Mohon tunggu...
Yuli Aisyah Putri
Yuli Aisyah Putri Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Sastra Indonesia

Lagi hobi menulis dan mengarang, karena dengan menulis suaraku takkan padam ditelan angin dan akan abadi. Beberapa tulisan saya telah saya unggah di Kompasiana dan juga ada di Academia.edu dan ada di jurnal lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stilistika pada Buku "Fragmen Sajak-Sajak Baru" Karya Goneawan Muhammad

1 November 2022   18:58 Diperbarui: 1 November 2022   19:14 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image from: Bukukita.com)

Stilistika adalah bagian dari linguistik yang mempelajari tentang gaya bahasa yang memusatkan pada varias-variasi penggunan bahasa tetapi tidak secara eksklusif memberikan perhatian khusus kepada penggunaan bahasa yang komplek pada kesusastraan. Karya sastra terkenal dengan ke-estetikan penulisannya. 

Sering kali, pilihan diksi yang digunakan dalam karya sastra menggunakan perumpamaan ataupun majas untuk memperindah rangkaian kata dalam karya sastra. Seperti pada buku antologi puisi "Fragmen, Sajak-sajak Baru" karya Goenawan Soesatyo yang tidak kalah indah penggunaan diksi di setiap sajak puisinya.

 Goenawan Soesatyo Mohamad atau biasa kita kenal dengan sebutan nama Goenawan Mohamad merupakan seorang sastrawan terkemuka yang sangat kritis dan berwawasan luas. Ia merupakan seorang penulis sajak-saja puisi dan beberapa esai serta penerbit buku. 

Salah satu bentuk dari hasil karyanya adalah buku  Fragmen. Buku  ini berisikan beberapa kumpulan sajak-sajak yang telah ditulis oleh Goenawan Mohamad yang sebelumnya belum pernah dibukukan. 

Kumpulan sajak-sajak yang telah dituliskan oleh Goenawan dalam buku Fragmen ini merupakan sajak-sajak baru yang secara umum mengungkapkan tentang perasaan dan rasa semangat yang mendalam tentang kepribadian seseorang.

Goenawan Mohamad dalam menuliskan Sajak-sajak puisinya ini menggunakan pilihan kata yang sederhana yang biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, sebagian besar pembaca mengatakan bahwa sajak baru yang ditulis oleh Gunawan ini mudah dipahami. 

Salah satu bentuk pilihan kata dalam kehidupan sehari-hari yang telah digunakan Goenawan dalam sajak puisinya adalah kata tiang listrik, halte, dinding, sepasang inisial dan banyak lagi. Selain mahir dalam pemilihan kata sederhana yang ia gunakan, Goenawan juga pandai dalam menyusun kata-kata dalam sajaknya dengan tepat, sehingga sajak-sajak tersebut terkesan sangat indah ketika dibaca dan didengar.

Diksi demi diksi yang telah disusun oleh Goenawan dalam sajaknya sebagian besar menggunakan pilihan diksi yang mengandung majas metafora. Ia sering kali memunculkan kata-kata kiasan sebagai gambaran dari perbandingan. Hampir seluruh sajak yang telah dituliskan oleh penulis dalam buku Fragmen ini mengandung majas metafora. 

Namun, karena kepandaiannya sang penulis dalam mengelolah kata-kata, penulis dalam menuliskan sajaknya tidak hanya terpaut dalam penggunanaan gaya bahasa metafora saja.  

Ia juga menuliskan sajak puisinya dengan berbagai pilihan kata diksi yang mengandung beberap majas, diantaranya, majas personifikasi yang menggambarkan perbandingan terhadap benda-benda mati yang seolah olah dihidupkanya, majas simile yang merupakan majas perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, majas repetisi yang merupakan perulangan kata atau kelompok kata, dan majas hiperbola yang merupakan majas dengan melebih-lebihkan sifat dan kenyataan yang sesungguhnya. 

Namun, dari banyaknya majas yang telah digunakan oleh sang penulis dalam sajak puisinya, majas personifikasi dan majas hiperbola lah yang sering kali muncul atau menjadi gaya bahasa paling dominan dalam sajak puisi karya Goenawan.

Akibat dari kemahiran sang penulis dalam mengelolah kata-kata menjadi kata yang tepat dan berkesan, meninggalkan kesan tersendiri bagi pembaca. Seperti pada halnya, sajak-sajak puisi yang telah dituliskan oleh penulis dengan menggunakan kata-kata yang mengungkapkan akan keindetitasan dirinya, baik dalam hal perasaannya maupun dalam hal keidentitasan yang lainya menjadikan sebuah ciri khas yang sangat kental dalam mewarnai buku Fragmen ini. 

Keciri khasan inilah yang menjadikan para pembca menyimpulkan bahwa sang penulis Goenawan ini selalu melibatkan raga dan jiwa dirinya dalam menuliskan beberapa karyanya.

Kepandaianya dalam melabuhi perasaanya dengan ungkapan-ungkapan tulisan dalam sajakanya yang disusun dengan keindahan kata-kata yang puitis menjadi lisensi bagi sang penulis dalam menuliskan karyanya. 

