mungkin bagus juga, ya untuk healing mental. Karena, siapa sih yang tidak pernah gagal dalam kehidupan ini.Â
Lihatlah para tokoh-tokoh di dunia ini, ilmuwan, milyuner, ahli ekonomi, semua dari mereka juga pernah mengalami kegagalan. Perbedaannya adalah terletak pada bagaimana cara menghadapi kegagalan tersebut.