Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kisah Mudik Menarik, Petik Degan dari Kebun Sendiri

10 April 2024   15:54 Diperbarui: 20 April 2024   12:39 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon kelapa nya tinggi -tinggi. Butuh orang yang punya ketrampilan khusus untuk memanjat nya (dokpri)

"Mau degan, nggak?"Tanya kakak.

"Maulah! Tapi siapa yang mau petik degannya?" Jawab ku.

Kami memang punya kebun kelapa. Lumayan lah meski mungkin tidak seluas perkebunan. Namun begitu, banyaknya pepohonan ini memudahkan kita menemukan sumber mata air dari dalam tanah.

Dulu, Bapak memang suka sekali menanami pekarangan dengan aneka tanaman. Sampai sekarang banyak pohon buah-buahan yang masih menghasilkan.

Salah satunya kelapa. Tapi pohon kelapa nya tinggi-tinggi. Perlu ketrampilan khusus untuk memanjat pohon kelapa yang begitu tinggi.

Pohon kelapa nya tinggi -tinggi. Butuh orang yang punya ketrampilan khusus untuk memanjat nya (dokpri)
Pohon kelapa nya tinggi -tinggi. Butuh orang yang punya ketrampilan khusus untuk memanjat nya (dokpri)

"Ada orang yang mau beli kelapa muda.Bisa sekalian minta tolong dipetikkan!" Jawab kakak lagi.

"Oke, 2 atau 3 saja, jangan banyak-banyak. Bisa buat takjil puasa hari terakhir!"

Kebun kelapa yang berlokasi di dekat rumah ini, berdampingan dengan banyak pohon lain. Ada durian, tapi belum pernah berbuah. Ada langsep, sejenis duku. Dulu sering berbuah dengan banyak dompolan atau tandan.

Ada banyak pohon sonokeling yang bisa diambil kayunya. Di sepanjang pinggir berbatasan dengan sawah juga banyak pohon pisang.

Pokoknya pekarangan tidak boleh dikosongkan, itu prinsip  Bapak. Kini kakak yang rajin menanam dan merawat tanaman, sehingga selama mudik kami tidak kekurangan buah-buahan. 

Ada jambu biji merah, pepaya, dan rambutan rapiah yang besar, daging buahnya tebal dan sangat manis .

Di samping bisa diambil manfaat dari buahnya, banyaknya pepohonan tentunya juga mengikat air tanah yang bisa menjaga ketersediaan air saat kemarau, dan menyimpan banyak mata air yang bisa menyediakan ketersediaan air bagi kehidupan.

Mas Nur dan degan yang baru dipetik nya (dokpri)
Mas Nur dan degan yang baru dipetik nya (dokpri)

Dikutip dari forestsnews.cifor.org, Setiap hari, banyaknya pohon mengisi suplai uap air di atmosfer.

 Banyaknya pohon mengangkat air dari akar, dan melepasnya lewat daun melalui transpirasi. Bersama dengan evaporasi dari laut dan sumber air lain, proses ini memutar daur air dan mengisi atmosfer dengan uap air.

Proses ini begitu kuat hingga dapat dilihat dari luar angkasa,”( David Gaveau,  penulis Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR))

 "Jika Anda lihat citra satelit (di atas) Amazon, Afrika tengah, atau Asia Tenggara, kita bisa melihat kilau uap air menggelembung naik," David melanjutkan.

Diketahui dari penelitian terbaru, 70 persen kelembaban atmosfer dari daratan dihasilkan dari pepohonan, berbeda dari evaporasi danau atau sungai, ternyata jauh lebih banyak dari dugaan sebelumnya.

Sedang menurut cipari.desa.id, .Akar pohon membantu mengikat air di sekitarnya, sehingga bisa meminimalisir laju penguapan pada tanah.

Akar pohon memiliki peran penting dalam mempertahankan ketersediaan air di lingkungan sekitarnya.

Akar pohon menyerap air dari tanah untuk fotosintesis dan metabolisme, juga mampu mengeluarkan air sebagai upaya penundaan dehidrasi saat tanah mengalami kekeringan.

selain menyaring air, pohon juga berfungsi  sebagai penyimpan air tanah (dokpri)
selain menyaring air, pohon juga berfungsi  sebagai penyimpan air tanah (dokpri)

Menurut  laman www.its.ac.id,selain menyaring air, pohon juga berfungsi  sebagai penyimpan air tanah. 

Sedang sebagian besar pasokan air bersih yang kita gunakan bersumber dari pegunungan-pegunungan yang ditumbuhi oleh banyak pohon.

Ternyata, banyaknya pohon sangat bermanfaat untuk menjaga ketersediaan air dari mata air alami yang terdapat di dalam tanah di sekitar perakaran.

Degan/kelapa muda yang dipetik dari kebun sendiri. Segar dan manis (dokpri)
Degan/kelapa muda yang dipetik dari kebun sendiri. Segar dan manis (dokpri)

"Bu, pilih kelapa hijau atau yang kuning. Kalau yang hijau, dagingnya tebal. Yang kuning masih tipis, empuk dan lunak!" Tanya Mas Nur.

"Yang empuk, pokoknya" Jawabku.

"Ini empuk semua, Bu. Masih muda semua. Tapi yang hijau daging buahnya lebih tebal. Apa mau dicampur saja?"

"Ya, boleh. Dicampur saja kalau gitu!" Jawabku.

"Itu Mas Nur sudah berpengalaman memetik degan. Prediksinya hampir tidak pernah salah, kata Kakak menambahkan.

"Ya, sudah. Di-mix saja kalau gitu!" Jawabku.

Kelapa muda sudah dipilih yang besar-besar. Aku segera mempersiapkan air gula merah untuk juruh(sirup dari gula merah).

Pokoknya siap dinikmati sebagai takjil buka terakhir.

Yuk, mari. Pengalaman mudik yang menarik. Lain waktu kita sambung dengan cerita yg lain tentang mudik.

https://forestsnews.cifor.org/49154/mengkaitkan-pohon-dan-air?

https://cipari.desa.id/peran-akar-pohon-dalam-mempertahankan-ketersediaan-air-di-lingkungan#

https://www.its.ac.id/news/2019/11/21/kenali-peran-pohon-guna-tingkatkan-kepedulian-terhadap-pohon/#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun