Pencak Silat Tuggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) lahir dari tangan seorang Pastor (biarawan Katolik) yang menekuni Pencak Silat pada masa mudanya. Ia memiliki nama kecil Sukamartoyo atau dikenal dengan nama lengkap Rm. Martinus Hadiwijoyo, Pr. Ia merupakan salah satu pendekar yang cukup disegani di Pulau Jawa pada masa itu dan Ia juga salah satu orang yang cukup terlibat aktif dalam melindungi masyarakat dan Gereja pada masa G30S/PKI.
Rm. Hadi dilahirkan di Jogjakarta pada 12 Februari 1947 dan wafat pada 30 Agustus 2022 di Jakarta di usia ke-75 tahun. Setelah kepergian Rm. Hadi anggota THS-THM seluruh dunia sangat berduka karena kehilangan seorang Pastor, guru spritual dan Pendidiri THS-THM yang paling awal. Disemua Keuskupan, Wilayah dan Paroki melangsungkan misa requiem baginya.
Pada tahun 2012 di Seminari Lalian, Keuskupan Atambua waktu itu kegiatan Ret-ret Agung THS-THM Keuskupan Atambua, Rm. Martinus Hadiwijoyo, Pr sendiri mengatakan, sedikit perjalanannya saat berada di dunia persilatan. Diceritakan, Ia merupakan salah satu dari 3 orang Pendiri Merpati Putih (Guru Besar) bagi organisasi tersebut. Namun, alasan Ia keluar dari Perguruan Merpati Putih hingga kini masih menjadi misteri bahkan Romo Hadi sendiri enggan menceritakan alasan dirinya keluar.
Namun, dalam kisah yang diceritakan di Seminari Lalian waktu itu, Rm. Martinus Hadiwijoyo, Pr mengemukakan 2 alasan menurut penulis:
1. Alasan Gerakan (jurus). 2 orang lainnya menganggap bahwa jurus yang dikembangkan adalah mereka mengklaim gerekan itu ciptaan mereka sendiri padahal sebelumnya Rm. Hadi bersama 2 orang Guru Besar itu merupakan satu perguruan bernama Reti Ati (Tunggal Hati), yang waktu mereka ada 5 orang.
2. Kesombongan. Rm. Hadi merupakan pendekar muda yang penuh kerendahan hati. Ia menceritakan salah satu alasan Ia keluar dari Merpatih Putih merupakan anggota Merpati Putih tidak lagi menjalankan visi-misi awal pendirian Merpati Putih. Anggota Merpati Putih seakan diajar untuk menampilkan kebolehannya dengan cara yang tidak mencirikan seorang pendekar.
"Mereka ke pasar dan sengaja menggantung dompet mereka agar memudahkan pencopet mencuri. Padahal itu hanya skenario yang mereka buat dengan persiapan dan ketika pencopet hendak mencopet, langsung mereka gebuk," ujar Rm. Martinus Hadiwijoyo, Pr waktu (Ini diceritakan langsung oleh Rm. Martinus Hadiwijoyo, Pr) tetapi perlu kajian lebih mendalam dari Pelaku Sejarah tentang hal ini agar tidak terjadi perdebatan.
Ia juga berkata: "Mulai dari sekarang Pendekar Sukamartoyo telah mati, yang ada sekarang Martinus Hadiwijoyo," jelas. Bisa dikatakan bahwa alasanya meninggalkan Merpati Putih karena pilihannya masuk Calon Imam Katolik.
Hingga kini THS-THM memiliki ratusan ribu anggota THS-THM yang tersebar di seluruh pelosok Indonsia dan beberapa negara. Provinsi NTT dan Timor Leste merupakan anggota THS-THM terbanyak.
Kendati demikian, sama seperti Pencak Silat lainnya, THS-THM juga pernah mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Ia selalu mentransformasikan diri dalam perkembangan zaman dan Gereja Katolik. Ia selalu menjadi garda terdepan untuk menghimpun anak muda yang mencintai dalam gerak dan doa. THS-THM awal didirikan bertujuan untuk menyemaikan benih panggilan imamat atau calon pastor Katolik. Makanya untuk resmi menjadi anggota THS-THM syaratnya adalah Agama Katolik.
Warna khas seragam THS-THM adalah warna hitam, putih dan biru yang melambangkan keberanian, kerendahan hati dan kesucian.
Pencak Silat THS-THM diresmikan pada tanggal 10 Nopember 1985 dan 10 Nopember 1986. THS-THM tidak punya guru besar, karena hanya mengakui Yesus Kristus adalah satu-satunya Guru Besar.
(Mohon maaf jika terjadi kekeliruan dan tidak bermaksud menyinggung pihak tertentu). Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H