Pembangunan talud di RT 11 Desa Krandegan, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun yang peletakan batu pertamanya saat acara puncak BBGRM XXI tahun 2024 kini sudah mendekati paripurna. Tentunya tidak perlu ada pertanyaan sibuk atau Produktif, sebab pastilah produktif apa yang telah dilakukan.
Giat melakukan pembangunan tentunya adalah sesuatu yang produktif baik untuk individu dan masyarakat, sebab sudah terlihat hasilnya.
Sedang pembukaan proyek dimulai tanggal 19 Juni 2024 seminggu sebelum peletakan batu pertama.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan talud?
Talud saluran air adalah bagian dari struktur saluran air yang berfungsi sebagai dinding kemiringan yang menopang atau memperkuat tepi saluran air.Â
Fungsi utama dari talud saluran air adalah untuk mencegah tanah di sekitarnya dari erosi akibat aliran air yang kuat, serta mempertahankan bentuk dan kekuatan saluran air itu sendiri.
Contoh dari talud saluran air adalah talud beton yang sering digunakan pada saluran air yang besar dan padat. Talud ini biasanya dibuat dengan kemiringan tertentu untuk memastikan stabilitasnya dan mencegah erosi. Selain itu, talud saluran air juga dapat terbuat dari material alam seperti batu, pasir, atau tanah yang dikeraskan.
Talud saluran air perlu dibuat karena tanpa adanya talud, saluran air dapat mengalami keretakan atau erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan sekitarnya atau bahkan banjir.Â
Dengan adanya talud, saluran air akan lebih kuat dan stabil sehingga dapat memperlancar aliran air dan mengurangi risiko kerusakan akibat erosi.
Pekerja talud diutamakan dari lingkungan terdekat, khususnya RT 11, tempat lokasi talud dibangun. Tapi ternyata warga RT 11 tidak ada yang mendaftar, sehingga lowongan pembangunan talud ditawarkan ke RT terdekat yang bersedia mengambil pekerjaan ini.
Lowongan pekerja talud ditawarkan secara terbuka dan transparan, untuk mencegah kecurigaan dan rasa tidak percaya warga.
Pekerja proyek talud saluran rt 11, digaji harian , untuk kuli 80 ribu rupiah, tukang 95 ribu rupiah lepas, dengan prioritas untuk pekerja yang tinggal di lingkungan terdekat.
Berhubung pekerja lepas, Mamah-Mamah RT 11 berinisiatif untuk menyediakan sarapan secara sukarela untuk para pekerja.Â
Pembangunan Saluran Drainase ini menelan biaya 53.125.000 rupiah, dengan rincian sbb:
- Biaya konstruksi sebesar 51.079.000 rupiah.
-Biaya operasional Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) sebesar 2.046.000 rupiah.
Warga RT 11, khusus nya para mamah bergotong royong untuk mendukung pembangunan desa seperti semangat BBGRM XXI tahun 2024 yang disampaikan oleh kepala Pemberdayaan masyarakat Desa(PMD) Kabupaten Madiun, Soepardi.
Puncak BBGRM XXI tahun 2024 mengandung maksud meningkatkan upaya semangat kebersamaan, kepedulian, dan peran aktif masyarakat berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam penguatan identitas sosial menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Sedang tujuannya adalah:
1. Melestarikan dan mengaplikasikan nilai -nilai gotong royong masyarakat.
2. Meningkatkan keberdayaan lembaga kemasyarakatan yang ada di desa.
Pembangunan talud yang digawangi 7 orang pekerja ini, kini telah mendekati penyelesaian. Penembokan sudah mencapai kira-kira 70 persen lebih. Warga tetap bersemangat saling mendukung demi kelancaran pembangunan talud saluran irigasi, agar saat musim penghujan tidak terjadi penyumbatan, sehingga air tergenang dan terjadi banjir.
Kebetulan saat ini di sini kondisi mendung gelap. Semoga pembangunan talud sudah usai saat hujan mulai turun kembali.
Yuk saksikan video progres pembangunan talud dari peletakan batu pertama hingga hari ini Kamis 04/07/2024.
Sumber : YouTube @Isti Yogiswandani channelÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H