Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang 4 Cara Menikmati Bahagia dalam Kehidupan

9 Maret 2022   14:46 Diperbarui: 9 Maret 2022   15:02 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Databoks.katadata.co.id.

Definisi bahagia

Setiap manusia, berapa pun usianya saat ini, memiliki kebebasan untuk mendefinisikan bahagia, merasa bahagia, dan menikmati kebahagiaan dengan caranya sendiri. Kata 'bahagia' berjenis adjectiva atau kata sifat, secara harfiah memiliki arti keadaan atau perasaan senang, tentram, dan bebas dari segala hal yang dianggap menyusahkan. 

Dilansir dari sehatq.com, dipaparkan tentang definisi bahagia menurut para ahli, agar kita memiliki panduan dan pedoman yang jelas apa sebenarnya makna dari bahagia. Berikut adalah beberapa definisi bahagia menurut para ahli :

1. Aristoteles -filsuf dari Yunani mengatakan jika bahagia terdiri dari dua hal, yakni pertama hedonia, rasa bahagia yang bersumber dari hal-hal yang dianggap menyenangkan seperti, melakukan hal yang disukai, menyayangi diri sendiri, mewujudkan impian, dan merasa puas. Kedua, Eudaimonia, bersumber dari pencarian tentang makna hidup, seperti pemenuhan tanggung jawab, perhatian terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain, dan menjalani hidup dengan sesuai idealisme. Perbedaan dari kedua jenis bahagia tersebut adalah bahagia jenis hedonia bersifat fisik dan fokus pada kesenangan dan ego pribadi. Sedangkan Eudaimonia bersifat ruhani dan fokus pada pencapaian nilai-nilai kebaikan, orang di sekitar, dan idealisme.

2. Meik Wiking -penulis buku The Little Book of Hygge : Danish Secret to Happy Living, mengatakan bahwa sumber bahagia bukanlah materi, seperti uang, rumah mewah, kendaraan, dan lain-lain. Tapi, menikmati proses dalam menghasilkan materi tersebut yang dapat mendatangkan rasa bahagia. Karena, bahagia bersumber dari materi, hanya sesaat saja mampir dalam perasaan. Setelah itu, akan terasa biasa saja.

3. Walter A. Pitkin -penulis buku The Psychology of Happiness, mengatakan bahwa bahagia adalah menjalani hidup dengan penuh makna. Artinya, hidup yang kita jalani bukan hanya sekedar peluang dan keberunBatungan, kesehatan fisik dan panjang umur, serta perasaan puas dan nyaman secara emosi. Tapi, harus ada makna yang dapat kita ambil.

4. Martin Seligman -Bapak positive psychology , mengatakan bahwa ada 3 jenis kebahagiaan, yaitu pemberian dan rasa nyaman, perwujudan kekuatan dan kebajikan, serta makna dan tujuan hidup. Dengan pencapaian ketiga elemen kebahagiaan tersebut. Tentu saja, akan memberikan potensi rasa puas dalam jangka waktu yang lebih lama.

5. Ed Diener -pakar yang memiliki julukan Dr. Happines, mengatakan bahwa kebahagiaan memiliki komponen yang dapat diukur. Kebahagiaan juga memiliki komponen genetik yang kuat, sehingga rasa bahagia dalam diri seseorang bisa berlangsung secara stabil.

Dari beberapa definis bahagia menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan yang dialami oleh seorang manusia memiliki unsur genetiknya sendiri. Bahagia juga bersifat mendalam, menyangkut perasaan, nurani dan emosional, dan berkaitan dengan nilai-nilai dan norma kebajikan. Bahkan, bahagia yang mendalam dan sangat tinggi, akan terasa saat kita mampu membahagiakan orang lain. So, tanya pada hati kamu, ada di definisi yang mana kebahagiaan tertinggimu saat ini?

Indeks kebahagiaan

Selanjutnya mari kita bahas tentang indeks kebahagiaan. Apa yang dimaksud dengan indeks kebahagiaan? Mungkin Kompasianer semua sudah tahu jika indeks kebahagiaan atau index of happiness adalah salah satu indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan hidup segolongan masyarakat. 

Menurut www.bps.go.id, indeks kebahagiaan dapat diukur dengan menggunakan 3 dimensi, yaitu kepuasan hidup (life satisfaction), perasaan (affect), dan makna hidup (Eudaimonia). Walaupun, indeks kebahagiaan bersifat subyektif. Namun, hal tersebut dapat memotret persepsi masyarakat terkait keberhasilan pemerintah dalam menjalankan aspek kepemimpinannya, dan kondisi perekonomian masyarakat pada saat itu. 

