Masih tentang pariwisata berkelanjutan dan rekomendasi desa wisata, kali ini kita akan mengulas dan menikmati seni Gejug Lesung yang berasal dari Desa Klepu, Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Klepu, desa cilik kang kawentar
Gunung Mrican, banyu putih kang ngayomi
Klepu, jaman mbiyen durung kondang.
Nalikane pimpinane sentika Surti
Klepu, Saiki wes Katon gempar,
Mapan Ono sakngisore gunung Mrican.
Klepu, Saiki wes Katon kondhang.
Senajan to Urip e Ono padesan
Senajan to, agamane bedo-bedo
Tetep rukun Yo agaweyo Santosa
Lanang wadon bebarengan nyambut Karyo
Ono tebu, Toto lahir cilik ulo
Ora mokal Klepu dadi kembang lambe,
Pancen Nyoto, akeh kang podho nyatakne
Margo rakyat Kabeh Gedhe semangate.
Margo maju neko legi pangabdine.
Tembang yang menggambarkan kondisi desa Klepu ini bisa memberi informasi pada kita tentang perkembangan desa Klepu yang kini menjadi rekomendasi desa wisata.
Kondisi alam desa Klepu yang berada di ketinggian membuat udara di desa Klepu terasa sejuk, bahkan dingin. Cocok untuk healing dan menikmati segarnya udara pedesaan.
Sebagai rekomendasi desa wisata, Desa Klepu mempunyai beberapa paket wisata. Nanti saya akan membuat artikel tentang desa Klepu Jayandaru sebagai rekomendasi desa wisata. Tapi kali ini, kita fokus pada seni yang ditawarkan sebagai wisata budaya di Desa Klepu ini.
Wisata budaya Seni gejug lesung ini, membuat Desa Klepu bisa menjadi rekomendasi desa wisata.
Berawal dari kebiasaan warga setempat menumbuk padi sambil bergembira menghibur diri, dengan alat yang tersedia mengilhami lahirnya seni gejug lesung yang dikreasikan dengan apik.
Suara alu, yang merupakan alat penumbuk padi dan lesung semacam wadah untuk meletakkan padi yang ditutu atau ditumbuk ternyata menimbulkan irama yang merdu dan menarik.
Suara berpadunya alu dan lesung inilah yang mengilhami para pekerja seni untuk menciptakan seni gejug lesung yang indah dan merdu.
