Seruputlah dengan nikmat, kepulan kabut dalam cangkir teh-mu
Tuangkan sesendok gula kehidupan, gail-gail supaya padu
Hiruplah aroma dari kepulan yang membumbung itu
Akan kau dapati senyum simpul-tawa-riang bidadari bernama, Ibu!
Desember, entah kenapa selalu sajikan seluar rindu berbalut kabut
Refleksi dan resolusi bergumul seru dalam pikir buat semaput
Tapi, untuk semua kegagalan dan harapan tertunda itu, aku tidak takut!
Ada auman harimau menggelegar, hadir hilangkan kalut
"Nak, bangunlah! Singkirkan malas, ayo gantung selimut!"
Ah, Ibu! hatiku selalu saja jatuh