Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Baru Melamar Kerja Langsung ditolak? Yuk Kulik 9 Penyebab dan Cara Mengatasinya

23 Agustus 2024   10:46 Diperbarui: 23 Agustus 2024   16:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat CV yang menonjol dan lamaran kerja yang unik(sumber : gambar AI diolah dengan canva)

Baru sekali melamar kerja langsung ditolak?

Mungkin itu pengalaman saya dahulu kala.

Tapi bisa jadi itu masih berlaku sekarang, sebab pastinya saya sudah tidak  memenuhi batas usia kerja yang umumnya di bawah 35 tahun.

 Mendapatkan penolakan setelah mengajukan lamaran kerja ternyata dialami banyak orang. Hal seperti ini adalah pengalaman yang umum dan seringkali mengecewakan. Bahkan bisa membuat patah semangat dan putus asa.

Saat itu, bagi saya yang merasa mempunyai IP tinggi dari perguruan tinggi negeri ternama di Kota Solo, berharap saat melamar kerja langsung diterima, karena persyaratan dan kualifikasi yang diberikan terlihat sangat jauh di bawah kualifikasi, membuat rasa percaya diri melambung. Salah satunya memenuhi batas usia kerja.

Namun ternyata lamaran saya ditolak. Tidak ada kabar setelah memasukkan lamaran. Paling banter sampai Wawancara. Tentunya penolakan seperti ini terasa seperti tamparan keras. 

Apalagi saat melamar sebagai pegawai pemerintah. Isu orang dalam, nepotisme, uang suap menjadi kendala tersendiri. Belum lagi pelamar yang membludak.

Namun, penting untuk memahami bahwa penolakan untuk pencari kerja, bukanlah akhir dari perjalanan karier , melainkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Yuk kita kulik, mengapa baru melamar kerja sudah ditolak.


1. CV dan Surat Lamaran yang terlalu umum dan tidak mempunyai keistimewaan.

Biasanya, CV adalah alat pertama yang diperiksa oleh perekrut untuk menilai apakah kita layak untuk direkomendasikan ke tahap berikutnya. 

Jika CV  tidak terstruktur dengan baik atau tidak menonjolkan keahlian dan pengalaman yang relevan, peluang untuk lolos ke tahap wawancara bisa sangat berkurang.

Tips: 

Pastikan CV yang kita tulis jelas, ringkas, dan menonjolkan pengalaman serta keterampilan yang relevan dengan posisi yang dilamar. Gunakan format yang profesional dan sesuaikan dengan tuntutan pekerjaan yang kita bahwa kita benar-benar tertarik dan memenuhi kualifikasi.

Membuat CV yang menonjol dan lamaran kerja yang unik(sumber : gambar AI diolah dengan canva)
Membuat CV yang menonjol dan lamaran kerja yang unik(sumber : gambar AI diolah dengan canva)

2. Kualifikasi yang Tidak Memadai

Perekrut seringkali mencari kandidat yang memenuhi kualifikasi spesifik untuk posisi yang dibuka. Jika kita tidak memenuhi persyaratan minimum, seperti pendidikan, pengalaman kerja, atau keterampilan teknis tertentu, sebaiknya kita tidak perlu memaksakan diri untuk melamar.

Tips:

 Bacalah deskripsi pekerjaan dengan cermat dan pastikan kita memenuhi  kualifikasi yang dicari. 

Jika tidak memenuhi kualifikasi, pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan atau kursus tambahan untuk meningkatkan keterampilan, sebelum melamar.

3. Gagal dalam Proses Wawancara

Jika kita berhasil melewati tahap awal tetapi gagal dalam wawancara, ada kemungkinan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penolakan. 

Mungkin kemampuan publik speaking kita kurang, tidak dapat menjawab pertanyaan dengan memadai, atau kurang percaya diri.

Tips: 

Persiapkan diri dengan baik untuk wawancara dengan mempelajari pertanyaan wawancara yang umum dan berlatih menjawabnya.

Jalani dengan rasa percaya diri dan komunikasi yang baik. Ciptakan kesan positif dengan menunjukkan sikap yang ramah dan profesional.

4. Kesalahan dalam Aplikasi

Kesalahan kecil dalam aplikasi, seperti kesalahan ejaan atau informasi yang tidak akurat, bisa membuat perekrut meragukan perhatian kita terhadap detail. 

Kesalahan ini bisa membuat kita terlihat kurang cermat dan kurang serius terhadap posisi tersebut.

Tips: 

Selalu periksa kembali aplikasi Anda sebelum mengirimkannya. Gunakan alat pengecekan ejaan dan minta seseorang untuk memeriksa CV dan surat lamaran kita untuk memastikan tidak ada kesalahan.

Kesalahan dalam Aplikasi(sumber : gambar AI diolah dengan canva)
Kesalahan dalam Aplikasi(sumber : gambar AI diolah dengan canva)

5. Tidak Ada Pengalaman Kerja yang Relevan

Untuk beberapa posisi, pengalaman kerja yang relevan adalah kunci utama. Jika kita baru memulai karier atau beralih ke industri yang berbeda, tentu kurangnya pengalaman yang relevan bisa menjadi hambatan kita melamar kerja, sehingga ditolak.

Tips:

Jika kita tidak memiliki pengalaman langsung, coba soroti keterampilan transferabel dari pekerjaan sebelumnya atau proyek yang relevan. Selain itu, pertimbangkan untuk mendapatkan pengalaman melalui magang, sukarela, atau proyek freelance untuk membangun portofolio yang kita punya.

6. Terlalu Banyak Pelamar

Kadang-kadang, meskipun kita memenuhi semua kualifikasi, kita mungkin tidak berhasil karena persaingan yang sangat ketat dan banyaknya pelamar. Banyak posisi menarik ribuan lamaran, dan hanya sedikit yang dapat diterima, tentunya kita harus memahami kondisi seperti ini.

Tips:

Untuk mengatasi persaingan yang ketat, pastikan lamaran kita benar-benar istimewa dan menonjol. Tunjukkan dengan jelas bagaimana kita dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan pertimbangkan untuk melamar posisi yang mungkin kurang diminati tetapi masih sesuai dengan keahlian yang kita kuasai.

Terlalu banyak pelamar (sumber : gambar AI diolah dengan canva)
Terlalu banyak pelamar (sumber : gambar AI diolah dengan canva)
7. Kesesuaian Budaya Perusahaan

Perekrut tidak hanya mencari kandidat dengan keterampilan yang tepat tetapi juga seseorang yang cocok dengan budaya perusahaan. Jika kita tampak tidak sesuai dengan budaya atau nilai-nilai perusahaan, kita mungkin tidak diterima.

Tips:

Pelajari tentang budaya perusahaan dan sesuaikan aplikasi yang kita gunakan untuk mencerminkan nilai-nilai yang  dimiliki. Tunjukkan dalam surat lamaran dan wawancara bagaimana kita memang sesuai dengan budaya perusahaan tersebut.

8. Kurangnya Keterampilan Khusus

Beberapa posisi memerlukan keterampilan khusus yang mungkin tidak dimiliki semua pelamar. Jika posisi tersebut sangat teknis atau memerlukan keterampilan khusus yang tidak kita miliki, ini bisa menjadi alasan mengapa kita tertolak.

Tips: 

Jika kita melihat adanya kebutuhan keterampilan khusus dalam deskripsi pekerjaan, pertimbangkan untuk mengembangkan keterampilan tersebut melalui pelatihan atau sertifikasi. Menunjukkan bahwa kita berkomitmen untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru dapat meningkatkan peluang mendapat pekerjaan di masa depan.

9. Kurangnya Kemampuan Beradaptasi

Kurangnya beradaptasi (sumber : Gambar AI diolah dengan canva)
Kurangnya beradaptasi (sumber : Gambar AI diolah dengan canva)

Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah keterampilan penting di banyak pekerjaan. 

Ketrampilan ini perlu kita kuasai sehingga bisa fleksibel saat harus menempati posisi yang mungkin belum pernah kita kuasai.

Jika kita menunjukkan ketidakmampuan untuk beradaptasi atau tidak siap menghadapi tantangan, ini bisa menjadi alasan penolakan.

Tips:

Tunjukkan dalam lamaran dan wawancara bahwa kita mampu beradaptasi dengan perubahan dan belajar dengan cepat. Berikan contoh konkret dari pengalaman kita sebelumnya yang menunjukkan kemampuan untuk menghadapi situasi baru atau tantangan.

Kesimpulan

Mengetahui alasan mengapa lamaran kerja Kita mungkin ditolak adalah langkah pertama untuk  memahami dan memperbaiki CV dan Surat lamaran kita. Selalu berusaha tanpa putus asa, mengevaluasi dan mencari solusi akan mendekatkan pada keberhasilan mendapat pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun