Mohon tunggu...
Isti karima Wardani
Isti karima Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ppkn

belajar belajar belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Teori Konektivisme untuk Era Kelas Digital

14 Desember 2022   17:06 Diperbarui: 14 Desember 2022   17:16 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konektivisme adalah slah satu teori belajar yang mendasari pembelajaran digital pada masa pandemi, bahwa pengetahuan tidak hanya dari seorang guru, melainkan dari jaringan/koneksi yang ada, secara khusus yang bisa didapatkan secara "Terbuka" melalui jaringan digital.

Secara sederhana, konektivisme adalah belajar melalui jaringan digital. 

Contoh penerapan teori Konektivisme di dalam Kelas : 

PEMBELAJARAN STUDENT - ORIENTED 

Salah satu tujuan kurikulum merdeka adalah mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia bisa seperti di negara maju, yang mana siswa diberi kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran. 

berikut karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka Belajar yang mendukung pemulihan pembelajaran:

  1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila
  2. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila- Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
  3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Pembelajaran berbasis student Oriented adalah pembelajaran dimana semua kegiatan di dominasi murid, guru hanya sebagai fasilitator saja, guru hanya mengarahkan bagaimana siswa - siswa mereka mampu membuat kesimpulan tentang apa yang dipelajari dan mampu membuat project sederhana sehingga indikator yang di inginkan tercapai secara maksimal sesuai tujuan pembelajaran.

Sementara itu, pendekatan student oriented mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya. Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari Guru.

Sehingga pendekatan student oriented dinilai sangat cocok untuk mendukung pengimplementasian kurikulum merdeka

Pendekatan student Oriented memberikan otonomi, pengelolaan pilihan materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa, sehingga karakteristik utama dari pendekatan ini adalah input dari siswa, di antaranya dengan materi, cara dan waktu pembelajaran.

Di era digital, Guru harus memiliki paradigma, "Saya bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi murid."

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun