Begitu juga, jika seragam itu bukan takdir kamu. Maka sekuat apa pun kamu berusaha. Tidak akan kamu dapatkan. Namun, yakinlah bahwa sesuatu yang kita dapatkan hari ini. pekerjaan apa pun adalah yang terbaik buat kita.
Beda lagi dengan seragam yang saya pakai saat ini. Sungguh-sungguh merupakan perpaduan yang kalau dapat dikatakan sama besar, imbang begitu ya. Walau sebenarnya secara perhitungan Ilahiyah, maka takdir Allah lah yang lebih dominan. Tapi, secara manusiawi, saya merasa usaha yang saya lakukan untuk memiliki seragam ini sangat maksimal. Maka, saya selalu tekankan pada anak-anak saya, bahwa, "Berusaha dan berproses lah semaksimal mungkin, percayalah bahwa hasil tidak akan menghianati proses."
Simbol Identitas diri dan entitas
Seragam sejatinya adalah penanda sebuah identitas dan juga entitas. Dari instansi mana seseorang bekerja atau berprofesi. Sebagaimana kita semua ketahui bahwa bekerja adalah sebuah pembuktian dari kematangan dan kedewasaan seseorang. Bekerja adalah tentang pembuktian harga diri. Apakah kita mampu memimpin diri sendiri, membuktikan jika diri kita dapat menyelesaikan suatu persoalan, berguna dan bermanfaat bagi banyak orang.
Identitas dari kata identity adalah jati diri yang melekat pada seorang individu, di mana dengan hal tersebut, ia dapat dibedakan dengan individu yang lainnya. Menurut Erikson, identitas diri adalah mengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidak tenggelam dalam peran yang dimainkan, misalnya sebagai anak, teman, pelajar, atau pun teman sejawat.
Entitas dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang mewakili keberadaan sebuah lembaga. Umpama entitas mahasiswa, dosen, dan mata kuliah harus berada pada sebuah lembaga bernama perguruan tinggi. Arti entitas pada awalnya berasal dari istilah dalam komputer yaitu tabel, berkas (data file), dan penyimpan data (data store). Akhir-akhir ini kata entitas memiliki perluasan makna, menjadi sekumpulan individu yang berada pada sebuah lembaga. Umpama entitas yang bersifat fisik, contoh : pegawai, guru, dan karyawan. Â seperti BUMN, perguruan tinggi, sekolah, dan lain-lain.
Dengan demikian, sangat penting bagi kita untuk mematuhi aturan dalam memakai seragam di saat hari-hari kerja. Karena hal tersebut merupakan identitas diri dari entitas mana kita berasal.
Polemik rombak ulang seragam Satpam
Polisi, Satuan Pengamanan (Satpam), dan Pertahanan Sipil (Hansip) menurut saya tugas mereka adalah serupa namun tak sama. Maksudnya mereka memiliki tugas yang sama untuk mengamankan, melindungi, dan menjaga stabilitas keamanan di negara Indonesia.
Perbedaannya terletak pada wilayah yang menjadi kewenangannya, rekruitmen, dan penghargaan yang diterima.
Jika polisi memiliki tugas mengamankan negara secara lingkup nasional. Baik polisi lalu lintas, Satpol PP, polisi pantai, polisi pariwisata, Sabhara, Propam, Brimob, Inafis, Labfor, dan polisi DVI. Proses rekruitmen mereka juga sangat ketat dan mengandalkan ijazah. Sehingga penghargaan yang mereka dapat di mata masyarakat juga sangat tinggi.
Satuan Pengamanan (Satpam) dan Pertahanan Sipil (Hansip) mereka bertugas di wilayah yang lingkup dan kewenangannya secara territorial lebih kecil. Satpam dapat kita lihat bertugas menjaga keamanan kantor-kantor, gedung-gedung, komplek perumahan dan pertokoan. Sedangkan Hansip bertugas menjaga keamanan di daerah pedesaan. Proses rekruitmen mereka juga tidak seketat pada rekruitmen kepolisian. Bahkan, untuk menjadi hansip, kadang anda dapat secara suka rela menawarkan diri untuk menjadi satuan penjaga keamanan desa tersebut.