Mau tidak mau, diakui atau tidak, walaupun definisi kebahagiaan memiliki makna yang luhur dan dalam, bahwa kebahagiaan adalah memaknai hidup. Namun, dalam kenyataannya tingkat kebahagiaan masyarakat masih sangat bergantung kepada aspek fisik, berupa keadaan ekonomi, tingkat finansial, pendidikan, kondisi pernikahan, dan lain-lain. Mengapa? karena, aspek fisik lebih mudah untuk didata dan dijadikan sebagai bukti penelitian. 

Dilansir dari geotimes.id, ada 10 aspek kondisi kehidupan esensial, yang dapat dijadikan sebagai komponen indeks kebahagiaan terkait kepuasan masyarakat. Berikut kesepuluh aspek tersebut, yaitu kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, rumah dan aset, lingkungan, serta keamanan. Nah, ternyata bila kesepuluh aspek di atas terpenuhi, indeks kebahagiaan akan meningkat. Meskipun, harga-harga kebutuhan pokok naik, banyak kejahatan yang diberitakan di media, situasi politik yang gonjang-ganjing, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) indeks kebahagiaan masyarakat tetap tinggi. 

sumber : Databoks.katadata.co.id.
sumber : Databoks.katadata.co.id.

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi pendapatan rumah tangga, maka indeks kebahagiaan masyarakat akan meningkat. Saat pendapatn rumah tangga kurang dari 1,8 juta perbulan, indeks kebahagiaan berkisar di angka 67,99. Namun, lihatlah saat pendapatan rumah tangga lebih dari 7,2 juta perbulan, maka indeks kebahagiaan pun meningkat menjadi 77,15. Dengan demikian, pendapatan rumah tangga yang meningkat, kesehatan yang baik, pendidikan yang tinggi, status pernikahan dan keluarga harmonis, dan lain-lain merupakan beberapa faktor penentu kebahagiaan bagi masyarakat.

Walaupun, sebenarnya menurut saya kesepuluh komponen tersebut tidak dapat dijadikan jaminan kebahagiaan yang mutlak. Karena, faktanya, banyak kok orang-orang yang bergelimangan harta, populer, cantik dan tampan, berpendidikan tinggi, dan lain-lain. Namun, di media kita melihat beritanya, mereka bunuh diri. 

Banyak juga orang yang hidup di garis kemiskinan, tunawisma, tidak memiliki penghasilan, sebatang kara, tapi mereka masih bertahan untuk berjuang dan melanjutkan hidup. Bahkan, masih bisa tersenyum dengan lebar dan tanpa beban. Hal tersebut menandakan bahwa kebahagiaan tidak dapat diukur hanya dengan melihat materi dan fisik saja. Itu dari kategori masyarakat secara individu, ya. 

Dalam lingkup yang lebih besar yaitu negara. Ternyata kekayaan alam sebuah negara juga tidak menjamin kebahagiaan bagi penduduknya. Begitu pun dengan kondisi konflik dan kemiskinan yang dialami sebuah negara, tidak menjamin bahwa masyarakat di negara tersebut tidak bahagia. 

Dilansir dari geotimes.id, GallupInc mengadakan survey terhadap sejumlah negara terkait indeks kebahagiaan masyarakat. Diperoleh hasil, bahwa 7 dari 10 negara tersebut, masyarakat dengan kategori paling bahagia adalah negara-negara di Amerika Latin. 

Padahal, kita semua tahu secara statistik dan realitasnya, negara-negara di Amerika Latin bukanlah termasuk kategori negara maju dan kaya sumber daya alamnya. Survey juga menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara superkaya seperti Qatar, Kanada, dan Brunei Darussalam ternyata tidak masuk dalam kategori negara dengan kondisi masyarakatnya merasa bahagia. Nah, lho.

4 cara menikmati bahagia

Kompasianer yang budiman, banyak sekali cara yang dapat kita aplikasikan, agar kita bisa menikmati kebahagiaan dalam hidup. Saya juga yakin dan percaya, semua orang memiliki cara untuk bahagia versi terbaiknya masing-masing. Di sini, saya hanya ingin berbagi, 4 cara menikmati bahagia yang pernah saya baca. Namun, ketika saya cari lagi di google, ternyata tidak dapat ditemukan sumber tentang artikel 4 cara bahagia tersebut. Nah, berikut adalah 4 cara menikmati bahagia yang pernah saya baca.