Sang penulis selalu mengedepankan beberapa pencitraan dalam menuliskan sajaknya. Pencitraan ini lah menjadikan sajak-sajak karya yang telah ia tuliskan menjadi seakan-akan ceritanya benar-benar hidup dan benar-benar dapat menyampaikan pesan yang menyentuh akan perasaan penulis melalui sajak puisinya bagi pembacanya.

Eits, jangan berhenti sampek pada pemilihan kata yang menunjukan ungkapan perasaan penulisnya saja. Pembaca juga dapat menemukan salah satu keunikan dalam buku Fragmen yaitu penggunaan bahasa yang telah digunakan oleh Goenawan. 

Selain bahasa Indonesia ternyata Goenawan juga menyelipkan beberapa kalimat yang menggunakan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dalam sajak-sajak puisinya. Bahkan dalam beberapa kumpulan sajak-sajak puisinya, penulis memilih judul sajak puisinya dari istilah asing. 

Seperti pada sajak puisinya Rite of Spring dan Almost Blue yang merupakan salah satu musik dari Barat. Kemudian penggunaan nama-nama tokoh barat dalam judul sajak puisinya seperti David Brubeck Quartet yang merupakan seoarang pencipta lagu Bluette dari Barat. 

Nah dari sinilah, kita sebagai penikmat sajak-sajak puisi akan terus bertanya-tanya apakah penggunaan bahasa asing yang digunakan dalam buku Fragmen ini merupakan sebuah keidentikan tersendiri bagi Goenawan Mohamad dalam menuliskan sajak-sajak puisinya ataukah Goenawan Mohamad hanya kebetulan saja dalam menggunakan istilah-istilah asing tersebut.

Terlepas dari bahasa asing yang juga digunakan dalam sela-sela sajak puisi karya Goenawan. Pembaca juga merasakan bahwa sang penulis dalam menuliskan sajak-sajak karyanya juga tidak terlalu terpaku ke dalam aturan-aturan puisi seperti puisi karya tokoh-tokoh yang lain. 

Sebagian dari sajak puisi yang telah penulis tuliskan dalam buku Fragmen ini seperti benar bemar menceritakan dengan detail tentang suatu kejadian yang telah dialami.

Pembaca dapat menemukan pada beberapa isi sajak puisi dalam buku Fragmen mengandung dialog percakpan seperti halnya pada sebuah cerpen. Gaya penulisan seperti inilah yang bisa dijadikan bekal pembaca sebagai sebuah keidentikan tersendiri bagi sastrawan Goenawan Mohammad.

Salah satu yang mencuri perhatian dalam buku Fragmen ini adalah ketika kita memasuki bagian ke dua, dimana kita akan lebih awal disuguhi sebuah bacaan yang berjudul Fragmen. 

Dari sinilah kita sebagai pembaca bisa mengartikan bahwa pada bagian ini bisa dikatakan sebagai bagian inti dari maksud judul buku Fragmen yang telah dituliskan oleh sang penulis.

Saat kita baca isi dari judul Fragmen ini, sebenarnya isi dari Fragmen ini tidak lebih mengarah pada sajak-sajak puisi seperti pada sajak puisi yang telah dituliskan oleh sang penulis pada bagian pertama. 

Namun, pada bagian ini penulis sepertinya lebih menonjolkan karya esainya dalam menuliskan bagian ini. Taktala saat kita bica pada bagian Fragmen ini kita akan merasakan bahwa isi dari judul Fragmen ini adalah menceritakan tentang peristiwa yang telah terjadi dari sang penulis yang kemudian dituliskan melalui Fragmen ini.

Dalam judul Fragmen ini tidak hanya menuliskan kisah dari peristiwa yang telah terjadi dalam dirinya saja, penulis juga menuliskan beberapa aliran tentang sebuah sastraa, mulai dari pembahasan tentang sastrawan Chairil Anwar, Pramoedya Anantatoer, Sultan Takdir Alisjahbana, dan tokoh sastrwan lain-lainnya. 

Pada bagian akhir inilah yang bisa dikatakan sebagai sebuah inti dari judul bukunya yatiu Fragmen. Dari sini dapat dikatakan bahawa buku Fragmen karya Goenawan Mohammad ini tidak hanya menyajikan beberapa sajak-sajak puisinya saja, melainkan juga terdapat karya esainya yang diasijkan pada bagian akhir.

Dari pernyatan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Buku Fragmen karya Goenawan Mohammad ini merupakan buku dengan kumpulan-kumpulan sajak baru yang dituliskan oleh Goenawan dengan menggunakan beberapa pilihan kata diksi yang tepat dan sesuai karena kepandaianya penulis dalam mengelolah kata. Sehingga dapat meninggalkan kesan tersendiri bagi pembaca ketika membaca buku Fragmen ini. 

Pilihan-pilihan kata yang digunakan oleh penulis dalam menunjukan keidentitasan dirinya menjadi ciri khas yang kental dalam buku Fragmen ini. Sehingga pembaca dapat mnyimpulkan bahwa Goenawan ini merupakan seoarang sastrawan yang melibatkan perasaan dirinya dalam sajak-sajak puisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun