Mohon tunggu...
Afni Luthfiatul Maulida
Afni Luthfiatul Maulida Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Reviewer

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bertumbuh Bersama Filosofi Teras

26 Juni 2024   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2024   23:03 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: milik pribadi 

:

" . ."

Kalo ada nih pertanyaan siapa dan apa yang membuat kita tidak kemana-mana dan ngga bisa menjadi versi terbaiknya kita, maka kita udah tahu bahwa jawabannya adalah diri kita sendiri, ego kita sendiri. 

[].

 Saat kita menghadapi sesuatu om Piring membagikan rumus STAR yang bisa kita pakai untuk menghandle masalah dan emosi yang muncul ketika ada hal yang terjadi. Entah itu membuat kita sedih, kecewa, marah atau happy, senang, cinta apapun bentuk emosinya. Nah : : : :.

Saat kita menghadapi sesuatu emosi kita bergejolak maka Stop, berhenti dulu sejenak jangan langsung respon itu dengan ucapan, tindakan apalagi membuat keputusan. Kemudian Think, kita mulai pakai logika kita mulai mikir sebetulnya masalahnya apa, siapa yang melakukan, dengan cara bagaimana. 

Kemudian yang ketiga Assess, kita mulai memberikan penilaian terhadap masalahnya, positifnya apa, negatifnya apa, konsekuensinya apa, dampak dari tindakan yang kita ambil bagaimana, sejauh apa kita bisa bertanggung jawab atas tindakan yang kita ambil sebagai respon dari masalah yang kita hadapi. Kemudian Respond maka kita memberi tanggapan entah itu memberi tindakan atau mungkin perkataan apapun bentuk respon yang kita beri maka otomatis kita mau dan bisa bertanggung jawab atasnya. 

[].

Source: milik pribadi 
Source: milik pribadi 

Sadar atau ngga sadar lebay itu menjadi sesuatu yang kita normalisasi. Masalah kecil kadang dianggap menjadi masalah yang sangat besar bahkan dianggap menjadi akhir dari segalanya. Isu-isu personal baik ditingkat individu atau keluarga yang seharusnya menjadi konsumsi pribadi kini lebih cepat tersebar bahkan berubah menjadi sesuatu yang dapat di monetisasi atau teruntuk kita yang menganggap semua orang itu jahat karena mendapat satu dua komentar negatif di akun sosial media kita. 

Saat masalah ini diputar terus menerus lalu dianggap wajar dan kita normalisasi maka jadilah generasi kita di era sekarang menjadi generasi yang amat sangat rapuh dalam menghandle diri sendiri, lingkungan sekitar dan kenyataan. 

: 

[1]

[2] ,

[3]

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun