Mohon tunggu...
Afni Luthfiatul Maulida
Afni Luthfiatul Maulida Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Reviewer

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bertumbuh Bersama Filosofi Teras

26 Juni 2024   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2024   23:03 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: milik pribadi 

Siapa sih yang ngga kenal sama buku best seller punya om Piring ini yak buku 'Filosofi Teras' 

Sebelum kita bahas isi bukunya seperti apa saya akan memberi gambaran umum tentang penulisnya. 

Om Henry Manampiring atau lebih akrab dengan panggilan om Piring ini adalah seorang profesional bisa dibilang praktisi dalam bidang periklanan, spesialisasinya adalah dalam bidang brand strategy and communication dengan pengalaman lebih dari 20 tahun beliau sudah melalang buana dalam bidang ini. 

Ada banyak banget pembahasan di buku ini yang relate sama kehidupan kita apalagi tentang mental issues tapi saya akan bahas 3 hal yang menurut saya menarik tentang buku ini. 

[]

 yang membuat dia menjadi positif atau negatif, baik atau buruk adalah mindset dan opini kita terhadap emosi itu. 

Contohnya nih, misalnya kita kecewa karena gagal memperjuangkan sesuatu, konteksnya bisa apa aja terus kita kecewa, kita sedih, kita marah tak jarang sebagian dari kita menganggap ini adalah akhir dari dunia. Maka sebetulnya emosi kita itu netral dan itu wajar banget.

Source: milik pribadi 
Source: milik pribadi 

Nah, yang membuat itu jadi negatif adalah pikiran kita yang mengatakan bahwa " " tanpa kita mengetahui bahwa sebenarnya ini emosi apa, kenapa bisa terjadi. Kasih pikiran dan tubuh kita waktu untuk mengalirkan energinya. 

Nah karena ketidakmampuan kita untuk mengenali dan mengontrol emosi kita tadi membuat kita menjadi manusia yang amat sangat gampang dikendalikan oleh apapun. Oleh orang sekitar kita, oleh persepsi orang terhadap kita, bahkan oleh internet seperti sosial media, gadget, games. 

:

" . ."

Kalo ada nih pertanyaan siapa dan apa yang membuat kita tidak kemana-mana dan ngga bisa menjadi versi terbaiknya kita, maka kita udah tahu bahwa jawabannya adalah diri kita sendiri, ego kita sendiri. 

[].

 Saat kita menghadapi sesuatu om Piring membagikan rumus STAR yang bisa kita pakai untuk menghandle masalah dan emosi yang muncul ketika ada hal yang terjadi. Entah itu membuat kita sedih, kecewa, marah atau happy, senang, cinta apapun bentuk emosinya. Nah : : : :.

Saat kita menghadapi sesuatu emosi kita bergejolak maka Stop, berhenti dulu sejenak jangan langsung respon itu dengan ucapan, tindakan apalagi membuat keputusan. Kemudian Think, kita mulai pakai logika kita mulai mikir sebetulnya masalahnya apa, siapa yang melakukan, dengan cara bagaimana. 

Kemudian yang ketiga Assess, kita mulai memberikan penilaian terhadap masalahnya, positifnya apa, negatifnya apa, konsekuensinya apa, dampak dari tindakan yang kita ambil bagaimana, sejauh apa kita bisa bertanggung jawab atas tindakan yang kita ambil sebagai respon dari masalah yang kita hadapi. Kemudian Respond maka kita memberi tanggapan entah itu memberi tindakan atau mungkin perkataan apapun bentuk respon yang kita beri maka otomatis kita mau dan bisa bertanggung jawab atasnya. 

[].

Source: milik pribadi 
Source: milik pribadi 

Sadar atau ngga sadar lebay itu menjadi sesuatu yang kita normalisasi. Masalah kecil kadang dianggap menjadi masalah yang sangat besar bahkan dianggap menjadi akhir dari segalanya. Isu-isu personal baik ditingkat individu atau keluarga yang seharusnya menjadi konsumsi pribadi kini lebih cepat tersebar bahkan berubah menjadi sesuatu yang dapat di monetisasi atau teruntuk kita yang menganggap semua orang itu jahat karena mendapat satu dua komentar negatif di akun sosial media kita. 

Saat masalah ini diputar terus menerus lalu dianggap wajar dan kita normalisasi maka jadilah generasi kita di era sekarang menjadi generasi yang amat sangat rapuh dalam menghandle diri sendiri, lingkungan sekitar dan kenyataan. 

: 

[1]

[2] ,

[3]

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun