Di pondok pesantren, Ahyad diajar menghafal Alquran dan hadist nabi. Juga pengetahuan umum dan ekstrakurikuler olahraga.
Para santri juga diberi kesempatan untuk menelpon orang tua pada waktu yang ditentukan. Biasanya sambil melepas kangen, para santri bisa berpesan barang-barang yang diinginkan agar dikirim oleh orang tuanya.
Ahyad yang memesan banyak barang pada orang tuanya bingung menyimpan barang-barangnya, akhirnya dimasukkan loker. Tapi saat dibuka, beraneka jajanan yang disembunyikan berhamburan, sehingga akhirnya ia mengajak teman-teman nya untuk menikmati bersama-sama.
Saat sendiri, Ahyad sangat rindu pada Abi dan ummi nya. Rasa rindu itu semakin lama tak tertahan, membuatnya ingin kabur.Â
Ternyata keinginan Ahyad bersambut saat kedua temannya juga tidak betah menjalani kehidupan pesantren yang serba diatur. Makan diatur, mandi diatur, shalat diatur.
Akhirnya mereka bertiga menyusun strategi untuk kabur bersama.
Pada saat yang ditentukan, mereka siap kabur dengan melompat melalui jendela pondok. Saat kedua temannya sudah berhasil keluar, Ahyad tidak bisa melompat karena nggak nyampai, akhirnya Ahyad mencari jalur lain.
Tapi ternyata, saat keluar gedung, di halaman pondok ramai sekali. Banyak santri yang sedang bermain voli. Ahyad berusaha bersikap tenang dan berhasil berjalan melewati mereka. Tiba-tiba sebuah smash bola yang keras menghantam kepalanya, dan semua gelap. Ahyad pun gagal kabur.
Sementara kedua teman Ahyad yang lama menunggu, justru bertemu orang gila yang menodongkan pisau pada mereka. Sehingga akhirnya mereka berlari mencari perlindungan masuk pondok, jadi gagal kabur juga.