Sandang dan pangan yang mencukupi dan memenuhi standar kesehatan. Kendaraan yang bagus untuk membawanya sekedar bepergian untuk piknik dan menjenguk cucu kesayangan. Tidak ketinggalan, simpanan di rekening yang jumlahnya terus bertambah karena faktor penambahan investasi. Ngiler nggak tuh.
Nah, hal yang membedakan dari dua kasus tersebut adalah terletak pada kecerdasan dalam tata kelola uang atau disebut literasi keuangan.
Literasi keuangan 100 persen di tahun 2045
Saya sebagai orang awam dalam hal keuangan, merasa yakin dan percaya. Bahwa harapan Menteri keuangan tentang target literasi keuangan 100 persen di tahun 2045 akan tercapai.Â
Mengingat sumber daya manusia yang ada di saat itu adalah generasi-generasi pilihan yang secara demografi sangat menguntungkan dalam peningkatan bidang ekonomi, finansial dan pembangunan infrastruktur.
Tentu saja Ibu Sri Mulyani juga memasang target itu secara realistis, tidak asal-asalan. Beliau sudah mempertimbangkan tingkat ketercapaiannya. So, kita hanya dapat berdo'a dan mendukung pencapaian tersebut dengan memproses buah hati kita dengan cara mengajarkan kepada mereka tata kelola keuangan yang cerdas, percaya diri, dan berketuhanan.Â
Artinya, setinggi apapun keberhasilan kita dalam segi finansial, jangan sampai membuat kita lupa bahwa ada campur tangan Illahi dalam semua ini. Cari materi sebanyak mungkin, agar kamu dapat berbagi sebanyak yang kamu bisa. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H