1. Jika ingin bahagia selama satu hari, maka luangkanlah waktu satu jam untuk tidur siang. Dipercaya, bahwa tidur siang yang epektif dan efisien dapat meningkatkan kinerja, konsentrasi, kesehatan, mengurangi stres, jadi lebih kreatif. Oleh karena itu, dilansir dari tribunnews.com beberapa perusahaan di Jepang, memberikan hak tidur siang atau inemuri selama 30 menit kepada para karyawannya. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk melindungi karyawan dan komitmen untuk bekerja keras. 

ilustrasi tidur siang |pexels.com/Karolina Grabowska
ilustrasi tidur siang |pexels.com/Karolina Grabowska

Tidur siang yang epektif dan efisien adalah tepat waktunya, tidak kurang dan tidak lebih. Cukup satu jam saja, sebab jika berlebihan bukannya memberikan manfaat. Tapi akan menyebabkan mood yang buruk, uring-uringan, badan sakit dan sakit kepala. Pantas saja, dulu waktu kecil orang tua selalu menyuruh tidur siang, ya.

2. Ingin bahagia selama seminggu, luangkan satu hari untuk memancing atau melakukan aktivitas ringan dan santai yang kamu sukai. Dengan refreshing satu hari dalam seminggu, maka kita akan mengembalikan semua mood yang baik, kebahagiaan, dan refresh otak. Pilihlah kegiatan ringan yang menyenangkan, tidak ada target. Mungkin, jika kamu suka memancing, hal tersebut dapat dijadikan pilihan. Bila tidak suka, karena mudah bosan. Maka, jalan-jalan menikmati pemandangan dapat kamu lakukan. Pokoknya jangan ada target, ya. Agar setelah sampai di rumah, kamu merasa bahagia, pikiran terbuka, dan mood menjadi bagus. Dilansir dari pikiran-rakyat.com, bahwa aktivitas memancing ternyata banyak manfaatnya, selain menyalurkan kesenangan, dapat ikan yang lezat dan sehat, ternyata dapat meningkatkan kekebalan tubuh, lho. Asal jangan kecanduan, ya.

ilustrasi memancing |Pexels.com/Cottonbro
ilustrasi memancing |Pexels.com/Cottonbro

3. Ingin bahagia selama setahun, maka rajinlah berdoa di setiap rutinitas ibadah kamu. Berdoa dipercaya sebagai salah satu healing mental, sarana untuk mengatasi kecemasan, stres, dan depresi. Dengan berdoa yang dilakukan secara rutin, maka akan berpengaruh pada tingkat kesehatan dan kebahagiaan. Bahkan beberapa penelitian menyebutkan, jika orang yang suka berdoa, hidupnya lebih terarah, bahagia, dan teratur. Berdoa adalah sebuah permintaan kepada yang Maha Kuasa, sebuah bentuk kepasrahan diri, bahwa kita sebagai mahluk yang lemah meminta perlindungan, petunjuk, dan pertolongan. Orang yang konsisten berdoa akan merasa tenang dalam menjalani kehidupannya. Kamu tidak percaya, coba saja, ya.

ilustrasi berdoa |pexels.com/Rodnae Production
ilustrasi berdoa |pexels.com/Rodnae Production

4. Ingin bahagia seumur hidup, maka bantulah orang lain. Dilansir dari kompas.com, penelitian oleh University of Pittsburgh terhadap 45 relawan. Mereka, ke-45 relawan tersebut diberikan pilihan untuk melakukan kegiatan yang bersifat menguntungkan bagi diri mereka sendiri, membantu teman, dan melakukan kegiatan sosial. Relawan yang memilih kegiatan membantu orang yang sedang membutuhkan, menunjukkan peningkatan aktivitas otak yang berfungsi sebagai 'reward center'. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari aktivitas membantu orang lain, dalam penelitian tersebut. Diantaranya, mengurangi tekanan darah dan aktivitas peradangan, bagus untuk kesehatan jangka panjang, meningkatkan rasa percaya diri, lebih peka terhadap kondisi sekitar, mengatasi rasa cemas, menghilangkan depresi, meningkatkan hormon bahagia bertahan dalam jangka waktu yang lama. 

ilustrasi membantu orang lain |Pexels.com/Anna Shvets
ilustrasi membantu orang lain |Pexels.com/Anna Shvets

Nah, itulah 4 cara yang dapat kita lakukan dalam menikmati kebahagiaan dalam hidup. Agar bahagia yang terasa tidak mudah bias, pudar dan menghilang. Namun bertahan lama, dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Bahagia yang akan secara permanen tertanam dalam memori, tidak sekedar secara pencapaian fisik dan materi. Namun, dapat memaknai hidup agar lebih berwarna. Yuk, bahagia! (*)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun