Tahun anyar 2022, tinggal satu hari lagi. Pasti di antara pembaca, sudah ada yang memiliki rencana dan agenda. Untuk mengisi liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Bahkan tidak mustahil, list rencana itu sudah dibuat satu tahun yang lalu.Â
Beberapa orang memang beranggapan bahwa berlibur atau mengunjungi obyek wisata di saat natal dan tahun baru sangat penting. Karena, momen ini begitu berharga dan jarang didapat. Satu kali saja dalam setiap tahun.Â
Bagi Anda yang sudah booking stay vacation (staycation), membeli tiket pesawat secara online untuk tujuan luar negeri. Cappadocia mungkin. Hihi. Saya acungkan dua jempol. Semoga liburan anda menyenangkan.Â
Walau pemerintah menetapkan aturan ketat terkait terdeteksinya kasus baru transmisi lokal varian omicron di Jakarta. Namun, tetap saja minat masyarakat untuk merayakan liburan tahun baru amat tinggi. Data menunjukkan 75 persen masyarakat Indonesia berencana liburan akhir tahun. Hal ini dapat dilihat dari daptar pencarian hotel melalui aplikasi. Â Menunjukkan bahwa tren booking hotel untuk natal dan tahun baru meningkat pesat.
Sebagian masyarakat memilih mengunjungi tempat liburan lokal (local wisdom). Ada beberapa alasan, kenapa mereka memilih lokasi tersebut. Diantaranya : minimnya dana liburan, deadline pekerjaan, khawatir kerumunan, dan hanya sekedar ingin membawa anak ke alam bebas. Sekaligus memberi mereka edukasi tentang hewan-hewan buas, hewan-hewan liar, dan hewan-hewan dilindungi yang terancam punah.Â
Sobat dapat memilih beberapa lokasi liburan yang berada di sekitar tempat tinggal anda. Taman Safari bisa menjadi salah satu alternatif. Selain lokasinya dekat, dana yang dibutuhkan juga tidak menguras dompet. Piknik asyik, dompet aman, edukasinya ada.Â
Taman Safari bukan kebun binatang
Sobat, tentu sudah tahu. Kalau taman safari dan kebun binatang adalah dua hal yang berbeda. Meski obyeknya sama, yakni hewan Secara prinsip, bedanya taman safari dan kebun binatang adalah pada cara atau teknisnya. Di Taman safari, hewan-hewan bebas berkeliaran. Mau kemana saja terserah. Mau-maunya dia. Manjat pohon, berendam, berburu mangsa, asal jangan ke mall saja. Hihi.
 Tidak hanya hewan-hewan jinak yang bebas berkeliaran di taman safari. Seperti rusa, jerapah, zebra, unta, kuda nil, antelop, bison, beruang madu, anoa, berang-berang, Llama dari Peru dan Argentina, badak, kerbau, burung hantu dan banyak lagi yang lainnya.
 Hewan-hewan buas seperti singa -Si kunci predator pada tataran tertingi, berjuluk Sang raja hutan.  Harimau Benggala dari India dan Bangladesh, harimau Sumatera. Keduanya adalah - Panthera tigris, Si kucing liar besar yang termasuk megafauna karismatik di dunia. Badak Afrika -Ceratitherium Simum, spesies badak terbesar yang masih hidup. Wildebeest alias Gnus -binatang lucu mirip sapi, tapi berwarna biru. Lucu atau buas ya? Kemudian buaya air asin -crocodylus porosus, buaya muara dari pantai timur India.  Beruang coklat -The Brown Bear, predator berbadan besar, temannya Marsya. Gak nyangka yah, imut lucu dan cool gitu. Ternyata predator. Hik hik. Hewan buas yang lainnya adalah banteng Jawa -Bos Javanicus. Juga bebas berkeliaran. Hiiy ngeri.Â
Kondisi berbeda tampak di kebun binatang, semua satwa dipamerkan di dalam kandang. Hewan-hewan itu memiliki tempat tinggal masing. Seperti rumah-rumah pada manusia. Mereka menghuni kandang-kandang. Diberi makan oleh petugas kebun binatang setiap pagi dan sore hari.Â
Petugas selalu memastikan bahwa hewan itu diam di kandang setiap harinya. Hal ini menyebabkan binatang-binatang dilanda kebosanan dan stres. Terutama jenis satwa liar seperti singa dan harimau yang membutuhkan wilayah yang luas untuk pergerakannya. Akhirnya, satwa di kebun binatang rentan terkena penyakit.Â
Bahkan ada beberapa yang sudah mati. Dari hal ini, kita belajar bahwa keluar sesekali untuk menikmati liburan itu penting. Agar kita tidak stres dan gampang sakit. Apalagi di masa pandemi sekarang ini. Â Imunitas harus selalu dijaga. Ada pemeo lucu berbahsa Sunda tentang anjuran untuk liburan, "Piknik atuh, da sanes jojodog".
Persiapan liburan ke Taman Safari
Di jaman pandemi. Perjalanan wisata tidak semudah dalam keadaan normal. Ada beberapa hal yang harus ditake atau dipersiapkan jauh-jauh hari. Sebelum kita pergi liburan. Tempat mana pun tujuannya, lokal atau mancanegara. Beberapa aturan baru, berwisata di masa pandemi diterapkan oleh para pelaku wisata termasuk taman safari.Â
Pertama, pengunjung dibatasi hingga 50 persen. Artinya anda dianjurkan untuk membeli tiket minimal H-1 secara online melalui website resmi Taman Safari Indonesia (TSI). Namun, untuk anda yang mau membeli tiket secara on the spot juga masih bisa ya. Karena menurut laporan pengelola TSI, hingga saat ini pengunjung TSI perharinya belum mencapai setengah kapasitas dari maksimal 50 persen yang ditentukan.Â
Kedua, pemerintah daerah meminta agar pengunjung yang akan berwisata ke wilayahnya, harus menyertakan hasil tes antigen. Jadi, so pastikan anda sekeluarga tes antigen dulu sebelum berangkat liburan. Hal ini untuk memastikan kesehatan dan keamanan. Pengunjung dan orang-orang yang ada di tempat wisata.Â
Ketiga, Sistem flow pengunjung. Keamanan pengunjung adalah tujuan dari sistem ini. Oleh karena itu, pengunjung diharapkan untuk melakukan rekreasi di taman safari tanpa keluar dari mobil. Tidak ada interaksi dengan pengunjung lain, kecuali pengunjung dalam satu mobil. Â
Keempat, Makanan. Tentu saja. Yang satu ini sangat penting keberadaannya. Agar liburan tetap nyaman dan dapat dijalani dengan  berkualitas. Tanpa gangguan kelaparan.
Pengunjung diperbolehkan membawa makanan dari rumah. Berat atau ringan tidak masalah. Nasi timbel, sambel terasi, ikan asin, dan lalapan. Asal jangan bawa petai sama jengkol saja, ya. Nanti udara di mobil jadi tidak karuan. Bukannya fresh pulang piknik, malah mabuk perjalanan.
Jika anda tergolong kaum yang suka hal-hal praktis. Pengelola TSI menyediakan food counter, pengunjung bisa leluasa membeli makanan di sini. Lalu membawanya ke mobil. Nikmat sekali, makan sembari safari journey.Â
Liburan seru, aman, nyaman, dan murah
Kompasianer semua pasti tahu. Tujuan utama liburan adalah refreshing. Melepaskan penat, rehat sejenak dari rutinitas yang mencengkeram dan membelenggu, serta menikmati waktu berkualitas bersama keluarga. Agar ketika liburan usai. Jiwa dan raga terasa segar. Hingga aktivitas lebih semangat untuk dijalani. Jangan sampai terjadi. Pulang liburan. Badan sakit, pegal-pegal, masuk angin dan mual muntah.Â
Mengapa? mungkin karena lokasi yang ditempuh terlalu jauh, kendaraan yang sempit alatan terlalu banyak  muatan, dan tidak membawa bekal makanan. Sehingga seharian kelaparan.Â
 Liburan yang berkualitas adalah bisa dinikmati oleh semua anggota keluarga. Suami, istri, dan anak-anak mendapatkan manfaatnya. Seru kan? kita sekeluarga foto-foto dulu di gerbang taman safari, foto bersama hewan buas. Dari dalam mobil tentu saja. Kalau gak mau liburan kita berakhir di rumah sakit.Â
Aman artinya pulang dari perjalanan liburan, kita tetap sehat. Tidak membawa bibit penyakit ke rumah. Apalagi sekarang. Omicron mulai menampakkan taringnya.Â
Liburan juga harus nyaman. Meski judulnya liburan keluarga. Namun, tidak semua keluarga dibawa juga. Kan gak muat di mobil pribadi. Kecuali kalau anda mau menggunakan kendaraan besar seperti bus.Â
Terakhir liburan yang maksimal dan berkualitas itu, adalah liburan yang tidak menguras dompet alias murah. Tapi, tidak murahan ya. Murah, namun tetap elegan dan multi manfaat. Terutama ada edukasi yang didapat setelah liburan usai. Selamat libur! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!